Elon Musk Peringatkan AI Bisa Ancam Eksistensi Umat Manusia seperti Bom Nuklir
Merdeka.com - Elon Musk memperingatkan pengembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang tidak terkendali menimbulkan potensi ancaman eksistensial bagi umat manusia. Dikatakan bos Twitter ini, AI menjadi popular karena boomingnya ChatGPT.
Dilaporkan NYPost, Kamis (16/2), miliarder slengean ini meminta pemerintah untuk mengembangkan pagar pengaman yang jelas untuk teknologi AI sambil membahas kebangkitan ChatGPT dan kemajuan lainnya. Ia mengatakan hal ini ketika tampil secara virtual di World Government Summit di Dubai.
"Salah satu risiko terbesar bagi masa depan peradaban adalah AI. Tapi AI itu positif atau negatif. AI memiliki janji besar, kemampuan besar, tetapi juga, dengan itu ada bahaya besar," kata Elon yang ikut mendirikan perusahaan OpenAI di belakang pengembangan ChatGPT.
-
Apa potensi dampak negatif AI? Potensi terjadinya masalah sangat besar, yang dapat menyebabkan kehancuran peradaban biologis dan AI sebelum mereka berkesempatan menjadi multiplanet.
-
Kenapa permintaan AI meningkat? Kecerdasan buatan (AI) kini terus menjadi berita utama ketika perusahaan dan individu mencoba memanfaatkan kekuatan alat baru.
-
Apa bahaya AI di 2024? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai 'Singularitas,' di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati. Sebagian besar, jika tidak semua, konten yang dihasilkan AI hanya memuntahkan, dalam beberapa hal, data yang digunakan untuk melatihnya.Namun AGI berpotensi melakukan pekerjaan tertentu lebih baik daripada kebanyakan orang, kata para ilmuwan. Teknologi ini juga bisa dijadikan senjata dan digunakan, misalnya, untuk menciptakan patogen yang lebih kuat, melancarkan serangan siber besar-besaran, atau mengatur manipulasi massal.
-
Apa dampak buruk AI? Kehadiran hantu AI mungkin mengganggu proses berduka alami, sehingga berpotensi berdampak pada kesehatan mental masyarakat.
-
Siapa yang mengembangkan AI yang berbahaya? Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat peperangan. Pemerintah AS mengumumkan pada 22 November bahwa 47 negara bagian telah mendukung deklarasi tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer – yang pertama kali diluncurkan di Den Haag pada bulan Februari.
-
Kenapa ChatGPT viral? Percakapan dalam unggahan tersebut tentunya sangat menarik perhatian warga net karena merasa ChatGPT sangat berguna dan jawaban yang diberikan juga sangat mengiris hati seolah memang benar bahwa yang menjawab adalah Ibu dari pemilik akun.
"Maksud saya, Anda lihat, katakanlah, penemuan fisika nuklir. Anda memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir tetapi juga bom nuklir. Maka itu perlu untuk mengatur penggunaannya," tambahnya.
Dalam acara itu, bos Tesla dan SpaceX ini mengumumkan bahwa dirinya sudah tidak lagi memiliki saham di OpenAI dan tak terlibat operasionalnya. Dia mengatakan telah meninggalkan dewan direksi OpenAI setelah menjadi investor awal bersama mantan mitra di PayPal-nya, Peter Thiel.
"ChatGPT, menurut saya, telah mengilustrasikan kepada orang-orang betapa canggihnya AI. AI telah maju untuk sementara waktu; itu hanya tidak memiliki antarmuka pengguna yang dapat diakses oleh kebanyakan orang. Apa yang telah dilakukan ChatGPT hanyalah menempatkan antarmuka pengguna yang dapat diakses pada teknologi AI yang telah hadir selama beberapa tahun," ungkap Elon.
Sebelumnya, Elon pernah mengatakan betapa dirinya merasa takut akan kehadiran teknologi AI di masa mendatang. Pernyataan ini dirinya sampaikan terbuka pada suatu kesempatan yang lalu.
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elon musk selalu mengampanyekan bahaya keberadaan AI. Tapi itu dulu. Sekarang lain hal.
Baca SelengkapnyaApa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Baca SelengkapnyaBerikut prediksi teknologi berbasis AI yang akan berubah menyeramkan di 2024.
Baca SelengkapnyaMenyiapkan diri, bangsa, dan negara memanfaatkan AI dan menanggulangi dampak buruknya bukan lagi suatu pilihan, namun menjadi keharusan.
Baca SelengkapnyaTeknologi Artificial Intelligence (AI) semakin berkembang, ada dua pertanyaan besar. Membahayakan atau menguntungkan?
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan dalam laporan Bloomberg yang menyebut xAI dapat investasi jumbo.
Baca SelengkapnyaMeski mengubah iklim pekerjaan, AI tidak berarti menjadi malapetaka dan kesuraman bagi semua pekerja.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah ilmuwan yang khawatir terhadap dampak buruk AI.
Baca SelengkapnyaMenurut Megawati, dunia kini dihadapkan pada persoalan yang lebih kompleks, volatile dan penuh ketidakpastian.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini hanya sementara karena ada yang tidak beres dalam penggunaan data Twitter.
Baca SelengkapnyaElon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, membagikan sebuah video pertunjukan fashion show yang dihasilkan oleh AI.
Baca SelengkapnyaGoogle mengetahui keinginan pengguna, sehingga menyajikan informasi yang diperlukan bagi pengguna.
Baca Selengkapnya