Ilmuwan temukan galaksi paling gelap di alam semesta
Merdeka.com - Teleskop Gemini di Hawaii adalah teleskop dengan kemampuan terbaik yang dimilik manusia saat ini. Dan baru-baru ini, teleskop sepanjang 8 meter itu berhasil dipakai untuk menemukan galaksi yang paling gelap di alam semesta.
Galaksi itu oleh ilmuwan diberi nama 'Dragonfly44' yang letaknya di dekat gugusan bintang Coma atau sekitar 30 tahun cahaya dari Bumi. Guna menemukan Dragonfly44, ilmuwan melakukan observasi selama 6 hari.
Awalnya mereka penasaran karena galaksi Dragonfly44 sangat redup namun memiliki kecepatan tinggi. Redupnya sebuah galaksi menandakan bila ukurannya kecil, alhasil kecepatannya pun seharusnya tidak tinggi. Namun hal itu tidak terjadi di Dragonfly44.
-
Apa yang ditemukan astronom tentang Galaksi Bima Sakti? Para astronom telah menemukan kembaran galaksi Bima Sakti yang terjauh dari yang pernah diamati.
-
Dimana letak Galaksi Bima Sakti di alam semesta? Berbagai studi menunjukkan bahwa Bima Sakti berada jauh dari struktur besar alam semesta yang menyerupai jaring kosmik raksasa. Oleh karena itu, para ilmuwan menyebut galaksi Bima Sakti sebagai bagian dari kawasan kosong yang dikenal sebagai Kekosongan Keenan, Barger, dan Cowie (KBC).
-
Apa yang ditemukan di dekat Galaksi Bima Sakti? Bintang tertua di alam semesta baru-baru ini ditemukan di sebelah galaksi Bima Sakti.
-
Bagaimana struktur Galaksi REBELS-25 bisa mirip dengan Galaksi Bima Sakti? Rotasi dan struktur galaksi ini diungkap melalui kolaborasi antara Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) dan European Southern Observatory (ESO).
-
Apa yang ada di pusat galaksi Bima Sakti? Di pusat galaksi Bima Sakti terdapat sebuah lubang hitam yang dikenal dengan nama Sagittarius A.
-
Kapan ditemukannya galaksi selain Bima Sakti? Tiga abad kemudian, setelah Galileo Galilei menemukan kumpulan bintang di langit, akhirnya para astronom membuat teleskop yang cukup besar untuk menunjukkan bahwa yang disebut dengan Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta.
Dragonfly44 diprediksi mempunyai massa sekitar 1 triliun matahari, yang sebetulnya tidak jauh berbeda dari massa galaksi Bima Sakti. Yang membedakan dari galaksi kita, Dragonfly44 99,99 persennya terdiri dari partikel gelap bukan bintang atau planet. Bagi Anda yang masih asing, partikel gelap adalah materi tidak terlihat di alam semesta yang mempunyai gaya gravitasi dan menjaga agar benda-benda di luar angkasa tetap pada tempatnya.
"Kami tidak tahu bagaimana galaksi seperti Dragonfly44 bisa terbentuk," ujar Roberto Abraham, ilmuwan dari Universitas Toronto selaku co-author dari penelitian tersebut.
Penemuan galaksi Dragonfly44 sendiri diharapkan bisa membantu ilmuwan memahami partikel gelap atau 'dark matter'. Memang, meskipun sudah bisa mendefinisikan partikel gelap, masih banyak hal yang tidak diketahui ilmuwan soal materi penyusun terbesar alam semesta itu.
Sumber: Phys.org
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Galaksi Bima Sakti termasuk galaksi spiral cakram terbesar dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 12.000 tahun cahaya.
Baca SelengkapnyaTeori saat ini menunjukkan bahwa untuk sebuah galaksi agar teratur seperti Bima Sakti kita dibutuhkan waktu miliaran tahun evolusi.
Baca SelengkapnyaNASA berhasil mengamati dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan dalam galaksi kerdil, sebuah temuan langka.
Baca SelengkapnyaUkuran dan penampakan galaksi spiral yang tidak biasa ini disebabkan oleh interaksinya dengan galaksi yang lebih kecil.
Baca SelengkapnyaKedua lubang hitam ini berputar dalam orbit yang semakin memburuk di inti galaksi tersebut.
Baca SelengkapnyaSelama ini ilmuwan astronomi masih bingung dan bertanya-tanya tentang konsep energi gelap. Energi yang misterius mengelilingi alam semesta.
Baca SelengkapnyaJumlah galaksi di alam semesta telah diketahui tapi masih penuh misteri.
Baca SelengkapnyaSepasang lubang hitam masif memiliki massa gabungan sebesar 28 miliar kali massa Matahari.
Baca SelengkapnyaLubang hitam biasanya berada di pusat galaksi, termasuk Bima Sakti.
Baca SelengkapnyaPertanyaan ini bagi Galileo Galilei dan Albert Einstein sulit terjawab. Ada beragam alasannya.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini memberikan perspektif unik tentang proses pembentukan elemen-elemen awal di galaksi selain Bima Sakti
Baca SelengkapnyaIlmuwan terang-terangan sulit memahami penemuan luar angkasa yang pernah ditemukan.
Baca Selengkapnya