Matahari dan Bulan Dianggap Sakral Buat Suku ini, Ada Pantangan-pantangan yang Tak Boleh Dilanggar
Matahari dan Bulan dijadikan sumber kepercayaan suku ini sehingga apa yang terjadi pada keduanya adalah sakral.
Matahari dan Bulan dijadikan sumber kepercayaan suku ini sehingga apa yang terjadi pada keduanya adalah sakral.
Matahari dan Bulan Dianggap Sakral Buat Suku ini, Ada Pantangan-pantangan yang Tak Boleh Dilanggar
-
Mengapa Suku Navajo menentang rencana pemakaman di Bulan? Seperti banyak budaya asli lainnya, Bangsa Navajo menganggap Bulan suci dan menentang penggunaannya sebagai situs peringatan.
-
Bagaimana orang Batak menandai hari? Dalam praktiknya, orang Batak menghitung hari dengan cara melihat pola-pola benda langit seperti bulan, matahari, dan bintang.
-
Apa ciri khas Suku Haloban? Lebih dari itu, masih ada sederet fakta lainnya tentang Suku Haloban di Pulau Banyak ini.
-
Bagaimana suku Nias menentukan awal bulan? Dalam menentukan awal bulan, warga Suku Nias mengandalkan pada kemunculan bulan dengan istilah Bulan Sabit Kecil.
-
Apa yang dilambangkan oleh Matahari dan Bulan di bendera Nepal? 'Kami diajari di sekolah bahwa Matahari dan Bulan melambangkan keabadian bangsa, sementara segitiga dianggap melambangkan pegunungan (Himalaya) yang menjadi ciri khas Nepal.
-
Kapan orang Batak menentukan kalender? Setiap tanggal 15 pertengahan bulan, para Guru dan Datu Batak menyadari jika terjadi Bulan Purnama.
Benda-benda langit tidak jarang memiliki tempat khusus dalam kebudayaan dan kepercayaan berbagai suku dan bangsa di dunia.
Hal tersebut juga berlaku bagi bangsa Navajo, masyarakat asli Amerika yang berada di negara Amerika Serikat (AS).
Melansir Arizona Republic, Majalah Smithsonian, dan CNN, Jumat (3/5), masyarakat Navajo—atau masyarakat Diné—menganggap Matahari dan Bulan sebagai dewa dan dewi yang memiliki kekuatan besar.
Matahari dipercaya mengendalikan dan mengatur alam semesta, sementara Bulan diyakini mengatur dan mengendalikan Bumi.
Matahari dipercaya sebagai pusat dari segala ciptaan oleh masyarakat Navajo sehingga menjadikannya dewa yang terkuat.
Matahari memiliki konsep dan kendali atas kematian. Oleh karena itu, tidak ada yang bisa hidup atau berfungsi tanpa Matahari.
Di sisi lain, Bulan dipercaya untuk memiliki konsep dan kendali atas kehidupan.
“Bulan memiliki tempat yang sakral dalam kosmologi Navajo,” ucap Buu Nygren, Presiden dari Navajo Nation, ketika terdapat rencana untuk mengirim jasad manusia yang telah dikremasi ke Bulan pada awal tahun ini.
Kebesaran Matahari dan Bulan tersebut membuat fenomena gerhana, terutama gerhana matahari, menjadi sesuatu yang dianggap serius oleh masyarakat Navajo.
Setidaknya terdapat dua peristiwa yang diyakini terjadi saat gerhana, yaitu kematian serta Matahari dan Bulan yang sedang kawin.
Setelah gerhana berlalu dan Matahari atau Bulan kembali menjadi terang, masyarakat Navajo percaya bahwa telah terjadi kelahiran baru. Kawin yang terjadi ketika gerhana akan menciptakan kelahiran kembali yang menyelaraskan dan menumbuhkembangkan seluruh alam semesta
Oleh karena kesakralan dari peristiwa kematian dan kelahiran, masyarakat Navajo harus melakukan penghormatan yang ketat dan komprehensif.
Seperti tetap berada di dalam bangunan, tidak makan dan minum, tidak tidur, tidak menyisir rambut, tidak mandi, tidak melakukan hubungan intim dengan pasangan dan lawan jenis, tidak sembarangan bergerak, tidak melihat keluar, tidak melihat matahari dan bayangannya, hingga tidak ke kamar kecil ketika gerhana berlangsung.
Dengan menunduk ke bawah, orang-orang Navajo juga mengucapkan doa tentang Bulan dan Matahari, tentang kelahiran kembali, tentang kebaikan dan masa depan, hingga tentang kehadiran ilahi. Lagu-lagu tentang gerhana juga dapat dinyanyikan.
Ketika gerhana telah selesai, masyarakat Navajo akan mengeluarkan serbuk sari jagung dan menggunakannya sebagai persembahan untuk mengakui doa-doa yang telah diucapkan dan mengakui fenomena gerhana yang dianggap suci.
Serbuk sari jagung tersebut menjadi makanan pertama yang dikonsumsi setelah puasa yang dilakukan selama gerhana.
Menurut keyakinan tradisional Navajo, jika ada orang yang tidak mengikuti berbagai aturan tadi, orang tersebut akan memiliki sakit mata, kulit terbakar, ruam, masalah pencernaan, hingga sakit migrain yang tidak dapat dijelaskan asal-usulnya.
Bagi ibu hamil yang tidak mengikuti aturan, anak yang nantinya lahir bisa mempunyai masalah kulit dan pencernaan.
Peraturan-peraturan tersebut, terutama di masa ini, dikembalikan lagi kepada setiap pribadinya—apakah mereka mau melakukannya atau tidak.
Perkembangan teknologi modern membuat peristiwa pengamatan gerhana menjadi lebih fleksibel untuk dilakukan.
Meskipun begitu, masih banyak keluarga Navajo yang tetap menjalani ketentuan terhadap gerhana tersebut dan mengajarkannya pada generasi selanjutnya.