Toilet Jongkok vs Toilet Duduk, Mana yang Lebih Baik untuk Penderita Wasir? Ini Jawaban Dokter Ahli
Bagi penderita wasir, memilih jenis WC bisa mempengaruhi kambuh tidaknya wasir, bahkan bisa memperparah kondisi wasir, ini saran dokter ahli.

Pemilihan jenis toilet, apakah jongkok atau duduk, ternyata berpengaruh terhadap kesehatan, terutama dalam kelancaran buang air besar (BAB). Menurut para ahli, toilet jongkok lebih direkomendasikan karena memudahkan proses BAB dan dapat mencegah berbagai masalah kesehatan, seperti sembelit dan wasir.
Toilet Jongkok Lebih Baik untuk Penderita Wasir

Dokter bedah umum dari Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI), dr. Retno Putri Arini, Sp.B, menjelaskan bahwa penggunaan toilet jongkok lebih baik untuk penderita wasir karena posisi ini membuat proses BAB menjadi lebih mudah dan lancar.
-
Mengapa toilet jongkok lebih baik untuk wasir? 'Toilet yang ideal adalah toilet jongkok, karena saat posisi jongkok, sudut usus menuju anus menjadi lebih mendatar,' jelas dokter spesialis bedah umum Retno Putri Arini dalam sebuah sesi daring pada Kamis, 3 Oktober 2024. Retno juga menekankan bahwa toilet jongkok membantu pasien wasir untuk mengejan dengan lebih mudah.
-
Bagaimana cara toilet jongkok membantu penderita wasir? Retno juga menekankan bahwa toilet jongkok membantu pasien wasir untuk mengejan dengan lebih mudah.
-
Siapa yang dianjurkan menggunakan toilet jongkok? Namun, bagi pasien yang menderita wasir atau ambeien, penggunaan toilet jongkok lebih dianjurkan karena dapat mempermudah proses Buang Air Besar (BAB).
-
Apa jenis wasir? Wasir dapat dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan lokasinya, yaitu: - Wasir internal: Pembuluh darah yang membesar tidak terlihat dari luar. - Wasir eksternal: Pembengkakan pembuluh darah terlihat dari luar dan biasanya lebih menyakitkan.
-
Bagaimana wasir diobati? Pengobatan wasir sangat bergantung pada tingkat keparahan yang dialami. Pada tahap awal, wasir dapat ditangani dengan perawatan mandiri di rumah, seperti meningkatkan asupan serat, minum cukup air, dan menghindari duduk terlalu lama. Namun, untuk wasir dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi, diperlukan intervensi medis.
-
Kenapa duduk terlalu lama bisa menyebabkan wasir? Kebiasaan duduk dalam jangka waktu yang lama dapat memberikan tekanan pada pembuluh darah vena di sekitar anus, yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya wasir.
"Penggunaan toilet yang bagus itu adalah toilet jongkok karena pada saat kita posisi jongkok, sudut dari usus untuk menuju anus atau lubang keluar lebih mendatar," kata dr. Retno dalam gelaran wicara daring di Jakarta, Kamis.
Posisi jongkok memungkinkan sudut usus lebih sejajar dengan anus, sehingga BAB dapat berlangsung tanpa perlu mengejan terlalu keras. Mengejan terlalu lama atau terlalu kuat dapat meningkatkan risiko wasir atau memperburuk kondisi bagi yang sudah mengalaminya.
Sebaliknya, toilet duduk membuat sudut usus menuju anus menjadi lebih besar, sehingga seseorang membutuhkan usaha lebih untuk mengejan saat BAB. Hal ini bisa menyebabkan tekanan berlebih pada rektum dan pembuluh darah, yang pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya wasir.
"Jadi, dia (BAB) keluarnya lebih mudah, istilahnya kalau ngeden posisinya jongkok cukup mudah," tambah dr. Retno, yang berpraktik di Rumah Sakit Permata Depok.
Hindari Kebiasaan Berlama-lama di Toilet

Selain pemilihan jenis toilet, durasi BAB juga menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan. Kebiasaan duduk terlalu lama di toilet, terutama sambil bermain gawai, dapat meningkatkan risiko wasir.
"Selain itu, kalau (BAB di toilet) jongkok terlalu lama pegal dan kalau di toilet duduk nyaman, bisa sambil main HP (dan membuat waktu BAB jadi lebih lama), jadi jawabannya jongkok," ujar dokter lulusan Universitas Diponegoro tersebut.
Idealnya, BAB dilakukan dalam waktu yang cukup tanpa distraksi lain. Terlalu lama di toilet dapat menyebabkan tekanan berlebih pada pembuluh darah vena di anus, yang menjadi salah satu penyebab utama wasir.
Jika BAB terasa sulit atau terlalu lama karena sembelit, dr. Retno menyarankan untuk meningkatkan konsumsi air putih dan makanan kaya serat. Asupan probiotik dari yogurt juga dapat membantu melancarkan sistem pencernaan.
"Harus banyak mengonsumsi air putih, sehari 2 liter atau 8 gelas belimbing dan makan serat, terutama buah pepaya, melon, semangka," sarannya.
Pendapat Ahli Bedah: Jongkok Lebih Baik dari Segi Anatomi

Pendapat serupa juga disampaikan oleh dr. Franky Mainza Zulkarnaen, Sp.B, seorang dokter spesialis bedah dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI). Ia menegaskan bahwa posisi jongkok lebih baik dari segi anatomi karena tidak memberikan tekanan berlebih pada rektum atau selang pembuangan.
"WC paling bagus jongkok. Dari segi anatomi enggak menekan rektum atau selang pembuangan," ujar dr. Franky di Jakarta, Kamis.
Tekanan pada rektum menjadi salah satu faktor utama munculnya wasir atau hemoroid, yaitu pelebaran pembuluh darah vena di sekitar anus yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan.
Selain posisi BAB yang kurang ideal, kurangnya konsumsi serat dari sayuran dan buah, serta kebiasaan makan makanan pedas dalam jumlah berlebihan, juga dapat meningkatkan risiko wasir.
"Panas cabai membuat pergerakan usus lebih cepat sehingga tekanan meningkat, membuat pelebaran pembuluh darah vena," tutur dr. Franky.
Selain kebiasaan mengejan terlalu kuat, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko wasir, antara lain:
- Kehamilan – Tekanan pada pembuluh darah di area panggul meningkat selama kehamilan.
- Sering Duduk Terlalu Lama – Baik di toilet maupun dalam aktivitas sehari-hari.
- Usia Lanjut – Elastisitas pembuluh darah menurun seiring bertambahnya usia.
Berdasarkan pendapat para ahli, toilet jongkok lebih disarankan dibandingkan toilet duduk karena posisi ini memudahkan BAB, mengurangi kebutuhan mengejan, serta menurunkan risiko wasir. Selain itu, penting untuk menjaga pola makan sehat dengan memperbanyak konsumsi serat dan air putih agar sistem pencernaan tetap lancar.
Selain memilih toilet yang tepat, kebiasaan BAB yang benar juga perlu diterapkan. Hindari berlama-lama di toilet, terutama saat menggunakan gawai, agar tidak meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di sekitar anus. Dengan begitu, kesehatan pencernaan dapat terjaga dengan lebih baik.