CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Bandara Paris
Pavel Durov, CEO Telegram, ditangkap di Bandara Bourget, Paris, saat bepergian dengan jet pribadi. Penangkapan dilakukan terkait surat perintah di Prancis.
Pavel Durov, miliarder sekaligus co-founder dan CEO aplikasi pesan Telegram, ditangkap polisi. Dia ditangkap karena dugaan pelanggaran terkait dengan aplikasi besutannya, Telegram.
Miliarder Prancis-Rusia, 39 tahun, ditahan di bandara Le Bourget di utara ibu kota Prancis pada Sabtu malam.
Mengutip The Guardian, Minggu (25/8), pengusaha kelahiran Rusia berusia 39 tahun itu diketahui sedang dalam perjalanan dari Azerbaijan dan ditangkap sekitar pukul 8 malam waktu setempat.
Durov, yang kini tinggal di Dubai dan memegang kewarganegaraan ganda Prancis dan Uni Emirat Arab, diperkirakan memiliki kekayaan sebesar USD15,5 miliar, menurut Forbes.
Ia meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah menolak untuk mematuhi permintaan pemerintah Rusia untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosialnya, VK, yang kemudian dijualnya.
Telegram, aplikasi pesan yang didirikannya bersama saudaranya Nikolai pada tahun 2013, kini memiliki sekitar 900 juta pengguna aktif.
Aplikasi ini dikenal dengan fitur enkripsi end-to-end dan kemampuan penggunanya untuk membuat "channel" yang memungkinkan penyebaran informasi secara cepat kepada pengikut. Telegram hingga kini belum memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar ditangkapnya Durov.