Perbedaan antara Bronkitis dan Pneumonia, Masalah Paru-paru yang Kerap Dianggap Sama
Kondisi pneumonia dan bronkitis yang dialami oleh seseorang bisa dibedakan dengan berbagai cara berikut ini:

Jika Anda pernah mengalami batuk berkepanjangan yang terasa berasal dari dalam dada, mungkin Anda bertanya-tanya apakah itu bronkitis atau pneumonia. Kedua kondisi ini memang sering disalahartikan sebagai hal yang sama karena memiliki gejala yang mirip. Namun, perbedaan mendasar antara bronkitis dan pneumonia dapat memengaruhi tingkat keparahan, cara pengobatan, serta risiko komplikasi yang dapat terjadi.
Persamaan dan Perbedaan antara Bronkitis dan Pneumonia
Dilansir dari Everyday Health, bronkitis akut adalah kondisi ketika saluran bronkial—yang berfungsi membawa udara ke dan dari paru-paru—mengalami peradangan. Biasanya, bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus seperti flu atau pilek dan dapat sembuh dalam satu hingga dua minggu. Sementara itu, bronkitis kronis merupakan kondisi yang lebih serius dan berlangsung lama, sering kali dikaitkan dengan kebiasaan merokok atau paparan zat iritan lainnya.
Di sisi lain, pneumonia adalah infeksi yang menyerang salah satu atau kedua paru-paru. Penyebabnya bisa berupa bakteri, virus, atau jamur. Ketika seseorang menderita pneumonia, kantung udara di paru-paru (alveoli) terisi dengan cairan atau nanah, yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan berisiko tinggi menimbulkan komplikasi serius.
Menurut Dr. Ralph Gonzales, seorang dokter spesialis penyakit dalam dan Kepala Inovasi Klinis di University of San Francisco Health, banyak orang sering salah mengira bronkitis sebagai pneumonia atau sebaliknya. “Apa yang kita sebut bronkitis terkadang sebenarnya adalah pneumonia,” jelasnya.

Gejala Bronkitis dan Pneumonia
Beberapa gejala yang sering muncul pada kedua kondisi ini meliputi:
Batuk (dengan atau tanpa produksi lendir)
Kelelahan
Sesak napas, terutama saat beraktivitas
Demam dan menggigil
Namun, pneumonia sering kali disertai dengan gejala tambahan yang lebih parah, seperti:
Kulit yang berkeringat secara berlebihan dan terasa lembap
Nyeri dada tajam, terutama saat bernapas dalam atau batuk
Sakit kepala dan kebingungan
Hilangnya nafsu makan
Mual, muntah, atau diare
Perbedaan mendasar lainnya adalah bahwa bronkitis hanya memengaruhi saluran bronkial, sedangkan pneumonia menyerang alveoli paru-paru. Inilah yang menyebabkan pneumonia lebih berisiko menimbulkan komplikasi serius dibandingkan bronkitis.
Bisakah Bronkitis Berkembang Menjadi Pneumonia?
Meskipun bronkitis dan pneumonia merupakan dua kondisi yang terpisah, dalam beberapa kasus, infeksi bronkitis bisa berkembang menjadi pneumonia. Ini terjadi ketika infeksi menyebar dari saluran bronkial ke dalam paru-paru atau jika seseorang mengalami infeksi sekunder. Walaupun jarang terjadi, kondisi ini lebih umum dialami oleh individu dengan sistem imun yang lemah atau mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.
Menurut Dr. Fernando Holguin, Profesor Kedokteran di University of Colorado School of Medicine, “Bronkitis dan pneumonia bisa terjadi secara bersamaan, tetapi satu tidak selalu menyebabkan yang lain.” Namun, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih berisiko mengalami peralihan dari bronkitis menjadi pneumonia.
Beberapa kelompok yang lebih rentan mengalami komplikasi dari bronkitis menjadi pneumonia antara lain:
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
Perokok
Mereka yang memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung, ginjal, atau hati
Orang dengan gangguan paru-paru seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Lansia dan anak-anak
Ibu hamil

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?
Jika Anda mengalami batuk yang berkepanjangan disertai demam atau sesak napas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Tanda-tanda berikut mungkin mengindikasikan bahwa bronkitis telah berkembang menjadi pneumonia:
Demam tinggi (di atas 38°C) yang berlangsung lebih dari dua hari
Nyeri dada mendadak, terutama jika terasa di satu sisi
Dahak berdarah
Batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu
Sesak napas yang terjadi bahkan saat melakukan aktivitas ringan
Menggigil hebat
Pernapasan cepat
Kelelahan ekstrem atau kebingungan
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin merekomendasikan rontgen dada untuk memastikan apakah seseorang mengalami bronkitis atau pneumonia.
Pencegahan dan Pengobatan
Mencegah infeksi pernapasan adalah langkah terbaik untuk mengurangi risiko bronkitis dan pneumonia. Beberapa cara yang bisa dilakukan meliputi:
Mencuci tangan secara teratur
Menghindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci
Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit
Mendapatkan vaksin flu dan pneumonia sesuai anjuran medis
Pengobatan bronkitis akut biasanya melibatkan istirahat yang cukup, minum banyak cairan, dan penggunaan obat pereda nyeri untuk meredakan gejala. Dalam kasus bronkitis kronis, dokter mungkin meresepkan obat bronkodilator atau steroid inhalasi untuk membantu membuka saluran udara.
Sementara itu, pneumonia dapat memerlukan perawatan lebih intensif. Jika disebabkan oleh bakteri, dokter biasanya akan memberikan antibiotik. Dalam kasus yang lebih ringan, perawatan di rumah dengan istirahat, hidrasi, dan obat penurun demam sudah cukup. Namun, jika pneumonia menyebabkan gangguan pernapasan yang serius, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan terapi oksigen dan antibiotik intravena.