Gejala Sindrom Kelelahan Kronis yang Perlu Diwaspadai, Ini Penyebabnya

Merdeka.com - Sindrom kelelahan kronis (CFS) adalah gangguan rumit yang ditandai dengan kelelahan ekstrem yang berlangsung setidaknya selama enam bulan dan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh kondisi medis yang mendasarinya. Kelelahan memburuk dengan aktivitas fisik atau mental, tetapi tidak membaik dengan istirahat.

Menurut definisi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sindrom kelelahan kronis memiliki lebih dari satu penyebab, dan mungkin ada dua atau lebih pemicu yang saling berkaitan dalam menjadi pemicu sindroma kelelahan kronis.

Berikut merdeka.com merangkum selengkapnya gejala sindrom kelelahan kronis yang perlu diwaspadai:

Gejala Sindrom Kelelahan Kronis

Gejala sindrom kelelahan kronis dapat bervariasi dari orang ke orang, dan tingkat keparahan gejala dapat berfluktuasi dari hari ke hari. Tanda dan gejala sindrom kelelahan kronis meliputi:

Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis

Penyebab sindrom kelelahan kronis masih belum diketahui. Beberapa orang mungkin terlahir dengan kecenderungan untuk mengalami kelainan tersebut, yang kemudian dipicu oleh kombinasi berbagai faktor. Pemicu potensial melansir dari Mayo Clinic meliputi:

Infeksi virus.

Karena beberapa orang mengembangkan sindrom kelelahan kronis setelah infeksi virus, peneliti mempertanyakan apakah beberapa virus dapat memicu gangguan tersebut. Virus mencurigakan yang turut menjadi penyebab yaitu virus Epstein-Barr, virus herpes.

Masalah sistem kekebalan tubuh.

Sistem kekebalan tubuh orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis tampaknya sedikit terganggu, tetapi tidak jelas apakah gangguan ini cukup untuk benar-benar menyebabkan gangguan tersebut.

Ketidakseimbangan hormon.

Orang yang mengalami sindrom kelelahan kronis juga terkadang mengalami kadar hormon abnormal dalam darah yang diproduksi di hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar adrenal. Namun signifikansi kelainan ini masih belum diketahui.

Trauma fisik atau emosional.

Beberapa orang melaporkan bahwa mereka mengalami cedera, pembedahan, atau tekanan emosional yang signifikan sesaat sebelum gejalanya dimulai.

Kapan Harus ke Dokter?

Kelelahan bisa menjadi gejala dari banyak penyakit, seperti infeksi atau gangguan psikologis. Secara umum, temui dokter jika Anda mengalami kelelahan yang terus-menerus atau berlebihan.

Cara Mengobati Sindrom Kelelahan Kronis

Tidak ada obat untuk sindrom kelelahan kronis. Tujuan pengobatan yaitu mengelola gejala dan mengembalikan Anda ke kualitas hidup yang lebih tinggi. Beberapa orang tidak dapat memperoleh kembali tingkat kesehatan dan fungsi yang mereka miliki sebelum didiagnosis.

Pertama, dokter akan memeriksa Anda untuk menentukan gejala mana yang paling sulit. Bersama-sama, Anda akan segera mengatasi gejala tersebut.

Konseling bermanfaat bagi banyak orang yang mengidap sindrom kelelahan kronis. Jenis perawatan ini membantu orang mentoleransi gejala dengan lebih baik dengan mengubah pikiran dan perilaku. 

Dokter mungkin meresepkan obat-obatan, seperti antidepresan atau obat tidur, jika gejala Anda sangat parah. Obat-obatan ini dapat meredakan gejala seperti tidur yang tidak nyenyak bagi sebagian orang yang hidup dengan sindrom kelelahan kronis.

Namun, sebelum meresepkan alat bantu tidur, dokter mungkin memberikan saran untuk meningkatkan kualitas tidur tanpa obat. Misalnya, dia mungkin menyarankan agar Anda mengunjungi spesialis tidur. Kiat lainnya meliputi:

Pasien harus berhati-hati untuk tidak memperpanjang aktivitas mereka dalam sehari. Mereka perlu memacu diri dalam jumlah tenaga mental dan fisik dalam sehari agar tidak membutuhkan waktu lebih dari 24 jam untuk pulih. Mengambil istirahat dan bergantian tugas fisik dan mental dapat membantu. (mdk/amd)