Bos Telegram Komentari Sistem Keamanan WhatsApp
Merdeka.com - WhatsApp disebut pendiri Telegram sebagai aplikasi berbahaya. Pavel Durov katakan hal itu dalam sebuah unggahan blog yang dibagikan ke followers akun Telegramnya.
Dilaporkan Digital Trends, Durov menuding WhatsApp patut disalahkan dan harus memperbaiki diri. Ia juga mengatakan, fitur enkripsi end-to-end yang digembar gemborkan WhatsApp tidak berguna. Fitur enkripsi, kata dia, dinilai tidak bisa melindungi keamanan pengguna dari peretasan.
"WhatsApp memakai kata-kata enkripsi end-to-end sebagai mantra ajaib yang seharusnya membuat komunikasi aman. Namun, teknologi ini bukan peluru yang menjamin privasi pengguna dengan sendirinya," kata Durov.
-
Apa saja dampak dari penipuan WhatsApp? 'Phising ini di mana kita akan dikirimkan sebuah informasi yang sifatnya urgent, biasanya mengaku dari pihak bank yang meminta konfirmasi pilihan biaya transaksi, di mana di dalam wa tersebut akan ada link ke sebuah website yang kita harus isi data diri kita termasuk data perbankan dan lainnya,' ungkap dia kepada Merdeka.com, Kamis (31/8).
-
Kenapa penipu 'Webwyrm' menggunakan WhatsApp dan Telegram? Seringnya untuk menjangkau korbannya, mereka menggunakan WhatsApp dan Telegram.
-
Kenapa aplikasi penipuan berbahaya? Penipuan dapat menyebabkan kerugian finansial, pencurian identitas, dan penyusupan informasi sensitif.
-
Siapa yang menciptakan WhatsApp Channel? Bos Meta, Mark Zuckerberg belum lama ini merilis fitur baru WhatsApp atau WA. Fitur baru WA ini ialah WhatsApp Channel atau Saluran WA.
-
Kenapa penipu pakai WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban.
-
Apa itu username WhatsApp? Salah satu inovasi yang paling menarik adalah transisi dari penggunaan nomor telepon ke username. Dengan sistem baru ini, pengguna tidak perlu lagi membagikan nomor telepon untuk memulai percakapan. Cukup dengan menggunakan username, kamu dapat terhubung dengan orang lain dengan cara yang lebih praktis dan aman.
Terpenting, Durov mengklaim bahwa bug keamanan pada WhatsApp menciptakan backdoor yang sengaja ada untuk mematuhi dan menenangkan lembaga penegak hukum. Dengan begitu, kata Durov, jejaring sosial ini bisa melakukan bisnis tanpa gangguan di Iran dan Rusia.
Kejadian Bezos Dikomentari
Pada sisi lain, Telegram juga diminta melakukan hal yang sama oleh regulator. Namun, Telegam enggan untuk bekerja sama.
"Sebagai dampaknya, Telegram diblokir di sejumlah negara, namun di negara-negara ini, WhatsApp tidak mengalami kendala. Misalnya di Rusia dan Iran," kata Durov.
Pria berusia 35 tahun ini menyebut, dengan menyimpan back up data di iCloud, alih-alih di penyimpanan perangkat, WhatsApp mengorbankan privasi pengguna.
Pasalnya, menurut Durov, Apple tidak mengenkripsi data iCloud. Bahkan, Apple kerap memberikan data ini ke pemerintah, sesuai yang diminta.
Terakhir, Durov juga mengungkapkan, source code WhatsApp tidak tersedia secara publik. Artinya, tidak diketahui bagaimana cara enkripsi end-to-end WhatsApp bekerja.
"Jika saja Jeff Bezos pakai Telegram alih-alih WhatsApp, ia tidak akan diperas oleh orang-orang yang meretas perangkatnya," kata Durov. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pavel Durov, CEO Telegram, ditangkap di Bandara Bourget, Paris, saat bepergian dengan jet pribadi. Penangkapan dilakukan terkait surat perintah di Prancis.
Baca SelengkapnyaDurov dituduh melakukan kejahatan terorganisasi, perdagangan narkoba, penipuan, perundungan siber, dan promosi terorisme.
Baca SelengkapnyaElon Musk justru pemerintah Prancis menangkap Mark Zuckerberg bukan Pavel Durov.
Baca SelengkapnyaPavel Durov, pendiri dan CEO Telegram, mengungkapkan bahwa platformnya kini mulai meraih keuntungan.
Baca SelengkapnyaOtoritas Ukraina melarang penggunaan Telegram di kalangan militer dan orang-orang yang berkaitan dengan keamanan nasional.
Baca Selengkapnyaviral unggahan video yang mengimbau pengguna Whatsapp untuk tidak menekan tombol block.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah alasan mengapa WhatsApp terkena spam dan cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaTersangka mentransfer dari tabungan korban ke 16 rekening yang dibeli tersangka DN dari seseorang.
Baca SelengkapnyaNasabah Bank BRI di Malang menjadi korban penipuan bermodus file APK yang dikirim melalui Whatsapp. Akibatnya, dia kehilangan Rp559,9 juta dari rekeningnya.
Baca SelengkapnyaChannel Telegram ini tak hanya mengumbar data pribadi orang Indonesia saja, tetapi juga diduga menjualnya.
Baca SelengkapnyaElon Musk mengancam akan menuntut Meta atas platform Threads barunya.
Baca SelengkapnyaPlatform digital Telegram tidak kooperatif dalam penanganan judi online.
Baca Selengkapnya