Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nasib Perias Pengantin di Masa Pandemi, Sepi Job dan Banting Setir Jualan Masker

Nasib Perias Pengantin di Masa Pandemi, Sepi Job dan Banting Setir Jualan Masker Nasib Perias Pengantin di Masa Pandemi, Sempat Sepi Job dan Banting Setir Jualan Masker. ©2020 Merdeka.com/Intan Kumalasari

Merdeka.com - Beberapa bulan ini Indonesia masih berjuang melawan pandemi Covid-19. Kasus positif yang pertama kali terjadi di Indonesia pada Maret mengalami kenaikan setiap harinya.

Kondisi ini membuat pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan aktivitas di luar rumah. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas kerumunan di luar rumah. Sekolah dan kampus memberlakukan pembelajaran daring.

Selain itu, beberapa kantor juga memberlakukan bekerja dari rumah. Berbagai aktivitas di luar yang melibatkan kerumunan tak diperbolehkan. Kurang lebih kebijakan tersebut dijalani secara ketat selama tiga bulan. Masyarakat dianjurkan untuk di rumah saja.

Kondisi ini tentunya mengubah banyak kehidupan di tengah masyarakat. Mulai dari sosial, budaya hingga ekonomi. Tak jarang banyak industri bisnis yang terdampak dari adanya pandemi Covid-19 ini.

Salah satunya usaha rias pengantin. Tak diperbolehkannya mengadakan acara pernikahan di tengah pandemi berdampak pada usaha rias pengantin.

Salah satu penata rias pengantin yang terdampak adalah Sutatik (59). Rias pengantin menjadi usaha untuk menyambung hidup sejak lama.

Hampir tiap bulannya selalu ada jasa yang memakai rias pengantin miliknya. Namun, sejak Maret 2020 tak pernah terbayangkan pekerjaan merias pengantin miliknya sepi pesanan. Banyak yang membatalkan jasanya dikarenakan adanya larangan untuk melakukan acara pernikahan.

“Iya, awalnya udah dapet pesanan tapi pas bulan Maret ini harus dibatalkan semua,” kata Bu Sutatik saat dihubungi merdeka.com via pesan teks.

“Beberapa booking di cancel dengan tanggal yg diundur tidak menentu. Rias manten pesanan turun drastis,” tambahnya.

Sutatik sejak lama merintis usaha rias pengantin melalui Sinta Salon. Salon tersebut berada di rumahnya di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo. Melalui usaha ini ia dapat menghidupi keluarganya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kondisi ini membuat wanita berusia 59 tahun harus memutar otak agar tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beruntungnya, ia memiliki usaha sembako yang juga telah lama ia rintis.

Ketika pekerjaannya merias pengantin sepi, ia menggantung penghasilannya di usaha sembako. Merasa punya banyak waktu senggang, Bu Sutatik memutuskan untuk membuka usaha baru. Ide ini berawal dari keresahan dirinya akan harga masker yang begitu melonjak.

Ia merasa hal ini menjadi jalan untuk dirinya agar tetap produktif di tengah pandemi. Memang, di tengah kondisi pandemi kebutuhan akan masker begitu meningkat. Banyak masker medis langka di pasaran dengan harga fantastis.

“Saya berpikir yang bisa dilakukan di tengah kondisi ini selain merias, akhirnya saya berpikiran untuk berjualan masker. Apalagi rumah saya kan jalan raya, jadi banyak kendaraan yang lewat,” ucap Sutatik.

Istri dari pensiunan guru ini memutuskan untuk menjual masker kain dan scuba. Sutatik melihat banyaknya peluang ketika berjualan masker. Penjualan masker kain di tengah pandemi meningkat drastis. Ia pun memutuskan untuk berjualan masker di tengah pandemi. Sutatik selalu percaya ada jalan di tengah kesulitan.

Inisiatif Jualan Masker

Salon Sinta yang sudah lama dirintisnya mengalami kondisi tak terduga. Tak pernah terbayangkan di dalam benaknya salon miliknya tak mendapatkan pesanan.

Ia juga harus merelakan pelanggan yang membatalkan jasa riasnya. Hal ini begitu berat untuk dilaluinya terlebih ia harus memberhentikan beberapa karyawannya.

“Ga pernah nyangka tiba-tiba mengalami hal seperti ini, saya juga terpaksa memberhentikan karyawan,” kata Sutatik.

Kondisi ini membuat Sutatik memutuskan untuk berjualan masker. Ia memilih berjualan masker kain dan scuba.

Setiap harinya ia memajang jualan maskernya di depan rumah miliknya. Rumah yang berada di pinggir jalan raya ini menjadi salah satu keuntungan dagangannya akan dilirik pengemudi yang lalu-lalang.

“Saya merasa punya banyak waktu luang,terus kepikiran usaha apa yang bisa tetap saya lakukan. Habis itu saya memutuskan untuk berjualan masker saja di depan rumah,” tambah Sutatik.

nasib perias pengantin di masa pandemi sempat sepi job dan banting setir jualan masker

©2020 Merdeka.com/Intan Kumalasari

Bertahan di Tengah Pandemi

Sutatik memang tak bisa jika hanya berdiam diri di rumah. Ia pun memilih untuk melakukan beberapa kegiatan yang dapat menghasilkan.

Tentunya hal tersebut yang bisa dijangkau di tengah pandemi dan banyak dilakukan di rumah. Berjualan masker ini menjadi jalan buat Sutatik untuk terus bertahan di tengah pandemi.

Ia mulai berjualan masker pada April 2020 lalu.  Sutatik memang tak membuat masker sendiri untuk dijual.

Ia memilih kerja sama dengan supplier langganannya. Namun keuntungan yang ia dapatkan sangat lumayan untuk menyokong kebutuhan sehari-hari.

Setiap harinya ia meletakkan dagangannya di depan rumah berpager hitam miliknya. Ia menunggu pembeli datang sembari menjaga toko sembako miliknya.

Hal ini sedikit membuatnya tak terlalu stres menjalani hari tanpa kegiatan di tengah pandemi ini. Kesibukan yang biasanya ia kerjakan untuk rias pengantin kini sudah tak seperti dulu.

Dengan berjualan, sedikit meredam kekhawatirannya di tengah kondisi yang tak menentu. Ia memilih untuk tetap berusaha dan berkarya dan tak menyalahkan keadaan. Baginya setiap masalah selalu ada hikmah yang dapat diambil.

Keuntungan yang ia dapatkan memang tak terlalu banyak dibandingkan dengan rias pengantin. Namun hal ini cukup membantunya untuk tetap bertahan di tengah pandemi.

Selain itu, Sutatik lebih mengembangkan usaha sembako yang dimilikinya selama pandemi. Tak puas dengan hal tersebut, perias ini juga membuat sambel pecel untuk dijual kembali.

Usaha sambel pecelnya juga lumayan membuahkan hasil. Ia dapat tambahan penghasilan dari berjualan sambel pecel.

“Saya dasarnya emang suka melakukan ini itu, jadi ya pas Corona itu bingung mau bikin apalagi. Tentunya yang menghasilkan juga,” tutur Sutatik.

“Dari usaha jualan masker itu lumayan sih bisa buat nambah-nambah penghasilan. Pas awal-awal saya jualan itu ramai banget yang beli. Hampir tiap hari ada, tapi ini mulai agak sepi pas ada imbauan scuba dilarang itu,” ucap Sutatik.

“Untung usaha sembako saya tetap jalan sama jualan sambel pecel ya dijual aja buat di sekitar, hasilnya lumayan juga,” tambahnya.

nasib perias pengantin di masa pandemi sempat sepi job dan banting setir jualan masker

©2020 Merdeka.com/Intan Kumalasari

Mulai Terima Rias Pengantin

Pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan baru terkait pandemi Covid-19. Walaupun kondisi Indonesia belum cukup membaik, pemerintah mengeluarkan kebijakan adaptasi kebiasaan baru.

Hal ini bertujuan untuk dapat menggerakkan laju ekonomi kembali. Adaptasi kebiasaan baru melonggarkan beberapa aktivitas di masyarakat. Kegiatan di luar rumah dengan menerapkan protokol kesehatan sudah diperbolehkan.

Acara pernikahan sudah diperbolehkan tetapi harus menerapkan beberapa batasan dan protokol kesehatan. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi Sutatik. Ia mulai menerima kembali pesanan untuk merias pengantin.

Walaupun hal ini tak sama dengan sebelum pandemi Covid-19, namun beberapa pelanggan memakai kembali jasa rias pengantinnya. Ia mulai merias pengantin pada acara akad nikah.

Memang acara akad nikah cenderung lebih simpel dan hanya merias mempelai, namun Sutatik tetap bersyukur. Ia bersyukur sudah menerima pekerjaan merias pengantin kembali. Namun, sayangnya ia belum bisa mengajak karyawannya untuk merias.

“Alhamdulillah mulai ada lagi yang nyewa jasa rias pengantin, walaupun ya nggak banyak kayak dulu. Palingan buat akad nikah aja,” ungkap Sutatik.

Melakukan rias pengantin di tengah pandemi Covid-19 bukan hal mudah. Ia harus tetap menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari paparan Covid-19.

Sebelum merias pengantin ia harus cuci tangan terlebih dahulu, hal ini juga berlaku bagi mempelai. Selain itu untuk mencegah penularan ia mengenakan masker dan faceshield. Hal ini sebagai langkah untuk mematuhi protokol kesehatan dan mencegah terjadinya hal yang tak diinginkan.

Sutatik kini melakukan berbagai usaha untuk tetap bertahan di tengah kondisi seperti saat ini. Ia hanya berharap pandemi segera berakhir.

“Tentunya saya menerapkan protokol kesehatan, jadi sebelum merias pengantin harus cuci tangan dulu pengantinnya pun juga. Tak lupa kerap menggunakan hand sanitizer. Selain itu saya juga memakai masker dan face shield,” terang Sutatik.

“Semoga segera selesai kasus pandemi ini, biar kami rias pengantin ini kembali mendapatkan banyak pelanggan lagi,” tutupnya.

 nasib perias pengantin di masa pandemi sempat sepi job dan banting setir jualan masker

©2020 Merdeka.com/Intan Kumalasari (mdk/kum)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Exs Barista, Kini Sukses Jualan Sayur di Pasar Tradisional
Cerita Exs Barista, Kini Sukses Jualan Sayur di Pasar Tradisional

Cerita Exs Barista, Kini Sukses Jualan Sayur di Pasar Tradisional.

Baca Selengkapnya
Gagal Jadi PNS, Wanita Ini Kini Sukses Berbisnis Kisah Perjuangannya Viral
Gagal Jadi PNS, Wanita Ini Kini Sukses Berbisnis Kisah Perjuangannya Viral

Wanita ini awalnya dituntut sang ayah untuk jadi PNS namun kini malah sukses sebagai pengusaha.

Baca Selengkapnya
Kisah Inspiratif Wanita 'MUA Ndeso', Dulu Dibayar Rp30 Ribu hingga Pernah Direndahkan, Kini Sukses Bisnis di Industri Pernikahan
Kisah Inspiratif Wanita 'MUA Ndeso', Dulu Dibayar Rp30 Ribu hingga Pernah Direndahkan, Kini Sukses Bisnis di Industri Pernikahan

Melalui berbagai proses yang cukup panjang, pasangan suami istri ini sukses bangun usaha pernikahannya hingga bisa bangun rumah sendiri.

Baca Selengkapnya
Ibu Sujiati Ajak Puluhan Korban PHK Temukan Peluang Usaha dengan Gabung PNM Mekaar
Ibu Sujiati Ajak Puluhan Korban PHK Temukan Peluang Usaha dengan Gabung PNM Mekaar

Ibu Sujiati mampu menghasilkan produk kerajinan kulit dengan standar brand yang dijual di mall.

Baca Selengkapnya
Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal
Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal

Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.

Baca Selengkapnya
Pemilik Krisna Oleh-oleh Bali Luncurkan Buku Tentang Perjuangan di Masa Pandemi
Pemilik Krisna Oleh-oleh Bali Luncurkan Buku Tentang Perjuangan di Masa Pandemi

Banyak pengusaha yang gulung tikar dan mengalami stres.

Baca Selengkapnya
Berawal dari Isi Waktu Luang, Penjaga Toko Kelontong Ini Sukses Bisnis Aksesoris Omzet Rp330 Juta per Bulan
Berawal dari Isi Waktu Luang, Penjaga Toko Kelontong Ini Sukses Bisnis Aksesoris Omzet Rp330 Juta per Bulan

Berkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.

Baca Selengkapnya
Dulu Bos Rental Mobil Jatuh Miskin, Kini Pria Ini Bangkit Jualan Nasi Telur 'Ikhtiar Untuk Keluarga'
Dulu Bos Rental Mobil Jatuh Miskin, Kini Pria Ini Bangkit Jualan Nasi Telur 'Ikhtiar Untuk Keluarga'

Kisah pria dulu bos rental mobil namun bangkrut dan jatuh miskin. Kini tumbuh menjadi seorang pengusaha kuliner berjualan nasi telur yang sukses.

Baca Selengkapnya
Kisah Penghafal Quran Bangun Bisnis, Berasal dari Keluarga Miskin dan Sempat Bangkrut Hingga Tak Bisa Gaji Karyawan
Kisah Penghafal Quran Bangun Bisnis, Berasal dari Keluarga Miskin dan Sempat Bangkrut Hingga Tak Bisa Gaji Karyawan

Untuk tetap mempertahankan bisnisnya, Rifan melakukan berbagai inovasi produk makanan hingga bisnis oleh-oleh.

Baca Selengkapnya
Pernah Gagal Berkali-kali, Ibu Asal Bojonegoro Kini Sukses Berbisnis Tas Anyaman Pembelinya dari Jakarta hingga Bali
Pernah Gagal Berkali-kali, Ibu Asal Bojonegoro Kini Sukses Berbisnis Tas Anyaman Pembelinya dari Jakarta hingga Bali

Ia memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya

Baca Selengkapnya
Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci
Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci

Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci.

Baca Selengkapnya