5 Potret Kemiskinan di Indonesia Dampak Pandemi Corona, Miris Menyayat Hati
Merdeka.com - Pandemi Corona yang sejak awal Januari 2020 lalu melanda dunia, memberikan imbas di berbagai sektor kehidupan. Indonesia yang kini juga tengah berjuang dalam menangani pandemi ini juga tidak lepas dari imbas yang disebabkan oleh Corona, terutama dalam bidang ekonomi.
Di tengah pandemi Corona seperti saat ini, banyak sekali masyarakat yang sedang mengalami masa-masa sulit. Pandemi ini perlahan-lahan membuat banyak orang harus berusaha keras agar bisa tetap bertahan. Tidak sedikit masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan pendapatannya.
Bagi sebagian orang, tidaklah mudah untuk bisa bertahap hidup di tengah pandemi Corona yang merebak. Bahkan, di Tanah Air beberapa waktu ini dihebohkan dan dikejutkan oleh kisah-kisah pilu yang menyayat hati, memperlihatkan potret kemiskinan di tengah pandemi Corona ini.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
Kisah Menyayat Hati 2 Anak Yatim Piatu di Sumsel yang Kurus Kering Akibat Kelaparan
2020 Merdeka.com
Di tengah pandemi Corona yang tengah melanda, ada kisah sedih dari dua anak yatim piatu yang tinggal di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Dua anak ini ditemukan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan karena tubuh mereka yang sangat kurus dan tinggal di sebuah rumah yang tidak layak huni.
Kisah mereka pertama kali beredar melalui video yang diunggah oleh akun Instagram @palembang-bedesau pada Rabu (22/4). Video ini sangat menyayat hati netizen yang melihat.
Dalam video tersebut, terlihat seorang perwakilan tentara dan polisi didampingi salah satu warga mengunjungi rumah kakak beradik yang telah yatim piatu itu. Pihak kepolisian menyerahkan bantuan. Sayangnya karena bahan mentah, mereka tidak memiliki alat sama sekali untuk mengolahnya.
Mereka sebenarnya adalah empat bersaudara yatim piatu. Yang lebih menyedihkan, dua anak ini memiliki gangguan disabilitas mental. Mereka masih tinggal di rumah bantuan pemerintah bersama satu kakak lagi. Keterbelakangan mental ini yang membuat mereka lebih susah untuk berbaur.
Kabar yang beredar mengenai kakak beradik ini kemudian sudah direspon oleh pemerintah setempat.
"Sudah disampaikan dan dilaporkan ke Pelaksana tugas (Plt) Bupati. Pak Plt. Bupati sudah merespon dan menindak lanjuti terkait video tersebut lokasi berada di Desa Sebau Kec. Gelumbang dan dinas sosial sudah merespon dan akan bergerak dalam penyaluran bantuan, terima kasih untuk informasinya," tulis perwakilan Setda.
Kisah Pilu Inah dan Keluarga Makan Nasi Basi Demi Bertahan Hidup
Sumber: liputan6.com 2020 Merdeka.com
Potret kemiskinan lain ada di Cirebon, Jawa Barat. Di sana hidup seorang wanita bernama Inah (33) bersama tiga anaknya yang merupakan salah satu warga miskin Kota Cirebon, Jawa Barat yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Inah tinggal di kampung Pesantren RT 02 RW 02 Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Ia tinggal di rumah sepetak tidak layak huni berukuran 4x3 meter bersama tiga anak dan ibu kandungnya selama 5 tahun. Kondisinya sangat memprihatinkan, tanpa listrik, kamar mandi, hingga beralaskan tanah. Untuk bertahan hidup, Inah hanya mengandalkan bantuan dan belas kasih dari tetangga sekitar. Bahkan untuk mandi saja, Inah dan keluarganya mengandalkan air hujan. Jika tidak ada hujan, mereka tidak mandi sampai berhari-hari.Kondisi Inah semakin sulit dengan dua dari tiga anaknya yang memiliki keterbelakangan mental sedangkan ia telah ditinggal suami selama bertahun-tahun.Hanya mengandalkan uluran tangan dari tetangga, tidak jarang keluarga tersebut rela memakan sisa nasi bekas bahkan basi hanya untuk mengganjal perut.Dari informasi yang dihimpun, Inah merupakan warga miskin kota yang belum tersentuh pemerintah baik Kota Cirebon maupun pusat. Bantuan sosial seperti BPNT dan PKH tidak pernah didapatkan oleh Inah.Namun, beredarnya kabar tentang Inah membuat Baznas Kota Cirebon memberikan bantuan. Sementara itu Lurah Kalijaga, Dewi Ratnawati mengakui, sistem pemerintahan dan administrasi yang dinilai sangat rumit menjadi salah satu alasan Inah dan keluarga tidak mendapat bantuan. "Butuh proses yang panjang sehingga sampai saat ini belum bisa diserahkan. Kami berterima kasih warga kami dibantu Baznas," ujar Dewi.Dewi mengaku hingga saat ini usulan kelurahan kepada Gubernur Jabar untuk membantu keluarga Inah belum ada kejelasan. "Tapi sudah kami usulkan ke Gubernur semoga saja segera turun," ujar dia.
Kisah Bu Yul Meninggal Karena Kelaparan, Dua Hari Hanya Minum Air Galon
2020 Merdeka.com
Hal serupa juga ditemukan di Serang, Banten. Belum lama ini, masyarakat dihebohkan dengan berita seorang warga miskin yang kelaparan dan hanya mampu minum air galon selama dua hari untuk menahan lapar.Kisah ini menimpa Yuli, yang merupakan warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Banten yang terkena imbas dari sulitnya perekonomian di tengah pandemi corona. Belum lama setelah ramai diberitakan, masyarakat kembali dikejutkan oleh berita meninggalnya Yuni pada Senin (20/4).Kabar meninggalnya Yuni dibenarkan oleh Camat Serang, Tb. Yassin. Yuli dinyatakan meninggal pada Senin (20/4) pukul 15.30 WIB. "Infonya saya dari Pak Lurah, melalui telepon. Saya setengah empat ke lokasi (rumah almarhum)," ujarnya.Atas kabar meninggalnya Yuni, Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Kota Serang, W Hari Pamungkas mengatakan penyebab meninggalnya Yuli karena diduga serangan jantung, bukan kelaparan."Visum resmi besok akan disampaikan, saya pastikan bukan terkait sama COVID-19, bukan karena kelaparan, tapi karena serangan jantung. Yang bersangkutan dapat pertanyaan berat dari orang sekelilingnya. Visum resmi akan disampaikan Puskesmas besok, tapi saya tanya dokternya diduga jantung," katanya, Senin, (20/04).Meski demikian, sebelumnya Ibu Yuli kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan selama dua hari, Yuli dan keempat anaknya tidak bisa makan. Untuk menahan rasa laparnya, akhirnya bersama keluarganya hanya minum air galon isi ulang."Dua hari ini kami cuma minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja," katanya saat ditemui, Jumat (17/4).Ia mengaku sempat mengadu kepada RT setempat untuk meminta bantuan sembako. Namun pihak aparatur pemerintah tersebut menyatakan belum menerima ada bantuan."Saya sudah datang ke RT. Katanya enggak bisa dapat bantuan," ungkapnya.Untuk menyambung hidup, sang suami kerap mencari barang bekas, yang bisa membawa uang ke rumah kisaran Rp25-Rp30 ribu. Sebelum ada virus Corona, kehidupan Yuli terbantu oleh anak sulung yang telah bekerja. Saat ini, harapan itu musnah lantaran anaknya sudah tidak bekerja karena dirumahkan pihak perusahaan.
Kisah Bapak 7 Anak Keliling Jual HP Rusak Rp 10 Ribu untuk Beli Beras Saat Corona
2020 Merdeka.com
Belum lama ini, masyarakat juga dikejutkan oleh sebuah postingan dari pengacara kondang Hotman Paris yang memantik rasa iba setiap orang yang melihatnya. Hotman mengunggah sebuah berita tentang seorang bapak dan anaknya yang menjual ponsel rusak seharga Rp 10 ribu demi menghidupi keluarganya ditengah kesulitan ekonomi akibat corona.Keluarga tersebut diketahui berasal dari Batam. Beredarnya kabar tersebut didengar oleh Dirkrimum Polda Kepri, Kombes Arie Dharmanto, yang tergugah dan mengonfirmasi apakah unggahan tersebut benar adanya."Saya dapat share dari teman di-mention ada status Hotman Paris di IG (Instagram) dan berita di media lokal Batam, yang kasih saya mention itu teman sekolah dari Jakarta, minta tolong dicek dong benar tidak ini beritanya," kata Kombes Arie saat dihubungi, Kamis (16/4) malam.Arie bersama beberapa anggota polisi kemudian mencari tahu keberadaan Bapak Ason dan keluarganya tinggal. Usai mendapat info, diketahui bahwa mereka tinggal di daerah Batu Aji, Desa Gulung. Arie kemudian membenarkan berita mengenai Ason yang menjual HP nya demi membeli beras. Ason tinggal sudah cukup lama di Batam dan harus menghidupi istri dan tujuh orang anak.Ason memiliki tujuh anak yang mereka semua putus sekolah. Pendidikan terakhir hanya sampai bangku SMP. Pilunya lagi, salah satu anaknya yang terbilang masih kecil adalah penyandang disabilitas.Menurut Kombes Arie, Ason dulunya adalah seorang pekerja serabutan di bengkel las. Namun karena fisik yang semakin lemah, dia sering sakit-sakitan, dan menderita muntah darah. Sedangkan Istri Ason hanyalah seorang buruh cuci.Penderitaan Ason menjadi lebih berat seiring pandemi COVID-19. Tidak ada yang mau mempekerjakannya untuk saat ini. Sehingga terpaksa di rumah saja dan tidak ada pemasukan untuk makan sehari-hari.
Kisah Pria Nekat Curi Beras 5 Kg Demi Bisa Makan Saat Corona
Kisah pilu lain adalah tentang seorang pria (40) warga Kelurahan Sari Rejo Medan, Kecamatan Medan Polonia, Medan yang nekat mencuri beras lima kilogram gara-gara kelaparan di tengah pandemi Corona.Kapolrestabes Medan, Kombes Jhonny Edison Isir mengatakan, peristiwa itu terjadi di Jalan Cinta Karya, Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia. Kemudian Jhonny meminta Kanit Binmas Polsek Medan Baru, Iptu Hirlan Rudi Suprianto untuk mencek ke kediaman tersangka.Jhonny penasaran apa benar pria itu mencuri untuk makan. Dia meminta jajarannya melihat kondisi kehidupan pria tersebut di tengah wabah Corona."Kanit Binmas Polsek Medan Baru mengecek ke kediaman tersangka dan ternyata tersangka sudah di kediamannya. Berhubung mereka (kedua belah pihak) sudah berdamai," dilansir dari Liputan6.com, Rabu (22/4).Pria tersebut nekat mencuri beras karena sangat lapar dan tidak memiliki apa-apa untuk dimakan."Tersangka menerangkan bahwa dirinya sudah sangat lapar sekali berhubung apa pun sudah tidak ada yang bisa dimasak untuk dimakan," kata Jhonny.Pria itu, mengatakan mendapat bantuan beras di tengah pandemi Corona tetapi ia berikan kepada istrinya untuk keperluan makan istri dan ketiga anaknya. Diketahui, istri dan ketiga anaknya telah meninggalkannya dan tinggal bersama mertuanya (orangtua sang istri) yang tak jauh dari tempat tinggalnya.Sedangkan ia hanya bekerja sebagai tukang bubut. Pandemi Corona membuat pekerjaannya sepi dan tidak memiliki uang untuk membeli makanan.Pria tersebut kemudian diberi bantuan berupa bahan pokok makanan dan uang sebesar Rp150.000. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaDalam laporan terbaru ADB, sekitar 155,2 juta orang atau 3,9 persen penduduk di negara berkembang Asia hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Baca SelengkapnyaBangunan kumuh yang berdiri sepanjang bantaran Kali Ciliwung di Jakarta semakin mencolok.
Baca SelengkapnyaBPS Jakarta mencatat angka penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah
Baca SelengkapnyaDia menilai, saat ini, inflasi pangan masih terlampau tinggi yang berpotensi untuk menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaNamun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur pemerintah bisa mengelola ekonomi pasca pandemi dan kembali normal dalam waktu yang sangat cepat.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca Selengkapnya