Ekonomi Indonesia

Pemerintahan Prabowo-Gibran maupun Kadin Indonesia sangat bersemangat untuk menjalin sinergi, demi mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Arah kebijakan Trump kemungkinan besar akan lebih akseleratif dibandingkan masa jabatan sebelumnya.

Tensi ketegangan antara Amerika dan China cukup berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

Target ambisius ini mengacu pada capaian Indonesia pada 1995, ketika pertumbuhan ekonomi pernah mencapai 8,2 persen.

Prabowo optimis terhadap kemampuan Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi dan global.

Capaian tersebut menegaskan ketangguhan industri nasional di tengah tantangan global.

Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun mendatang (2024-2029).

Sektor ekspor akan memainkan peran penting dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Dana tersebut banyak dinikmati oleh pelaku UMKM yang belum tersentuh akses layanan perbankan.

Hal ini menunjukkan kolaborasi yang erat serta peningkatan partisipasi China dengan perusahaan Indonesia demi keuntungan kedua negara.

Inflasi pada Oktober 2024 mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024 hingga September 2024.

Bendahara negara ini menegaskan, target itu sesuai dengan yang tertuang di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Meskipun Bank Indonesia bersifat independen, namun pihaknya akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah.

Secara prinsip, OJK mendukung sepenuhnya setiap upaya pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.

APBN 2025 mematok target belanja negara senilai Rp3.621,3 triliun.

Mendag menyampaikan bahwa situasi deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut memberatkan para pedagang dan petani.

Jokowi menyinggung tentang over-produksi di China yang memicu kekhawatiran banyak negara terkait membanjirnya produk impor murah.

Sebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.

Namun, menurut Jokowi, untuk menuju tiga negara yang memiliki kekuatan ekonomi di Asia, masih dihadapkan dengan berbagai tantangan.