Tanda-tanda Keterlambatan Bicara pada Anak Usia 12 Bulan hingga 3 Tahun yang Perlu Diperhatikan
Pahami tanda-tanda keterlambatan bicara pada anak untuk melakukan deteksi awal dan memberikan penanganan yang sesuai.

Setiap orang tua tentu berharap anaknya dapat tumbuh dengan baik, terutama dalam hal perkembangan bicara dan bahasa. Namun, terkadang anak mengalami keterlambatan dalam berbicara, yang sering disebut dengan speech delay. Kondisi ini merujuk pada situasi di mana anak mengalami perkembangan bicara yang lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Mengutip dari laman RS Pondok Indah, anak yang mengalami speech delay mungkin akan kesulitan dalam mengucapkan kata-kata, merangkai kalimat, atau bahkan memahami serta meniru bunyi yang didengar. Meskipun kondisi ini tidak selalu menunjukkan adanya masalah serius, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau terapis jika anak tampak mengalami keterlambatan dalam berbicara.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah kemampuan berbicara anak mengalami keterlambatan adalah dengan melakukan screening perkembangan secara berkala. Di Indonesia, dianjurkan untuk melakukan screening tumbuh kembang setiap tiga bulan sekali hingga anak berusia dua tahun. Setelah itu, screening dapat dilanjutkan setiap enam bulan sekali hingga anak berusia enam tahun. Saat melakukan screening, tidak hanya perkembangan bicara yang diperiksa, tetapi juga pertumbuhan fisiknya, seperti penambahan berat badan, tinggi badan, serta lingkar kepala. Pemeriksaan ini juga mencakup perkembangan motorik kasar, motorik halus, dan kemampuan sosial serta kemandirian. Dengan cara ini, diharapkan tanda-tanda speech delay atau indikasi penyimpangan perkembangan lainnya dapat terdeteksi sejak dini.
Mengenai usia di mana speech delay dapat teridentifikasi, hal ini bergantung pada instrumen yang digunakan dalam pemeriksaan. Di fasilitas kesehatan tingkat pertama, instrumen yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan adalah Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Instrumen ini dapat mendeteksi masalah tumbuh kembang anak sejak usia tiga bulan. Lalu, bagaimana cara kita mengenali ciri-ciri speech delay pada anak? Mari kita bahas lebih lanjut.
Ciri-ciri Speech Delay Berdasar Usia
Setiap tahap perkembangan memiliki indikator tertentu yang dapat mengindikasikan adanya speech delay. Berikut adalah ciri-ciri yang dapat dilihat berdasarkan kelompok usia:
- Usia 12 bulan: Anak tidak menunjukkan gerakan seperti menunjuk atau melambaikan tangan. Pada usia ini, anak seharusnya mulai menunjukkan tanda-tanda komunikasi non-verbal.
- Usia 18 bulan: Anak cenderung lebih mengandalkan gerakan tubuh untuk berkomunikasi dan mengalami kesulitan dalam meniru suara serta memahami ucapan sederhana.
- Usia 2 tahun: Anak hanya dapat meniru ucapan atau tindakan tanpa mampu menghasilkan kata atau frasa secara mandiri. Mereka juga sering mengulang kata atau suara secara berulang dan tidak dapat mengucapkan setidaknya 25 kata.
- Usia 2,5 tahun: Anak mengalami kesulitan dalam menggunakan frasa dua kata atau kombinasi kata dan tidak dapat menyebutkan nama anggota tubuh dengan benar.
- Usia 3 tahun: Anak tidak dapat menggunakan 200 kata dan menemui kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik.
Dengan mengenali ciri-ciri ini, orang tua dapat lebih peka terhadap perkembangan kemampuan berbicara anak mereka.
Hal yang Harus Diperhatikan
Selain faktor usia, terdapat beberapa indikator umum yang dapat menunjukkan adanya keterlambatan berbicara pada anak. Berikut adalah beberapa tanda yang bisa diperhatikan:
- Jarang mencoba untuk berbicara atau meniru kata-kata yang diucapkan oleh orang dewasa.
- Tidak memberikan respons ketika namanya dipanggil.
- Menghindari kontak mata saat berinteraksi.
- Kesulitan dalam menyebutkan nama benda-benda yang ada di rumah.
- Belum mampu merangkai dua atau tiga kata menjadi kalimat yang sederhana.
- Tidak dapat mengikuti instruksi yang sederhana.
- Kesulitan dalam memberikan respons saat diajak berbicara.
- Lebih sering menggunakan isyarat tubuh daripada berbicara ketika ingin meminta sesuatu.
- Kesulitan menirukan suara yang didengar.
Ciri-ciri tersebut dapat menjadi petunjuk awal bahwa anak mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicaranya. Mengidentifikasi tanda-tanda ini lebih awal sangat penting untuk memberikan intervensi yang tepat dan mendukung perkembangan komunikasi anak.
Pentingnya Deteksi Dini
Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki laju perkembangan yang unik. Munculnya beberapa tanda yang telah disebutkan tidak selalu menunjukkan bahwa anak mengalami keterlambatan bicara. Namun, jika orang tua mengamati beberapa gejala tersebut, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau terapis wicara. "Diagnosis dan penanganan yang tepat sangat penting untuk membantu anak mengejar perkembangan bicaranya." Deteksi dini menjadi faktor kunci dalam memberikan intervensi yang efektif. Dengan pendekatan yang sesuai, anak dapat memperoleh dukungan yang diperlukan untuk mengatasi masalah keterlambatan bicaranya. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan, karena setiap anak berhak mendapatkan dukungan terbaik dalam proses perkembangannya.