Deteksi Dini Varian Omicron, Dinkes Sumut Kirim Sampel Pasien Covid-19 ke Jakarta
Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa seorang pekerja kebersihan berinisial N di Wisma Atlet terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron. Hasil tes pasien tersebut diperkuat dengan data Whole Genome Sequencing (WGS) yang dikirim ke GISAID.
"Kementerian Kesehatan tadi malam telah mendeteksi ada seorang pasien N, terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember. Data-datanya juga sudah kami konfirmasikan GISAID dan sudah dikonfirmasikan kembali dari GISAID bahwa memang data ini adalah data sequencing Omicron," ujar Menkes Budi pada Kamis (16/12) lalu.
Terkait temuan Omicron di Tanah Air ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatra Utara (Sumut) mengirimkan sampel pasien Covid-19 ke Balitbang Kesehatan milik Kementerian Kesehatan di Jakarta. Sampel acak yang dikirim tersebut merupakan upaya deteksi dini varian Omicron di Sumut.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
"Hasilnya itu baru bisa diketahui 14 hari ke depan," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis pada Minggu (19/12).
Ismail juga meminta masyarakat Sumut agar tidak panik menanggapi berita masuknya varian Omicron ini di Indonesia.
"Kita minta masyarakat untuk jangan panik," katanya.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Masyarakat Diminta Vaksin dan Tingkatkan Prokes
Ismail mengatakan, jalur kedatangan dari luar negeri melalui Bandara Kualanamu sampai saat ini juga belum dibuka. Menurutnya, ini bisa meminimalisir masuknya varian Omicron ke Sumut.
"Setahu saya penerbangan luar negeri di Kualanamu belum dibuka," katanya.
Selain mengimbau masyarakat untuk meningkatkan disiplin protokol kesehatan (prokes), Ia juga meminta agar masyarakat yang belum vaksin untuk segera vaksin. Vaksin ini bisa mencegah gejala berat jika terpapar Covid-19.
"Bagi yang belum divaksin, segera daftarkan diri agar bisa divaksin," katanya.
Ismail juga meminta agar masyarakat mengurangi mobilitasnya menjelang libur Natal dan tahun baru (Nataru).
Dinkes Genjot Vaksinasi Covid-19
Untuk vaksinasi sendiri, saat ini vaksinasi Covid-19 di Sumut telah mencapai 69,57 persen. Dinkes Sumut terus menggenjot vaksinasi sampai akhir tahun, salah satunya dengan memberikan suntikan vaksin kepada pelaku perjalanan di pos pelayanan yang didirikan polisi saat libur Nataru. Kebijakan itu berlaku mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 mendatang. Untuk merealisasikan hal tersebut, Ismail mengaku telah telah berkoordinasi dengan Polda Sumut untuk menempatkan petugas kesehatan di setiap pos pelayanan. "Setiap pos ada dua orang petugas kesehatan. Tugasnya memeriksa kesehatan, melakukan swab antigen, bahkan melakukan vaksinasi bagi para pelaku perjalan yang belum divaksin," kata Ismail. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca Selengkapnya