Jeje Ungkap Watak Asli Shin Tae-yong: Galak tapi Santuy
Timnas Indonesia semakin diperhitungkan di kancah internasional. Di bawah arahan Shin Tae-yong, tim Garuda Nusantara terus menunjukkan prestasi.
Timnas Indonesia kini semakin diperhitungkan di kancah internasional. Dengan arahan Shin Tae-yong, tim Garuda Nusantara terus menunjukkan perkembangan yang signifikan melalui berbagai prestasi yang mengesankan. Selama lebih dari empat tahun, Shin Tae-yong telah berkontribusi besar bagi Timnas Indonesia, termasuk membawa tim Merah-Putih mencapai babak 16 besar Piala Asia dan hampir meloloskan tim U-23 ke Olimpiade Paris.
Yang terbaru, ia berhasil mendekatkan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026. Dalam laga kualifikasi ronde ketiga, Indonesia berhasil mengalahkan Arab Saudi, sehingga saat ini menempati posisi ketiga. Jika mampu menyelesaikan kompetisi di dua besar, maka Timnas Indonesia akan memastikan diri tampil di Piala Dunia 2026. Kali ini, menarik untuk mengulas sosok Shin Tae-yong. Seperti apa sebenarnya karakter pelatih berusia 54 tahun ini?
Galak tapi Santuy
Semua kisah yang akan diceritakan kali ini berasal dari Jeong Seok Seo, yang lebih dikenal dengan nama Jeje. Ia menjabat sebagai penerjemah untuk Shin Tae Yong selama pelatih asal Korea Selatan itu memimpin Timnas Indonesia sejak akhir tahun 2019. Dalam sebuah sesi wawancara di kanal YouTube Liputan6, Jeje mengungkapkan banyak hal tentang pelatih yang akrab disapa STY. Ia menjelaskan karakter dan kepribadian mantan pelatih Timnas Korea Selatan yang pernah berpartisipasi dalam Piala Dunia 2018.
Menurut Jeje, "Coach STY itu tegas, punya prinsip, dan fleksibel jika mendapat masukan. Salah satu asisten pelatih juga merasakan hal demikian. Galak kalau memang lagi bekerja, tapi kalau lagi bercanda ya seru jadinya." Dia menambahkan bahwa ada satu momen di mana pelatih tersebut menunjukkan kemarahan yang jarang terjadi.
"Saya tahu beliau marah itu cuma sekali ketika melawan Timor Leste kita tertinggal 0-1. Coach marah sekali saat itu, karena pemain meremehkan lawan dan itu coach STY yang enggak suka," lanjut Jeje.
Optimis
Jeje dan Shin Tae-yong telah berkolaborasi selama hampir lima tahun dalam pengembangan Timnas Indonesia. Perjalanan mereka dipenuhi dengan berbagai tantangan dan pengalaman berharga. Jeje masih sangat mengingat saat Shin Tae-yong pertama kali bergabung sebagai pelatih Timnas Indonesia yang saat itu berada di peringkat FIFA yang sangat rendah.
"Beliau memang hanya fokus agar Indonesia terus naik, tidak boleh turun lagi peringkatnya. Awalnya pemusatan latihan Timnas senior dan kalah uji coba dari Persita, kok bisa kalah dengan skor yang jauh. Seperti enggak ada harapan menurut saya waktu itu. Tapi ternyata enggak berlaku bagi coach STY," kenang Jeong Seok Seo.
Jeong menambahkan, "Dia tetap optimistis bahwa Timnas Indonesia saat itu bisa dibenahi, utamanya adalah perbaikan fisik dan mental pemain. Sebenarnya potensi cukup ada tapi kurang belajar masalah mental dan kondisi fisik." Ia percaya bahwa meskipun situasi tampak gelap, selalu ada harapan yang dapat dikejar. "Ia yakin dalam kegelapan, ada setitik terang akan dia kejar," tuturnya menambahkan.
Mental Seorang Petarung
Karakteristik Shin Tae-yong yang menonjol adalah penekanan pada pengembangan mental para pemainnya. Jeje mengungkapkan bahwa STY lebih menghargai pemain yang memiliki semangat juang yang tinggi dan keberanian, dibandingkan hanya mengandalkan keterampilan. Kedisiplinan menjadi aspek fundamental yang harus dimiliki oleh setiap pemain. STY dikenal sebagai sosok yang langsung menegur pemain tanpa basa-basi jika mereka melakukan kesalahan.
"Pemain tidak bisa manja dan lembek. STY paling suka pemain yang mati-matian, daripada jago, pilih yang mati-matian, mengorbankan diri untuk tim. Skill rata-rata pasti sudah punya, tapi harus punya mental hidup atau mati," bebernya.
STY juga selalu menekankan pentingnya sikap dan disiplin, dengan harapan setiap pemain menjadi individu yang baik, meskipun mereka belum mencapai status sebagai pemain sepak bola profesional.
"Attitude dan disiplin, coach STY selalu menegaskan bahwa harus jadi manusia yang baik sekalipun belum menjadi seorang pemain sepak bola. Semua pemain disayang STY, enggak ada pilih-pilih," tambahnya.
Ia mengungkapkan bahwa STY sering memberikan teguran langsung kepada pemain, agar semua anggota tim memahami kesalahan yang terjadi dan pentingnya meminta maaf. "Beliau suka negur langsung ke pemain, biar semua pemain lain juga tahu, negur karena salah dan pemain harus minta maaf. Pemain lain juga harus tahu kesalahannya apa," jelasnya.
Hal yang Paling Dibenci
Jeje kembali membagikan pengalamannya mengenai ketegasan yang diterapkan di ruang ganti pemain saat pertandingan. Ia menjelaskan bahwa STY memiliki pendekatan yang cukup santai menjelang pertandingan, memberikan kesempatan kepada para pemain untuk berpikir saat melakukan pemanasan. Dalam waktu tersebut, pemain dapat menganalisis strategi lawan dan membaca kekuatan tim musuh melalui starting line-up, serta mematangkan instruksi yang diberikan oleh pelatih.
“Enggak ada treatment khusus dari beliau untuk tim, tapi coach STY paling jago membuat suasana, kapan bercanda, kapan santai, kapan tegang. Jadi enggak perlu kita kasih motivasi ke pemain,” ungkap Jeje. Ia menambahkan bahwa pelatih sangat tidak menyukai sikap sok keren dari pemain. “Sok keren itu yang paling dibenci coach STY. Pemain tengil juga dia enggak suka, melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, pasti langsung diganti,” jelas Jeong Seok Seo.
Sumber: Youtube Liputan6