Mengunjungi Pura Pasar Agung Bali, Diyakini sebagai Pura Seluruh Dewa Kayangan
Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir merupakan salah satu pura paling penting di Bali.
Salah satu pura paling penting di Pulau Bali, Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir akan melaksanakan upacara pada 1 Oktober hingga 30 November 2024.
Upacara yang digelar selama dua bulan ini terdiri dari Karya Tabuh Gentuh Wana Kertih, Segara Kertih dan Nubung Pedagingan Purnama Kelima 2024. Selama upacara berlangsung, pendakian Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, ditutup sementara.
Mengutip ANTARA, upacara penting di pura itu dimulai sejak 10 September 2024 lalu, dan dilanjutkan rangkaian upacara keagamaan, kemudian puncak upacara dijadwalkan pada 16 November 2024 dan berakhir pada 27 November 2024.
Kayangan Jagat
Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir berdiri di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem merupakan kayangan jagat atau pura penting di Bali.
Pura ini berjarak sekitar 22 kilometer melalui jalur transportasi darat dari Pura Agung Besakih (pura terbesar di Bali). Kedua pura ini sama-sama berada di kaki Gunung Agung, gunung tertinggi di Pulau Dewata.
Mengutip situs balitoursclub, keberadaan Pulau Pasar Agung berkaitan erat dengan Pura Besakih. Pura Besakih yang berada di Timur Laut ini sesuai dengan arah terbitnya matahari akan memberikan sinar ke seluruh jagat raya yang kemudian dipasarkan dan disebarkan melalui Pura Pasar Agung.
Harapannya, semua bisa mendapatkan perlindungan, berkah dan keselamatan. Setiap gunung ada puranya, pura Gunung Agung sendiri adalah Pura Pasar Agung yang diyakini pula sebagai pura pasar untuk seluruh Dewa Kayangan.
Pendakian
Akses menuju ke lokasi terjal dan berliku, diperlukan kendaraan yang tangguh untuk sampai ke lokasi. Meski demikian, sesampainya di pura semua perjuangan selama perjalanan akan terbayar lunas.
Wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengunjungi Pura Pasar Agung biasanya menyertakan agenda mendaki Gunung Agung. Para pendaki perlu menghindari hari-hari suci seperti saat Pujawali atau upacara Yadnya di pura ini yang dilaksanakan beberapa kali seperti sasih purnama Kelima, purnama sasih Kedasa, Buda Wage, Anggar Kasih, dan Tilem Kesanga.
Mengutip situs Bali Tours Club, pemandu wisata yang mengantar pendaki menuju puncak adalah penduduk lokal yang sudah tahu etika, hari-hari yang diperbolehkan, tata cara, serta berbagai pantangan dalam melakukan pendakian.
Pantangan dalam melakukan pendakian Gunung Agung yakni dilarang membawa daging sapi, dilarang membawa daging babi, dilarang membawa perhiasan emas. Seseorang yang sedang berduka atau perempuan datang bulan juga dilarang mendaki Gunung Agung.