Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini alasan keberatan Telkomsel pada merger XL-AXIS

Ini alasan keberatan Telkomsel pada merger XL-AXIS Axis - XL. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Kepastian akuisisi XL atas AXIS benar-benar disyukuri oleh Presdir XL Hasnul Suhaimi. Hasnul menuturkan bahwa selama dua tahun, rencana merger dan akuisisi itu dipenuhi dengan up and down atau antara jadi dan tidak jadi.

Sikap pesimistis selalu membayangi manajemen dan pemilik saham, bahwa akuisisi dan merger itu tak mungkin dilakukan. Namun, Hasul mengaku pantang menyerah, dan terus mencurahkan segala daya dan upaya, tenaga dan fikiran agar akuisisi dan merger tersebut bisa terwujud.

Keberhasilan XL menggaet AXIS tentunya membuat Telkomsel, pemegang pangsa pasar saat ini, seperti kebakaran jenggot. Wajar, karena selama ini, Telkomsel masuk dalam zona nyaman, dan minim persaingan, apalagi saat ini, jumlah frekuensinya dengan XL sama persis.

Orang lain juga bertanya?

Telkomsel merasa, sebagai bagian dari BUMN, tidak mendapatkan proteksi dari pemerintah, seperti yang dialami BUMN di negara-negara lainnya, termasuk Eropa. Anak usaha Telkom itu juga merasa telah membangun infrastruktur telekomunikasi hingga ke perbatasan, meskipun nilai ekonominya hampir tidak ada, sehingga seharusnya mendapatkan frekuensi lebih besar.

“Itu artinya, 45 MHz frekuensi yang dimiliki Telkomsel lebih banyak dipakai untuk layanan suara ketimbang data, karena untuk memenuhi kebutuhan komunikasi di daerah terpencil,” ujar praktisi hukum telekomunikasi Sulaiman Sembiring kepada merdeka.com, belum lama ini.

Menurut Sulaiman, layanan suara dan SMS meski dipakai oleh sekitar 80 persen pengguna Telkomsel, namun kontribusi ke pendapatannya hanya sekitar 40 persen, sedangkan pengguna data yang hanya mencakup 20 persen pengguna memberikan kontribusi pendapatan hingga 60 persen.

“Komitmen pembangunan di wilayah terpencil dengan tanpa memperhatikan nilai ekonomi benar-benar kurang diperhatikan pemerintah,” katanya.

Sedangkan XL, dengan jumlah frekuensi yang sama, sejak awal sudah menyatakan akan menggenjot layanan data. Wajar saja, karena Average Revenue per User (ARPU) layanan data memang sangat besar, bisa mencapai Rp 100 ribu – Rp 200 ribu. Bandingkan dengan ARPU layanan suara yang hanya sekitar Rp 25 ribu.

Seorang anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) bahkan meragukan komitmen XL untuk membangun daerah terpencil dan perbatasan karena begitu mudahnya memindahkan infrastruktur BTS setelah nilai ekonominya tak tercapai.

Hasnul sendiri mengaku tidak mungkin melewati Telkomsel baik dari sisi pendapatan maupun jumlah pengguna. “Saya fokusnya memberikan layanan kepada pelanggan sebaik-baiknya. Untuk mengejar Telkomsel terlalu jauh, mungkin semua operator bersatu baru bisa mengimbangi Telkomsel,” katanya. (mdk/nvl)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren, Menkominfo: Kami Dukung!
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren, Menkominfo: Kami Dukung!

XL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.

Baca Selengkapnya
Bagaimana Kelanjutan Rencana Merger XL dan Smartfren?
Bagaimana Kelanjutan Rencana Merger XL dan Smartfren?

Berikut penjelasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait rencana merger XL dan Smartfren.

Baca Selengkapnya
Hilal Merger XL-Smartfren Kian Terlihat, tapi Masih Ada yang Mengganjal
Hilal Merger XL-Smartfren Kian Terlihat, tapi Masih Ada yang Mengganjal

Proses merger antara XL dan Smartfren semakin mendekati tahap akhir.

Baca Selengkapnya
3 Hal Ini Jadi ‘Benalu’ Industri Telekomunikasi di Indonesia
3 Hal Ini Jadi ‘Benalu’ Industri Telekomunikasi di Indonesia

Kondisi operator seluler di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Baca Selengkapnya
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Temui Titik Terang
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Temui Titik Terang

Setelah dirumorkan merger, kini Axiata dan SinarMas saling mulai menjajaki.

Baca Selengkapnya
Industri Telekomunikasi Butuh Terobosan dari Pemerintah, Ini Penyebabnya
Industri Telekomunikasi Butuh Terobosan dari Pemerintah, Ini Penyebabnya

Industri halo-halo sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah harus hadir dengan terobosan regulasi.

Baca Selengkapnya
Presdir Smartfren soal BTS Tak Perlu Lagi setelah Ada Starlink: Yakin Kita Udah Enggak Dipakai?
Presdir Smartfren soal BTS Tak Perlu Lagi setelah Ada Starlink: Yakin Kita Udah Enggak Dipakai?

Presiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.

Baca Selengkapnya
XL Axiata Minta Pemerintahan Baru Perhatikan Keberlanjutan Operator Seluler
XL Axiata Minta Pemerintahan Baru Perhatikan Keberlanjutan Operator Seluler

Tak mudah bagi industri telekomunikasi untuk menatap masa depan. Butuh bantuan pemerintah agar bisnis mereka terus berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Soal Starlink, APJII Minta Pemerintah Hargai Kerja Keras Perusahaan Internet Lokal
Soal Starlink, APJII Minta Pemerintah Hargai Kerja Keras Perusahaan Internet Lokal

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) meminta agar pemerintah juga memperhatikan perusahaan internet lokal.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Terkesan Ngotot Ingin Satelit Starlink Elon Musk Masuk Indonesia, Ada Apa?
Pemerintah Terkesan Ngotot Ingin Satelit Starlink Elon Musk Masuk Indonesia, Ada Apa?

Ada hal lain nampaknya dari rayuan pemerintah ke Elon Musk untuk hadirkan satelit Starlink.

Baca Selengkapnya
Begini Respons XL Axiata soal Ramai Starlink
Begini Respons XL Axiata soal Ramai Starlink

Respons XL Axiata tak terduga saat ramai Starlink.

Baca Selengkapnya
Menkominfo: Starlink Harus Mau Dikontrol, Kalau Gak Nonton Porno & Judi Slot Bisa Pakai Jaringannya
Menkominfo: Starlink Harus Mau Dikontrol, Kalau Gak Nonton Porno & Judi Slot Bisa Pakai Jaringannya

Sejauh ini Starlink belum ada kejelasan melayani pasar retail Indonesia.

Baca Selengkapnya