Wujudkan 'Ekonomi Hijau', Sumut Kini Punya Fasilitas Pengolah Limbah B3
Merdeka.com - Pengelolaan limbah industri masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara (Sumut). Selama ini, Sumut belum memiliki fasilitas khusus untuk mengolah limbah, khususnya limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Namun kini, Sumut memiliki fasilitas pengolahan limbah terpadu (FPLT) di Kawasan Industri Medan (KIM) di Deli Serdang.
Fasilitas pengolahan limbah itu baru saja diresmikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada Kamis (25/11).
Pengelolaan limbah industri di KIM ini menjadi salah satu upaya Pemprov Sumut untuk menjaga kelestarian lingkungan, khususnya sungai-sungai di Kota Medan. Selain itu juga upaya untuk mewujudkan program "ekonomi hijau" dari Menteri BUMN.
-
Bagaimana Desa Kemudo kelola limbah? 'Kami mencoba melihat potensi yang ada di Desa Kemudo, yakni dengan adanya limbah kering dari industri,' kata Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto, kepada Merdeka.com baru-baru ini.
-
Bagaimana UMKM binaan BRI di Desa Sambak memanfaatkan limbah tahu? Limbah tahu yang dimasukkan ke digester menghasilkan gas meta. Gas meta ini bisa digunakan untuk biogas. Dengan pengelolaan limbah tahu menjadi biogas, menjadi salah satu potensi wisata edukasi Desa Sambak,' cerita Dahlan.
-
Dimana minyak bumi diolah di Sumut? Proses ini biasanya dilakukan pada sebuah wadah tabung tinggi yang kedap terhadap udara. Awalnya minyak mentah akan dialirkan ke dalam tabung tersebut dan kemudian dipanaskan dalam tekanan 1 atmosfer pada suhu 370 derajat celcius.
-
Kenapa UMKM binaan BRI di Desa Sambak memanfaatkan limbah tahu? Limbah tahu yang meresahkan warga sekitar, kini menjadi berkah hingga desa tersebut mendapat julukan desa mandiri energi.
-
Apa yang dilakukan UMKM binaan BRI di Desa Sambak untuk mengatasi limbah tahu? Warga juga membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sehingga air limbah yang keluar ramah lingkungan.
-
Siapa yang meresmikan PLUT-KUMKM di Pasuruan? Walikota Pasuruan H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meresmikan gedung PLUT dengan tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Koperasi dan UMKM di Kota Pasuruan.
"Ini tidak bisa dihindari, karena ini bagian dari tanggung jawab kita untuk generasi yang akan datang. Mau tidak mau kita harus bertransformasi, kalau tidak daya saing kita akan tertinggal," kata Erick saat meresmikan FPLT.
Ia ingin bahwa lingkungan KIM ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi semata, namun juga menjaga kelestarian alam.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Kapasitas 24 Ton Limbah
Instagram/@infosumutku ©2021 Merdeka.com
FPLT ini memiliki tempat pengumpulan limbah B3, insinerator, instalasi pengolahan air limbah, tempat pengolahan limbah B3, alat distilasi minyak pelumas bekas, hingga laboratorium lingkungan.
Direktur Utama PT Adhi Karya Entus Asnawi mengatakan, saat ini, FPLT ini memang baru merupakan pembangunan tahap pertama. Namun fasilitas ini akan segera dioperasikan dan dalam jangka menengah akan dilakukan pembangunan tahap kedua.
"FPLT ini berkapasitas 24 ton, yang merupakan pembangunan tahap pertama. Dalam jangka pendek kita akan segera mengoperasikan karena sudah diresmikan," katanya.
Terdapat empat insinerator limbah B3 yang masing-masing bisa digunakan untuk mengolah 300 kilogram limbah per jam sehingga jika dioperasikan selama 20 jam dapat mengolah hingga 24 ton limbah.
Fasilitas akan Diperlengkap
Selama ini, pengolahan limbah B3 di Sumut masih dilakukan dengan dikirim ke Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat. Tentu hal ini memakan lebih banyak biaya karena biaya pengiriman sangat tinggi. Dalam waktu dekat, KIM juga akan menambah fasilitas unit pengolahan terpadu berupa incinerator, IPAL B3, tempat pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3, spent bleachearth extraction, distilasi minyak pelumas bekas, hingga laboratorium lingkungan."Selain itu, kami juga akan menyambungkan kawasan industri dengan pelabuhan agar mempermudah mobilitas logistik dan juga menekan biaya pengiriman, sehingga produk yang dihasilkan dari industri-industri di KIM bisa bersaing," kata Erick. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direktur Utama PT Bengkulu Mandiri Saud El Hujaj menyampaikan harapanya akan kemajuan Bengkulu sebagai Provinsi dengan basis ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaDirektur Sido Muncul Irwan Hidayat kembali menerima penghargaan "Green Leadership Utama" 2023.
Baca SelengkapnyaSebelum di Kota Pekanbaru, PTT PP juga telah membangun SPALDT di Palembang dan Makassar.
Baca SelengkapnyaKondisi Sungai Citarum semakin membaik. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pemerintah pusat tetap berperan menanggulangi pencemaran di sungai itu.
Baca SelengkapnyaGaya Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengecek program Citarum Harum bersama Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaJokowi meyakini keberadaan smelter tersebut dapat memberikan nilai tambah yang besar untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaFasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
Baca SelengkapnyaPenerapan ESG penting untuk membantu pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Baca SelengkapnyaSIG melalui anak usahanya, SBI, juga menjadi inisiator sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSementara KEK baru di Morowali, Sulawesi Tengah akan ada pengembangan nikel yang juga melibatkan PT Vale Indonesia Tbk.
Baca SelengkapnyaSelain itu, Pupuk Kaltim berkomitmen untuk selalu memperhatikan proses bisnis sesuai dengan aspek tata kelola lingkungan secara berkelanjutan.
Baca Selengkapnya"Ini yang pertama kalinya dalam 9 tahun saya meresmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang terpusat," kata Jokowi
Baca Selengkapnya