Indonesia Punya SATRIA-1, Kok Menkes Minta Akses Internet ke Elon Musk?
SATRIA-1 diluncurkan demi menjangkau fasilitas publik di wilayah 3T, termasuk Puskesmas.
SATRIA-1 diluncurkan demi menjangkau fasilitas publik di wilayah 3T, termasuk Puskesmas.
Indonesia Punya SATRIA-1, Kok Menkes Minta Akses Internet ke Elon Musk?
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melakukan pertemuan dengan Elon Musk untuk menjajaki kemungkinan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Starlink. Tujuannya untuk akses internet di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Upaya Menkes berdiskusi dengan Elon Musk terkait jaringan internet di Puskesmas 3T, dianggap aneh oleh pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi. Direktur ICT Institut ini mengatakan, langkah yang dilakukan Menkes untuk meminta bandwidth dari satelit milik Elon Musk dianggap memalukan.
Hal ini karena Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui BAKTI baru saja meluncurkan satelit SATRIA-1 yang khusus mengirim sinyal internet di wilayah 3T.
Satelit SATRIA-1 ini diluncurkan pada Juni lalu dan saat ini masih dalam perjalanan menuju orbit 146 derajat Bujur Timur. Diprediksikan awal 2024 bisa digunakan.
“Dengan meminta bantuan Elon Musk ini, nanti untuk apa kita meluncurkan satelit SATRIA-1,” kata Heru kepada Merdeka.com, Senin (7/8).
Heru menduga, terjadi adanya miskomunikasi antara Kemenkes dengan Kominfo. Namun dugaan itu juga belum pasti. Yang jelas, dengan adanya satelit SATRIA-1 bandwidth yang ditawarkan cukup besar. Mengingat SATRIA-1 memiliki bandwidth sebesar 150 Gbps yang nantinya akan dibagi di beberapa titik di wilayah 3T.
"Artinya kita sebenarnya memiliki cukup bandwidth ya yakni 150 Gbps yang nanti akan dibagi di beberapa titik sehingga ini memang harus dimanfaatkan,"
Direktur ICT Institut, Heru Sutadi.
Lain hal jika pertemuan Menkes dengan Elon Musk ada misi lain yang sebenarnya tidak membicarakan soal internet dari satelit Starlink. Misalnya saja, ada tugas khusus yang diberikannya dari Presiden Joko Widodo untuk mempersuasi Elon Musk agar membangun Tesla di Indonesia.
"Kecuali memang ada tugas khusus yang diberikan kepada Menkes misalnya untuk mempersuasi elon musk untuk membangun Tesla di Indonesia, itu mungkin masih bisa saja terjadi. Tapi kalau hanya untuk mengemis meminta paket data menghubungkan puskesmas 3T, ya kan kita udah punya SATRIA-1,"
Direktur ICT Institut, Heru Sutadi.