4 Fakta soal Hari Tanpa Bayangan, fenomena yang muncul 21 Maret mendatang
Merdeka.com - Besok, hari Rabu (21/3), akan ada fenomena alam langka yang terjadi di Indonesia. Fenomena ini disebut Hari Tanpa Bayangan, di mana matahari akan ada di atas garis khatulistiwa.
Akibatnya, Indonesia pada siang hari tidak akan memiliki bayangan sama sekali. Tidak cuma itu, matahari tentu akan terasa lebih terik dari biasanya.
Apa saja deretan fakta soal hari tanpa bayangan ini? Mari kita simak beberapa di antaranya.
-
Mengapa Hari Tanpa Bayangan terjadi? Fenomena hari tanpa bayangan disebabkan oleh posisi matahari yang berada tepat di atas kepala (zenith) pada waktu tertentu, sehingga sinar matahari jatuh tegak lurus ke permukaan bumi.
-
Kapan Hari Tanpa Bayangan terjadi? Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun di berbagai lokasi yang berada di wilayah tropis.
-
Kenapa Hari Tanpa Bayangan bisa terjadi? Saat fenomena tersebut terjadi, Matahari berada tepat di titik zenit atau di atas kepala pengamatnya. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang', karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
-
Bagaimana Hari Tanpa Bayangan terjadi? Saat fenomena tersebut terjadi, Matahari berada tepat di titik zenit atau di atas kepala pengamatnya. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang', karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
-
Dimana Hari Tanpa Bayangan terjadi? Tak hanya di Jakarta, fenomena Hari Tanpa Bayangan diprediksi akan terjadi di wilayah-wilayah lain di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
-
Apa itu Hari Tanpa Bayangan? Fenomena hari tanpa bayangan adalah peristiwa astronomi yang terjadi ketika matahari berada tepat di atas kepala pada waktu siang, sehingga bayangan benda atau manusia di permukaan bumi tidak terlihat.
1. Tidak akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia
Perlu dicatat bahwa tidak semua wilayah Indonesia akan dihampiri oleh fenomena hari tanpa bayangan besok. Pasalnya memang hanya beberapa tempat yang dilewati garis khatulistiwa.
"Peristiwa ini disebut hari nirbayangan atau Hari Tanpa Bayangan. Kejadiannya bisa dua kali setahun. Kalau tahun ini 21 Maret dan 23 September 2018," ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Jasyanto seperti yang dikutip Merdeka.com dari Liputan6.com.
2. Sebab terjadinya hari tanpa bayangan
Jasyanto menjelaskan, peristiwa tersebut bisa terjadi lantaran Bumi mengitari Matahari pada jarak 150 juta kilometer dalam periode 365 hari. Garis edar Bumi yang berbentuk lonjong, membuatnya bergerak lebih cepat dan kadang bisa bergerak lebih lambat.
Sementara, bidang edar dari Bumi disebut sebagai bidang ekliptika. Bidangnya miring 23,4 derajat ke bidang ekuator.
Dengan demikian, Matahari akan tampak di atas belahan Bumi selatan selama sekitar setengah tahun, dan akan berada di atas belahan Bumi selatan dalam setengah tahun sisanya.
"Perubahan posisi tampak Matahari ini menyebabkan perubahan musim, misalnya empat musim di wilayah subtropis dan musim kering-basah di Indonesia," paparnya.
3. Durasi siang dan malam akan sama
Ketika hari tanpa bayangan ini terjadi, ternyata antara siang dan malam mempunyai durasi yang sama. Nama ilmiah dari fenomena ini adalah Vernal Equinox, yang berasal dari kata vernus yang artinya musim semi, serta equus yang artiya sama, dan noct yang artinya malam.
Wilayah ekuator Indonesia misalnya di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Matahari nanti akan berada di atas kepala pada siang hari, sehingga tugu tegak akan jelas terlihat tanpa bayangan.
Matahari sendiri sudah akan berada di atas ekuator pada nanti malam, yakni pukul 23.15. Lalu pada 21 Maret 2018, Matahari akan mencapai titik puncak pada pukul 11.50 WIB. Titik tersebut diberi nama titik kulminasi.
4. Tak cuma terjadi di Pontianak
Karena fenomena ini terjadi di garis ekuator, tentu Pontianak akan jadi salah satu kota yang mendapati fenomena hari tanpa bayangan. Namun masih banyak kota lain yang dilewati garis khatulistiwa. Mulai dari Bonjol di Sumatera Barat, Kepulauan Batu di Nias Selatan Sumatera Utara, kepulauan Kayoa di Halmahera Selatan Maluku Utara, Pulau Waigeo di Raja Ampat Papua Barat, dan masih banyak lagi daerah yang tidak berupa kota yang dekat dengan pemukiman.
Selain itu menurut LAPAN, kota-kota yang lokasinya ada di antara 23,4 Lintang Selatan dan 23,4 Lintang Utara, kemungkinan akan mengalami peristiwa serupa.
Memperingati hari tersebut, LAPAN akan menghelat Festival Hari Nir Bayangan di Pontianak pada 21 Maret besok. Festival yang akan berlangsung hingga 23 Maret 2017ini akan berisi pergelaran planetarium mini, pameran, serta kuliah singkat.
SUmber: Liputan6.com
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hari tanpa bayang yang terjadi tak akan memicu cuaca panas terik
Baca SelengkapnyaFenomena ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran astronomi tentang bentuk Bumi.
Baca SelengkapnyaFenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
Baca SelengkapnyaHari tanpa bayangan terjadi karena posisi matahari yang berada tepat di zenith. Yaitu titik tertinggi di langit.
Baca SelengkapnyaSiap-siap pada Senin (14/10/2024) mendatang, tepat pukul 11.08 WIB, di wilayah Banyuwangi bakal muncul fenomena unik berupa Hari Tanpa Bayangan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BMKG, hari tanpa bayangan di Indonesia mulai terjadi pada 8 September hingga diperkirakan 19 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaBMKG mengatakan DKI Jakarta mengalami fenomena Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan.
Baca SelengkapnyaFenomena gerhana matahari diperkirakan akan terjadi pada 8 April 2024
Baca SelengkapnyaFenomena gerhana matahari terjadi saat posisi bulan, matahari, dan bumi sejajar
Baca SelengkapnyaBerikut adalah link live streaming menonton gerhana matahari cincin 2 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaFenomena gerhana matahari total akan terjadi saat bulan Ramadan tahun ini, tepatnya pada 8 April 2024.
Baca SelengkapnyaDeputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta mengatakan, fenomena Equinox hanya berlangsung dua kali dalam setahun.
Baca Selengkapnya