Histori Perjalanan Investasi Grab Hingga Jadi Decacorn Pertama di Asia Tenggara
Merdeka.com - Akhir Februari lalu Grab mengumumkan kabar gembira bagi para penggunanya. Sebuah dedikasi tinggi untuk memberikan kemudahan masyarakat yang mereka lakukan sejak tahun 2012 akhirnya terbayar dengan status elit, decacorn.
Sebagai catatan, decacorn merupakan pencapaian yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan rintisan yang mampu mencapai valuasi USD 10 miliar. Grab sendiri di tanggal 28 Februari 2019 lalu merilis nilai valuasi baru sebesar USD 11 miliar.
Bagaimana cerita Grab hingga mampu mendapatkan valuasi sebesar itu?
-
Bagaimana cara meraup untung puluhan juta dari berjualan keripik ubi? Setelah penjualan tidak ada kendala, Faisal mengaku keuntungannya juga berlipat ganda. Dalam sebulan, usahanya bisa meraup omzet sampai dengan Rp30 hingga Rp40 juta. 'Kalau sekarang Alhamdulillah omzetnya bisa mencapai Rp30-40 juta,' tambahnya.
-
Bagaimana cara untuk mencapai puncak kesuksesan? ‘Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang’ - Ir. Soekarno
-
Bagaimana Dedap sukses di perantauan? Setelah lama bekerja, Dedap hidup sukses dan berhasil menjadi saudagar muda yang kaya raya. Ia kemudian menikah dengan Putri Linggi seorang anak dari saudagar yang sekelas.
-
Bagaimana keuntungan deposito didapat? Semakin besar dana dan semakin lama waktu pencairan depositonya, akan semakin besar pula bunga yang akan didapatkan oleh nasabah.
-
Bagaimana cara Dewandaru membawa kekayaan? Konon, memakan buah Dewandaru atau menggunakan jimat yang terbuat dari kulit buah ini dapat menjadi perantara kekayaan.Mitos ini mungkin berasal dari cerita-cerita kesuksesan individu yang memiliki hubungan dengan pohon Dewandaru. Orang-orang mungkin melihat kesuksesan tersebut sebagai hasil dari intervensi ilahi yang melalui pengaruh pohon itu sendiri.
-
Bagaimana Black Sam mendapatkan harta? Puncak dari kariernya adalah saat ia berhasil merampok kapal Whydah Gally di dekat Bahama pada Februari 1717.
Semuanya diawali dari nol. Grab sendiri memulai sejarah pendanaam mereka sejak April 2014 lalu. Mereka mendapatkan Pendanaan Seri A dari Vertex Venture Holdings yang merupakan anak usaha dari Temasek Holdings sebesar USD 10 juta, atau sekitar 140 miliar.
Di tahun yang sama Grab kembali merengkuh investor. Perusahaan taksi online yang bermarkas di Singapura ini sukses mengantongi pendanaan baru dalam beberapa seri. Total nilainya USD 340 juta dan didapatkan dari GGV Capital asal China, Qunar dan Vertex Venture.
Masih di tahun yang sama namun di bulan Oktober, Grab kembali mendapatkan kepercayaan dari investor-investor global. Kali ini, Pendanaan Seri C didapatkannya dengan nilai USD 65 juta dari Tigel Global asal Amerika Serikat, GGV Capital dan Venture Vertex.
Tahun 2014 tampaknya menjadi hoki bagi Grab karena di akhir tahun SoftBank Group dari Jepang juga ikut memberikan Pendanaan, kali ini Seri D, sebesar USD 250 juta.Memasuki tengah tahun 2015, investor besar dari Tiongkok, Didi Chuxing dan China Investmen Corporation (CIC) ikut dalam pendanaan Grab. Nilai yang diberikan cukup besar hingga masuk dalam Pendanaan Seri E dengan total USD 350 juta.
Hanya satu pendanaan yang didapatkan oleh Grab di 2015. Namun pada bulan September 2016 para investor dari SoftBank, Didi Chuxing, serta produsen otomotif Honda menggelontorkan Pendanaan Seri F dengan total nilai USD 750 juta!
Berkat kinerja dan kualitas yang terus terjaga, Grab kembali dipercaya untuk mendapatkan suntikan investasi di bulan Agustus 2017. Kali ini klien mereka adalah SoftBank, Didi Chuxing, serta Toyota. Uang yang dikucurkan sebesar USD 2,5 miliar, atau hampir empat kali lipat lebih besar dari pendanaan sebelumnya.
Melihat potensi dan pangsa pasar yang begitu besar yang dimiliki oleh Grab, makin banyak investor yang meliriknya. Tercatat di tahun 2018, sebuah pendanaan besar-besaran sebesar USD 3 miliar, atau setara tiga kali unicorn berhasil didapatkan dari Toyota, Microsoft, Booking Holdings dan Yamaha Motors. TechCruch menyebutkan bahwa Grab kini memiliki valuasi sebesar USD 11 miliar, yang berarti bahwa startup ini telah naik pangkat dari unicorn menjadi decacorn.
Bila dilogika, sebenarnya bukan kejutan besar bila Grab mampu meraih decacorn. Hal ini tak lepas dari status mereka sebagai everyday superapp, memberikan beragam layanan yang tepat dan didambakan masyarakat. Mulai dari GrabTaxi, GrabCar dan GrabBike yang bergerak di bidang angkutan online, layanan fintech berupa GrabPay, hingga kemudahan mendapatkan makanan dan bahan-bahan pokok di GrabFood dan GrabFresh.
Grab dikabarkan masih belum ada niatan untuk menginjak pedal rem. Inovasi akan terus mereka lakukan untuk semakin meningkatkan pelayanan yang memudahkan masyarakat. Bila mampu menjaga konsistensi dalam kualitas layanan, tak heran kalau status decacorn akan cepat berlalu berlalu, berganti dengan hectocorn dalam beberapa tahun ke depan. (mdk/wri)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Grab Indonesia pun menjadi salah satu perusahaan yang pertama yang mengikuti program yang diselenggarakan KPPU.
Baca SelengkapnyaDana abadi tersebut akan disalurkan oleh Benih Baik melalui berbagai program sampai akhir tahun 2024.
Baca SelengkapnyaProgram akselerator ini akan berfokus untuk menjaring startup dengan model bisnis Direct-to-Consumer (D2C) terutama bidang retail dan kecantikan (beauty).
Baca SelengkapnyaSebagai bentuk penghormatan dan apresiasi perusahaan terhadap Mitra Pengemudi dan Mitra Merchant atas loyalitas dan dedikasinya.
Baca Selengkapnyakehadiran Superbank juga dapat turut mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMelalui program Prakerja, pemerintah menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, menjangkau hingga 18 juta penerima manfaat.
Baca SelengkapnyaPria ini adalah salah satu legenda bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain dari penjualan tiket pesawat, Garuda juga menerapkan berbagai program untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Baca SelengkapnyaKolaborasi ini juga menjadikan Grab sebagai brand pertama di Indonesia yang memiliki LIVE Gifts.
Baca SelengkapnyaEstimasi kekayaan Oei mencapai 200 juta gulden atau sekitar USD1,5 miliar atau Rp24,21 triliun pada nilai saat ini.
Baca SelengkapnyaSuperbank, yang sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International, memasuki era baru ketika menjadi bagian dari Emtek Group pada akhir 2021.
Baca SelengkapnyaPada usianya menginjak 24 tahun, dia memutuskan untuk merantau ke Indonesia.
Baca Selengkapnya