Aktivitas Spiritual Astronot saat Berada di Luar Angkasa
Agama tidak bisa dilepaskan dari diri astronot. Mereka kerap melakukan ritual spiritual di luar angkasa.
Agama tidak bisa dilepaskan dari diri astronot. Mereka kerap melakukan ritual spiritual di luar angkasa.
Aktivitas Spiritual Astronot saat Berada di Luar Angkasa
Sejarah kehadiran agama di luar angkasa telah melibatkan upaya dari astronaut dan pemimpin agama untuk membawa makna spiritual ke dalam eksplorasi luar angkasa sejak awal penerbangan antariksa.
Saat misi Apollo 8 NASA diluncurkan di 1968, para astronaut membawa Alkitab dan membaca Kitab Kejadian, memberikan dimensi spiritual dalam perjalanan mereka mengorbit bulan.
-
Apa yang dilakukan astronot muslim saat ramadan di luar angkasa? Dia adalah salah satu dari kurang dari selusin astronot Muslim yang telah melakukan perjalanan ke luar angkasa, dan pada akhir misinya dalam waktu sekitar lima bulan, dia akan telah menjadi astronot pertama dari Uni Emirat Arab yang menyelesaikan masa tinggal jangka panjang di laboratorium terapung. Selama masa tinggalnya, umat Islam di Bumi akan merayakan bulan Ramadhan – waktu puasa, doa dan refleksi yang berlangsung dari malam tanggal 22 Maret hingga 21 April. Juga akan ada dua hari raya umat Islam – Idul Fitri, yang menandai Hari Raya Idul Fitri. akhir Ramadhan, dan Idul Adha, perayaan ibadah haji tahunan umat Islam ke Mekah, tanah suci di Arab Saudi, yang dimulai pada tanggal 28 Juni.
-
Bagaimana astronot melakukan salat di luar angkasa? “Menghadap ke segala arah. Anda tahu, kita tidak bisa benar-benar menghadap ke Mekah,” Tak mudah melakukan gerakan salat. “Saya harus mengikat kaki saya agar bisa sujud. Tapi, itu tak bisa dilakukan dengan sempurna karena kurangnya gravitasi.
-
Bagaimana astronot muslim berpuasa di luar angkasa? 'Sebenarnya kita bisa berbuka puasa, tapi itu tidak wajib,' ungkapnya dikutip CNN pada 2023. Ia menambahkan, 'Puasa tidak wajib jika Anda merasa tidak enak badan. Jadi dalam hal ini – segala sesuatu yang dapat membahayakan misi atau mungkin membahayakan anggota kru – kita sebenarnya diperbolehkan untuk makan makanan yang cukup untuk mencegah peningkatan kekurangan makanan atau nutrisi atau hidrasi,' katanya.
-
Kapan astronot muslim berbuka puasa di luar angkasa? 'Jika kita punya kesempatan, pasti Ramadhan adalah saat yang baik untuk berpuasa, dan itu benar-benar menyehatkan,' tambah Alneyadi kepada wartawan pada konferensi persnya di bulan Januari. 'Kami akan menunggu dan melihat bagaimana kelanjutannya.'
-
Apa tugas astronot saat berada di luar angkasa? Ketika astronot pergi ke luar angkasa, mereka akan dilibatkan oleh sejumlah tugas penting dengan tanggung jawab yang cukup besar dan berdampak bagi kehidupan orang banyak.
-
Kenapa astronot muslim di luar angkasa bisa berbuka puasa? 'Sebenarnya kita bisa berbuka puasa, tapi itu tidak wajib,' ungkapnya dikutip CNN pada 2023. Ia menambahkan, 'Puasa tidak wajib jika Anda merasa tidak enak badan. Jadi dalam hal ini – segala sesuatu yang dapat membahayakan misi atau mungkin membahayakan anggota kru – kita sebenarnya diperbolehkan untuk makan makanan yang cukup untuk mencegah peningkatan kekurangan makanan atau nutrisi atau hidrasi,' katanya.
Pada tahun berikutnya, saat Neil Armstrong dan Buzz Aldrin melakukan pendaratan pertama di bulan, Aldrin bahkan diam-diam mengambil komuni, menegaskan kehadiran agama dalam momen bersejarah itu.
Di 2007, sejarah mencatat peristiwa ketika Sheikh Muszaphar Shukor dari Malaysia menjadi Muslim pertama yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional.Untuk memandu praktiknya, Dewan Fatwa Nasional Islam Malaysia mengeluarkan pedoman khusus, memberikan kesempatan bagi Shukor dan astronaut Muslim lainnya untuk menjalankan ibadah mereka dengan memperhatikan pertimbangan lingkungan luar angkasa.
Namun, tantangan tetap ada. Selama penerbangan di bulan Ramadan, Shukor dihadapkan dengan dilema menjalankan puasa.
Dewan Fatwa memungkinkannya untuk menunda puasanya hingga dia kembali ke Bumi atau berpuasa sesuai dengan zona waktu peluncuran. Demikian pula, dalam menjalankan salat, Shukor berupaya sebaik mungkin untuk menghadap ke arah Mekah sesuai dengan tuntunan agamanya.
Tidak hanya Islam, tetapi Yahudi juga menghadapi tantangan serupa dalam menjalankan praktik agama mereka di luar angkasa.
Meskipun tidak semua astronaut Yahudi berusaha menjalankan Sabat, astronaut Israel Ilan Ramon mencoba menjalankan hari istirahat Yahudi selama penerbangannya dengan Space Shuttle Columbia di 2003.
Meskipun menghadapi kesulitan, Ramon menjalankan Sabat sesuai dengan waktu di Cape Canaveral, Florida, tempat dia meluncur.
Perayaan keagamaan juga terjadi di stasiun luar angkasa, termasuk perayaan Natal dan hari raya Yahudi seperti Paskah dan Hanukkah.
Bahkan, di 1993, astronot NASA Jeffrey Hoffman memamerkan perayaan Hanukkah di luar angkasa dengan memutar dreidel dalam gaya mikrogravitasi.
Dengan demikian, sejarah kehadiran agama di luar angkasa mencerminkan upaya manusia untuk membawa dimensi spiritual ke dalam eksplorasi luar angkasa, meskipun dihadapkan dengan tantangan dari lingkungan antariksa.
Hal Ini menunjukkan aspirasi spiritual manusia tidak terbatas oleh gravitasi atau batas atmosfer Bumi, tetapi dapat membawa makna ke dalam ruang kosmos yang luas.