Tak Bisa Dicegah, Begini Cara Kurangi Risiko Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah namun bisa diupayakan cara untuk menurunkan risikonya.
Ahli Gizi: Pola makan sehat, olahraga, dan vaksinasi dapat kurangi risiko penyakit autoimun.
Tak Bisa Dicegah, Begini Cara Kurangi Risiko Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun, meskipun tidak dapat sepenuhnya dicegah karena faktor genetik, dapat diurangi risikonya dengan mengadopsi pola makan sehat dan gaya hidup yang tepat. Kepala Divisi Alergi-Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM, beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana cara mencegah penyakit autoimun? Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya penyakit autoimun. Pertama-tama, penting untuk menjaga pola makan yang sehat. Mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat dan sehat.
-
Apa itu penyakit autoimun? Penyakit autoimun merupakan keadaan di mana sistem imun tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.
-
Bagaimana penyakit autoimun terjadi? Inilah yang terjadi pada penyakit autoimun, kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan tubuh yang sehat.
-
Kenapa penyakit autoimun terjadi? Meskipun penyebab pasti dari penyakit autoimun belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang diduga berkontribusi pada perkembangan penyakit autoimun.
-
Siapa yang bisa terkena penyakit autoimun? 'Orang-orang dengan penyakit autoimun kerap juga mengalami rheumatoid arthritis sehingga antibodi atau daya tahan tubuhnya menyerang sendinya sendiri hingga rusak,' ujarnya.
Menurut Dr. Sukamto, pola makan memiliki dampak signifikan pada risiko penyakit autoimun. Meskipun faktor genetik memainkan peran utama dalam perkembangan penyakit ini, beberapa makanan tertentu dapat memicu perubahan dalam sistem kekebalan tubuh, seperti merusak tubuh dengan radikal bebas. Oleh karena itu, menerapkan pola makan yang seimbang, kaya antioksidan, dan nutrisi dapat mengurangi kemungkinan terkena penyakit autoimun.
"Dengan makan makanan sehat, seimbang, dan teratur, kaya antioksidan dan nutrisi itu bisa mengurangi kemungkinan autoimun," ujar Dr. Sukamto dilansir dari Antara.
Selain pola makan, olahraga teratur juga dianggap penting dalam mengurangi risiko penyakit autoimun. Dr. Sukamto menyarankan agar orang-orang menjaga berat badan ideal, karena peningkatan berat badan dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit autoimun.
"Berat badan meningkatkan chance mendapatkan autoimun tinggi," kata dia.
Faktor-faktor lain yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit autoimun termasuk menghindari merokok, menjaga tidur yang cukup, dan mengelola stres. Stres kronik diketahui dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi stres dapat berkontribusi pada menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh.
Cara lainnya untuk mengurangi risiko terkena penyakit autoimun, yakni menghindari merokok, tidur malam cukup dan mengelola stres karena stres kronik sangat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
"Lalu jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit autoimun segera konsultasi ke dokter untuk pemeriksaan dan diagnosis dini," saran Sukamto.
Dr. Sukamto juga menyoroti pentingnya mendapatkan vaksinasi sebagai langkah pencegahan. Terutama, dalam situasi seperti pandemi COVID-19, di mana infeksi dapat memicu reaksi autoimun. Vaksinasi tidak hanya mencegah infeksi tetapi juga membantu mencegah terpicu reaksi autoimun akibat infeksi.
Autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel dan jaringan sehat dalam tubuh sendiri. Meskipun gejalanya bervariasi tergantung pada organ yang terkena, tingkat keparahan, dan perjalanan penyakit, manajemen risiko melalui pola makan sehat, olahraga teratur, dan gaya hidup yang baik dapat memberikan kontribusi positif untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko terkena penyakit autoimun.
Penting juga untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada riwayat keluarga dengan penyakit autoimun untuk pemeriksaan dan diagnosis dini.
"Jadi, penyakit autoimun bisanya fluktuatif, bisa membaik yang disebut remisi, atau justru memburuk. Ini dapat membuat diagnosis dan manajemen penyakitnya jadi lebih kompleks," kata dia