4 Bahaya mengintai dari kabar hoax di dunia maya
Merdeka.com - 'WhatsApp DILAPORKAN DOWN akibat serangan hacker. SEGERA logout dari dari semua aplikasi sosmed Anda sebelum data dicuri hacker! Ini bukan HOAX!'. Bagaimana perasaan Anda bila tiba-tiba pesan tadi muncul di layar smartphone Anda? Kaget pastinya, namun jangan khawatir karena pesan tadi hanyalah hoax semata.
Hoax adalah berita palsu yang sengaja dibuat dan disebar luaskan untuk menimbulkan ketakutan atau kehebohan. Terdapat pula hoax yang dibuat untuk menipu publik. Hoax-hoax ini jika sebelumnya banyak disebar lewat SMS dan email, kini mulai berpindah ke pesan aplikasi chatting seperti WhatsApp atau BBM (BlackBerry Messenger).
Meski dari awal sudah terdengar mencurigakan kabar itu, masih banyak saja yang kerap tertipu hoax di dunia maya. Ironisnya, walaupun terdengar sepele, hoax dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi netizen. Berikut contohnya.
-
Kenapa informasi ini hoax? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks. Pada tanggal 28 Agustus 2024, Gibran terlihat mendampingi pasangan bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maemoen mendaftar ke KPU Jawa Tengah, Rabu (28/8). Kemudian tidak juga ditemukan berita dari media nasional yang memberitakan soal penangkapan Gibran karena pakai narkoba.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa yang diklaim gambar hoax tersebut? Gambar tersebut menampilkan Putin dan Joe Biden mengenakan setelan jas sedang fokus bermain catur. Sambil menundukkan kepala, kedua kepala negara itu melihat papan catur di atas meja. Terdapat keterangan 'Nuclear war is inevitable' dan ada tulisan The Economist di foto tersebut. Sehingga membuat Gambar itu seperti sampul majalah The Economist.
Hoax buang-buang waktu dan uang
Berdasarkan perhitungan situs cmsconnect.com, membaca hoax dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi individu atau kantor tempatnya berkerja. Hal ini terjadi berkat produktivitas yang menurun akibat efek mengejutkan kabar hoax.
Bagi perusahaan, kerugian minimal bisa mencapai Rp 10 juta per tahun, sementara individu bisa Rp 200 ribu per tahun. Semua ini bisa terjadi bila setiap pekerja menghabiskan waktu 10 detik saja per hari untuk membaca email atau pesan hoax. Bayangkan bila si hoax terus berlarut-larut dan dibahas dalam waktu lama, tentu kerugian semakin bertambah.
Hoax jadi pengalih isu
Di dunia maya, khususnya bagi para penjahat siber, hoax dapat digunakan untuk memuluskan aksi ilegal mereka. Ya, penjahat siber diketahui sering menyebar hoax soal adanya kerentanan sistem di sebuah layanan internet, misalnya Google Gmail.
Nah, dalam hoax tadi, si hacker bisa saja menyertakan tautan tertentu yang disarankan untuk diklik agar terhindar dari kerentanan sistem Gmail tadi. Padahal, tautan tadi justru berisi virus yang bisa membajak Gmail.
Hoax penipuan publik
Selain kehebohan, ada jenis hoax yang dibuat untuk mencari simpati dan uang. Hal ini pernah dialami oleh lembaga kanker Amerika, American Cancer Society (ACS). Saat itu muncul kabar hoax yang mengaku membutuhkan bantuan uang dari 500 orang demi membantu operasi seorang gadis kecil penderita kanker.
Banyak orang dilaporkan tertipu kabar ini dan akhirnya mengirimkan sejumlah uang pada rekening yang dicantumkan pada pesan hoax tadi.
Sementara di Indonesia, kabar hoax yang banyak menipu publik beberapa waktu lalu adalah pesan pembukaan pendaftaran CPNS nasional yang dikirim lewat WhatsApp. Setelah ramai tersebar, barulah pemerintah mengklarifikasi bila pihaknya belum akan membuka pendaftaran CPNS.
Hoax pemicu kepanikan publik
Apakah Anda beberapa bulan lalu menerima pesan berantai soal tindak perampokan di Surabaya yang pelakunya menyilet wajah korban? Atau kabar hilangnya pesawat Garuda jurusan Jakarta-Palu?
Mungkin ini adalah tujuan hoax yang paling banyak diminati oleh si pembuat hoax, memicu terjadinya kepanikan publik. Bahkan, guna menghentikan kepanikan, biasanya media massa atau media online harus membantu masyarakat dan mengklarifikasi bila kabar-kabar tadi hanya hoax.
*Dari berbagai sumber
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaKorban diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan dan diminta untuk mengirim foto
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin meminta masyarakat berhati-hati, dan selalu menyaring setiap informasi yang diterima saat Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaEmpat dari Lima Orang Indonesia Mudah Tertipu Transaksi Online, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaJangan sampai jadi korban berikutnya, saatnya lebih waspada dengan modus kejahatan soceng.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaHoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca Selengkapnya