Viral Bocah di Tanjungbalai Meninggal Usai Vaksin Covid-19, Ini Kata Dinkes
Merdeka.com - Baru-baru ini, viral di media sosial, kasus seorang anak di Kota Tanjungbalai, Sumatra Utara (Sumut), yang meninggal usai melakukan vaksinasi Covid-19. Orang tua dari bocah tersebut tidak terima lantaran menduga anaknya meninggal gara-gara vaksin Covid-19.
Kasus ini viral usai orang tua dari bocah tersebut mengunggah kemarahan dan kesedihannya atas kepergian sang anak di akun Facebook miliknya, bernama Ray Al-Gaffar pada Selasa (25/1).
"JANGAN KALIAN KASIH ANAK KALIAN VAKSIN.. Disini aku mau bertanya sekarang anak MATI siapa yg tanggung jawab..aku tidak menyalah kan pihak sekolah krna mereka bekerja terpaksa harus melakukan ini..sekarang apa kami harus diam anak kami mati...," tulisnya dalam unggahan itu.
-
Siapa yang dimakamkan di video viral? Sebuah video dua anak kecil berkunjung ke makam sang ibu viral di TikTok.
-
Siapa yang dimakamkan di video viral tersebut? Aun bin Abdullah adalah keponakan Husein, yang dipercayai oleh orang-orang Muslim Syiah sebagai penerus sah Nabi Muhammad.
-
Bagaimana cara seseorang meninggal karena usia tua? Menurut Dr. Elizabeth Dzeng, asisten profesor kedokteran di University of California, San Francisco, 'Tidak ada dokter yang akan mencantumkan 'usia tua' sebagai penyebab kematian di sertifikat kematian. Biasanya, penyebabnya adalah sesuatu seperti serangan jantung atau gagal organ, yang dipicu oleh penyakit-penyakit yang mendasari seperti infeksi, kanker, atau penyakit jantung.' Hal ini menunjukkan bahwa istilah 'usia tua' hanyalah label umum yang sering digunakan ketika penyebab spesifik kematian tidak diketahui atau sulit ditentukan.
-
Siapa yang viral? Belum lama ini, aksi seorang wanita yang memberi kejutan pergi umrah untuk semua karyawannya viral di TikTok.
-
Siapa yang membuat curhatan viral? Hingga kini curhatan yang diunggah oleh pemilik akun TikTok @angzah22_ ini banjir dukungan.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
Diketahui, bocah tersebut diketahui berinisial SS yang berusia 10 tahun dan duduk dibangku kelas 4 SD. Ia sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong dan meninggal dunia pada Minggu (23/1).
Unggahan tersebut sontak curi perhatian warganet. Saat ini, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Tanjungbalai telah menanggapi video viral itu.
Berikut informasi selengkapnya.
Orang Tua Minta Dinkes Tanggungjawab
Facebook Ray Al-Gaffar ©2022 Merdeka.com
Dalam unggahan itu, orang tua korban mengaku anaknya sempat dinyatakan menderita demam berdarah. Namun, Ia sempat tak percaya anaknya dinyatakan demam berdarah. Sang anak pun mengikuti vaksinasi Covid-19 di sekolahnya dan kemudian mengalami demam tiga hari.
Satu minggu usai vaksin, korban sempat mengeluarkan darah dari hidung dan mulut dan pembuluh darah di otaknya pecah.
"setelah vaksin sang anak ngedrop demam hari ketiga satu minggu kemudian mengeluarkan darah dari hidung dan mulut yg ga berenti ternyata pembuluh darah otak sudah pecah...," tulisnya.
Kini, orang tua korban meminta Dinkes untuk bertanggungjawab atas apa yang dialami anaknya. Orang tua korban meminta agar kasus ini diselesaikan sampai tuntas.
"disini kami menunggu iktikad baik pemerintah Tanjung balai terutama dinas kesehatan untuk menyelesaikan kasus ini dan saya juga bertanya apakah keluarga Kalian dsuntik vaksin benaran atau hanya sekedar surat yg bisa dibayar.. tolong kasus ini selesaikan secara cepat aku disni butuh keadilan," lanjutnya.
Dinkes Bantah Tuduhan Orang Tua Korban
Facebook Ray Al-Gaffar ©2022 Merdeka.com
Terkait viralnya kasus ini, Plt Kepala Dinkes Kota Tanjungbalai Ali Azhari membantah tuduhan bahwa bocah tersebut meninggal gara-gara suntik vaksin Covid-19. Ali mengatakan bahwa bocah tersebut sebelumnya memang telah dinyatakan mengidap demam berdarah.
"Bukan karena vaksin, jadi kebetulan anak ini memang DBD," ujarnya, saat diwawancarai wartawan.
Ali menjelaskan, korban sempat dibawa ke klinik dokter pada Sabtu, 22 Januari 2022 dan kemudian dirujuk ke rumah sakit. Korban pun dibawa ke Rumah Sakit Hadi Husada. Di rumah sakit itu, oleh dokter korban dinyatakan DBD.
"Dokter juga sudah menanyai dan ternyata anak itu sudah demam sejak 6 hari sebelumnya, akibat DBD itu," tambahnya.
Ali pun mengaku pihaknya langsung memerintahkan untuk dilakukan fogging usai mendapatkan laporan adanya kasus DBD itu. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan imunisasi oleh pihak puskesmas tampak sehat seperti biasa.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaBocah itu terlihat begitu terpukul saat melihat ibunya dikubur.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaMomen pilu bocah jualan dari Palembang ke Lampung. Numpang naik bus lantaran dengar neneknya meninggal.
Baca SelengkapnyaKorban terjatuh akibat tersenggol badan kiri bus yang tengah berbelok masuk ke dermaga eksekutif Merak.
Baca SelengkapnyaPeristiwa bayi berusia 2 hari meninggal usai dipijat nenek itu sudah diunggah pada 31 Desember 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya