Kisah Inspiratif Sarjana Pilih Jadi Petani Bawang, Tolak Tawaran Kerja di Bank
Merdeka.com - Menjadi seorang sarjana dianggap memiliki potensi masa depan yang cerah. Gelar ini menjadi tantangan tersendiri bagi para sarjana yang masih sibuk mencari kerja. Tapi tidak semua sarjana memilih bekerja sebagai karyawan.
Ronal Simanjorang, seorang petani bawang di Desa Merek, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, misalnya. Meskipun lulusan sarjana agribisnis di salah satu kampus terkemuka di Indonesia, Ronal justru memilih jadi petani.
Dengan bekal ilmu yang ia dapat saat kuliah, Ronal memulai pertanian dengan membuka lahan bawang. Berikut selengkapnya kisah inspiratif Ronal, sarjana yang memilih jadi petani.
-
Siapa yang merintis pekerjaan sebagai petani di Sukomakmur? Walaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
-
Kenapa mantan anggota DPRD ini memilih jadi petani melon? Kalau disuruh memilih antara jadi anggota dewan atau petani, ia akan cenderung memilih jadi petani karena jauh lebih nyaman. Sedangkan anggota DPRD punya tanggung jawab lebih besar pada berbagai pihak.
-
Mengapa Ken Ken memilih jadi petani? Bagi Herning Sukendro, itu adalah pilihan yang tepat. Meski tanpa pengalaman dalam dunia pertanian, ia belajar dari nol dan bergabung dengan komunitas petani.
-
Di mana petani bawang merah Brebes panen? Sejumlah petani bawang merah melakukan panen di ladangnya di Brebes, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024).
-
Siapa yang menulis artikel tentang petani? Mengutip laman Pondok Pesantren Tebuireng, Kiai Hasyim Asy'ari pernah menulis artikel tentang petani.'Pendek kata, bapak tani adalah goedang kekajaan, dan dari padanja itoelah Negeri mengeloearkan belandja bagi sekalian keperloean.
-
Siapa yang menanam sayur di Pangandaran? Seperti disampaikan oleh Jerry, selaku kreator video, para petani ini harus berkeliling hutan untuk mencari bahan makanan.
Muncul Stigma Negatif
Youtube.com/CapCapung ©2023 Merdeka.com
Tantangan yang dihadapi Ronal ketika kembali ke kampung halaman setelah menempuh pendidikan di Pulau Jawa yaitu anggapan masyarakat sekitar tentang dirinya.
"Di kampung saya, udah kuliah jauh-jauh sampe ke Jawa, pas kembali ke kampung halaman justru kembali memegang tanah seperti orang tuanya, berarti gagal kuliah, ijazahnya pasti dipertanyakan," katanya dikutip dari akun Youtube Capcapung.
Bahkan, ia sempat mendapatkan cemooh dari masyarakat bahwa dirinya tidak cocok menjadi seorang petani, dan sepantasnya menjadi karyawan di perusahaan Bank.
"Anak desa ke kota lalu kembali dari kota ke desa kalo dibilang minder, pasti minder, dan itu pergumulan aku pribadi," ungkapnya.
Tetap Konsisten
Youtube.com/CapCapung ©2023 Merdeka.com
Saat Ronal mulai menggeluti pertanian bawang itu, hanya menggunakan prinsip rawat, tanam dengan baik, hasilkan dan terapkan ilmu-ilmu yang ia dapat semasa kuliah dahulu.
Sebelumnya, Ronal sempat menjadi petani kentang dan ia sudah mencoba inovasi dalam menggarap pertaniannya yaitu memanen hasilnya dengan menggunakan traktor, pertama kali di Tanah Karo.
Ronal dalam menjalankan profesinya sebagai petani bawang tidak lepas dari konsistensi dalam merawat tanaman tersebut. Menurutnya, tantangan menjadi petani tidak hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga merawat kehidupan.
"Menjadikan satu komunitas petani mencapai hasil panen yang hasilnya sangat bagus, harga, ya nomor sekianlah itu. Yang penting hasilnya dulu," terangnya.
Tantangan Menjadi Petani Bawang
Youtube.com/CapCapung ©2023 Merdeka.com
Dalam menekuni dunia pertanian bawang, Ronal menghadapi berbagai tantangan seperti cuaca juga letak geografisnya. Menurutnya, ketika memasuki pasca panen, di situlah ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.
"Nah, yang repot itu ketika di pasca panen, pada saat pasca panen tentunya membutuhkan cuaca yang cerah dan matahari cukup," ungkap Ronal.
Tidak hanya itu, perawatan bawang ketika hujan juga menjadi faktor yang harus diperhatikan dan perlu penanganan yang ekstra. Karena, bisa menyebabkan kerugian dan modal bertambah besar.
Selain itu, lokasi lahan pertanian milik Ronal memang berada di bawah kaki pegunungan yang pada dasarnya masih jarang ditemukan. Namun setelah ia mencoba justru hasilnya memiliki kualitas yang sama bagusnya.
Menjadi Motivasi Kaum Muda
Youtube.com/CapCapung ©2023 Merdeka.com
Dengan mengambil risiko besar menjadi seorang petani bawang, Ronal harus menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah untuk dilalui. Dari kisah ini banyak pelajaran yang bisa dipetik untuk para petani-petani muda di Indonesia.
"Buat teman-teman, jangan takut untuk bertani, jangan takut megang tanah. Karena tanah semakin berkurang, tanah itu tidak bertambah tetapi bangunan yang bertambah," katanya.
Jika mempunyai teknik dasar dan ilmu pertanian, sebaiknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya petani bawang seperti Ronal, menjadi salah satu bukti bahwa menjalankan pertanian di Indonesia bisa sukses dan sejahtera, asalkan dengan niat dan tekad yang besar. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pindahnya Basiron ke Kalimantan Utara tentu memerlukan banyak penyesuaian. Ia juga diketahui banting setir dalam urusan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaWalaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
Baca SelengkapnyaSebelum terjun ke dunia pertanian, Makmur merantau ke Jepang dan bekerja di bidang manufaktur.
Baca SelengkapnyaTengah bergaji puluhan juta, dia justru memutuskan berhenti.
Baca SelengkapnyaSeorang Polisi inspiratif, AKP Ruswandi selalu bekerja ke kebun usai dinas di Polres, ia tidak pernah malu apa yang dikerjakan karena pangkat hayalah titipan.
Baca SelengkapnyaKalau disuruh memilih antara jadi anggota dewan atau petani, ia akan cenderung memilih jadi petani karena jauh lebih nyaman.
Baca SelengkapnyaSusno Duadji memamerkan hasil panen biji kopi dan bangga dengan para lulusan S1 Dan S2 yang memilih untuk menjadi petani.
Baca SelengkapnyaIa memilih kembali ke desa untuk tujuan yang tak terduga. Ternyata keputusannya benar-benar mengubah nasibnya.
Baca SelengkapnyaKecintaannya terhadap buah lokal terganggu saat mengetahui banyak buah impor justru mendominasi pasar Indonesia.
Baca SelengkapnyaRagawi, pria asal Sleman, rela keluar dari dunia pendidikan untuk menjalankan usahanya sebagai seorang peternak ayam.
Baca SelengkapnyaAnak muda enggan menjadi petani lantaran pendapatan yang tidak menjanjikan.
Baca SelengkapnyaSandjoko menjadi pegawai BUMN selama 33 tahun. Setelah pensiun, ia memutuskan untuk jadi petani di kampungnya.
Baca Selengkapnya