Mengenal Ugamo Malim, Keyakinan Pertama Masyarakat Suku Batak
Kepercayaan ini sudah mulai dianut pada masa kepemimpinan Si Singamangaraja XII yang juga menganut Ugamo Malim.
Kepercayaan ini sudah mulai dianut pada masa kepemimpinan Si Singamangaraja XII yang juga menganut Ugamo Malim.
Mengenal Ugamo Malim, Keyakinan Pertama Masyarakat Suku Batak
Sebelum masuknya agama Kristen Protestan, Katolik, dan Islam, masyarakat Suku Batak sudah lebih dulu memiliki keyakinan yang sudah dianut sejak nenek moyang mereka yang disebut Ugamo Malim.Para pemuka Ugamo Malim ini biasa disebut dengan Parmalim yang sebagian besar tersebar di Sumatra Utara khususnya kawasan Danau Toba. Parmalim meyakini keberadaan Tuhan mereka sebagai pencipta alam semesta atau yang disebut 'Mulajadi Nabolon' atau Sang Awal Penjadi Yang Agung.
Ugamo Malim secara umum bukanlah agama, melainkan sebuah kelanjutan sistem religi kuno yang sudah dianut masyarakat Suku Batak sejak dulu.
Kepercayaan ini sudah mulai dianut pada masa kepemimpinan Si Singamangaraja XII yang juga menganut Ugamo Malim. Melansir dari beberapa sumber, ia pun berpesan sebelum akhir hayatnya jika Ugamo Malim tetap disebarkan dan dilestarikan.
-
Mengapa orang Batak menganggap Ulos sakral? Sampai sekarang, orang Batak masih menjunjung tinggi Ulos yang dinilai sakral dan sarat makna.
-
Apa kepercayaan leluhur suku Karo? Sementara itu, dalam buku Mengenal Orang Karo karya Roberto Bangun pada 1989 lalu menyinggung bahwa leluhur masyarakat Karo memiliki kepercayaan tersendiri bernama Agama Pemena.
-
Siapa yang menjaga tradisi Batak? Desa ini adalah tempat di mana tradisi adat Batak masih dijaga dengan baik.
-
Siapa yang menjalani ritual adat Batak? Chen Giovani menjalani ritual adat Batak menjelang pernikahannya dengan Fritz Hutapea.
-
Siapa yang mempengaruhi orang Batak dalam perantauan? Dari ketiga filosofi itu, banyak dari orangtua yang mendorong anaknya dalam dunia pendidikan karena akan sulit mencapai cita-cita apabila pendidikannya biasa saja. Pada akhirnya, orang-orang Batak akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi pendidikan anaknya.
-
Siapa leluhur Orang Talak Mamak? Suku ini masih berkaitan dengan Datuak Parpatiah Nan Sabatang atau seorang tokoh penting yang konon cukup berpengaruh dalam pembentukan adat istiadat di Tanah Minangkabau.Namun, ada beberapa versi terkait asal-usul suku ini. Mulai dari keturunan Patih dari anak Datuk Patih yang bernama Patih Bunga. Ia merupakan leluhur Talang Mamak yaitu Talang Parit.
Jadi Sebuah Agama
Setelah wafatnya Si Singamangaraja XII, penerus takhta berikutnya yaitu Raja Nasiakbagi pun berinisiatif agar Ugamo Malim memiliki lembaga tersendiri sebagai sebuah agama.
Kemudian dicetuskanlah lembaga agama untuk Ugamo Malim. Maka dari sinilah kepercayaan tersebut menjadi ajaran yang dianut oleh orang-orang Batak yang sudah ditata dengan baik.
Secara umum, keyakinan ini tidak mengenal arti surga maupun neraka.
Mereka cenderung mendapatkan berkat dari Mulajadi Nabolon dan arwah leluhur atau dikutuk menjadi menjadi miskin serta tidak memiliki keturunan.
Pengertian Ugamo Malim
Melansir dari beberapa sumber, masyarakat Batak memperlakukan alam sebagai tumpuan hidup dan bagian dari anugerah dari Mulajadi Nabolon yang harus dijaga maupun sebagai penghidupan bagi keberlangsungan hidup.
Titik spiritualitas dalam memelihara ciptaan alam tersebut dipadukan dengan rasa syukur dan berserah diri kepada Mulajadi Simbolon. Di antara ritual Ugamo Malim, salah satunya adalah upacara persembahan atau Pelean kepada Mulajadi Nabolon.
Ritual dan Ibadah
Dalam keyakinan Ugamo Malim terdapat ajaran sujud dan berserah diri kepada Tuhan.
Poda Hamalimon dianggap sebagai panutan masyarakat Batak dalam berpikir, bertindak, dan berperilaku terhadap sesama dan juga kekayaan alam.
Lazimnya, para penganut Ugamo Malim akan melaksanakan sebuah ibadah rutin setiap hari Sabtu sebagai bentuk rasa syukur mereka. Kemudian ada pemujaan dan memuliakan Mulajadi Nabolon sebagai sang pencipta langit dan bumi.
Adapun ritual yang biasa dilakukan oleh umat Ugamo Malim yaitu 'Mangan Napaet' atau pengampunan dosa yang dilakukan rutin setiap bulan ke-12 dengan tujuan memperingati lahirnya utusan tuhan.
Jumlah Pengikut Semakin Berkurang
Seiring dengan masuknya agama lain dan akulturasi yang sudah melekat di masyarakat Suku Batak, jumlah pengikut Ugamo Malim ini semakin sedikit. Per tahun 2010, pengikutnya sekitar 816 jiwa.
Seiring berjalannya waktu, jumlah pengikutnya semakin berkurang.
Pada peiode 2010-2015, pengikut agama ini hanya berkisar 300 jiwa di Sumatra Utara.