Tramadol Bukan Obat Bebas Konsumsi, Kenali Dampaknya Jika Dikonsumsi Anak dan Remaja
Tramadol seharusnya hanya digunakan dengan resep dokter dan tidak diperuntukkan bagi anak-anak.
Beberapa waktu lalu, Polres Tasikmalaya, Jawa Barat, berhasil menangkap tiga orang yang terlibat dalam penjualan obat tramadol dan eximer. Menurut keterangan Kasat Narkoba Polres Tasikmalaya, AKP Beni Firmansyah, ketiga tersangka menargetkan pelajar sebagai konsumen utama obat-obatan tersebut. "Modusnya memanfaatkan pelajar yang masih labil serta diiming-imingi enak tidur saat konsumsi obat ini," ujarnya, seperti yang dilaporkan oleh Regional Liputan6.com. "Awalnya dari mulut ke mulut dia menyampaikannya kalau mau enak tidur pake obat ini, awalnya diimingi seperti itu," tambahnya.
Praktisi kesehatan masyarakat, dokter Ngabila Salama, menjelaskan bahwa tramadol merupakan obat analgesik yang digunakan untuk mengatasi rasa nyeri yang sedang hingga berat. Ia menekankan bahwa obat ini umumnya diperuntukkan bagi orang dewasa dan penggunaannya pada anak-anak harus dilakukan dengan sangat hati-hati. "Pemberian tramadol pada anak-anak dan remaja harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena potensi efek samping yang serius, termasuk efek pada perilaku," kata Ngabila dalam pesan tertulis yang diterima Liputan6.com pada Senin, 2 Desember 2024. Ia juga menyarankan agar anak-anak lebih baik menggunakan obat penghilang rasa sakit lain yang lebih aman, seperti parasetamol dan ibuprofen.
-
Gimana cara obat opioid bahaya buat anak? Pemberian opioid pada anak atau balita yang tidak terkontrol dapat menyebabkan depresi pernapasan yang parah atau bahkan berakibat fatal.
-
Obat apa yang bisa bahaya buat anak? Sejumlah obat-obatan bisa jadi sangat berbahaya bahkan mungkin mematikan ketika dikonsumsi oleh anak atau bayi.
-
Kenapa anak bahaya minum obat dewasa? Anak-anak memiliki sistem pencernaan, metabolisme, dan fungsi hati yang belum sepenuhnya berkembang, sehingga mereka mungkin tidak dapat memetabolisme obat dengan efisiensi yang sama seperti orang dewasa.
-
Apa saja bahan yang bahaya untuk remaja? Namun, menurut sebuah ulasan dalam American Journal of Clinical Dermatology pada tahun 2012, 'fragrance merupakan salah satu penyebab paling umum dari reaksi alergi kontak.'
-
Kenapa penyalahgunaan narkoba jadi ancaman besar buat remaja? Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu momok yang mengancam remaja. Berdasar data, terjadi peningkatkan penggunaan narkoba pada anak usia sekolah.
-
Bagaimana penyalahgunaan obat bisa membahayakan? Penyalahgunaan obat dapat berdampak serius pada kesehatan dan kehidupan seseorang.
Ngabila menambahkan bahwa jika tramadol harus diberikan kepada anak atau remaja, penting untuk memantau perilaku mereka secara ketat selama pengobatan. "Jika tramadol harus diberikan kepada anak atau remaja, penting untuk memantau perilaku mereka secara ketat selama pengobatan," ungkapnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan dalam penggunaan obat ini, terutama di kalangan remaja yang rentan terhadap pengaruh negatif dari obat-obatan terlarang.
Efek Samping Konsumsi Tramadol
Pemberian obat tramadol harus dilakukan dengan resep dari dokter. Dokter yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut menyatakan bahwa tramadol tidak boleh diberikan kepada anak-anak atau remaja yang memiliki riwayat gangguan mental dan emosional. Ngabila menekankan pentingnya bagi orangtua untuk memahami efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan tramadol pada anak atau remaja. Salah satu efek yang mungkin muncul adalah peningkatan agresivitas pada anak. "Jika anak atau remaja menunjukkan perilaku agresif atau mengalami efek samping lainnya setelah mengonsumsi tramadol, segera konsultasikan dengan dokter untuk melakukan penyesuaian dosis atau mengganti obat," pesan Ngabila.
Efek Samping Tramadol pada Anak dan Remaja
Ngabila menjelaskan beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan obat tramadol pada anak-anak dan remaja.
1. Gangguan Sistem Saraf Pusat
Tramadol berfungsi dengan memengaruhi reseptor opioid di otak, yang dapat menyebabkan gejala seperti sedasi, pusing, kebingungan, dan bahkan halusinasi. "Pada anak-anak dan remaja, hal ini dapat memengaruhi suasana hati dan perilaku," ungkap Ngabila.
2. Agresivitas
Beberapa laporan menunjukkan bahwa penggunaan tramadol dapat mengakibatkan perubahan perilaku, termasuk peningkatan agresivitas. Hal ini mungkin terkait dengan interaksi tramadol terhadap neurotransmiter seperti serotonin dan norepinefrin di dalam otak.
3. Efek Neuropsikologis
Gangguan tidur, kecemasan, dan iritabilitas merupakan efek samping lain yang dapat memengaruhi pengendalian emosi. "Pada remaja yang sudah memiliki predisposisi terhadap gangguan mental atau emosional, tramadol dapat memperburuk kondisi tersebut," tambahnya.
4. Risiko Kejang
Tramadol dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kejang, terutama jika dosisnya tinggi atau jika dikombinasikan dengan obat lain yang dapat menurunkan ambang kejang. Kejang yang terjadi dapat memicu stres emosional yang berpotensi meningkatkan agresivitas seseorang.
5. Sindrom Serotonin
Penggunaan tramadol bersamaan dengan obat yang dapat meningkatkan kadar serotonin, seperti antidepresan, berisiko menyebabkan sindrom serotonin. Kondisi ini dapat menimbulkan perubahan mental, termasuk perasaan gelisah dan agresi.
6. Efek Ketergantungan
Penggunaan tramadol sebaiknya tidak dilakukan dalam jangka panjang. Obat ini memiliki risiko menyebabkan ketergantungan. Saat efek tramadol mulai memudar, anak atau remaja mungkin menunjukkan perilaku impulsif atau agresif sebagai respons terhadap gejala putus obat yang mereka alami.