Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kini legal di Amerika, ini 8 fakta penting seputar mabuk ganja!

Kini legal di Amerika, ini 8 fakta penting seputar mabuk ganja! Fakta penting tentang mabuk ganja. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Ganja mungkin adalah 'narkoba' yang paling populer untuk digunakan banyak sekali populasi masyarakat, namun ilegal di sebagian besar negara. Tentu membawa, terlebih lagi mengedarkan ganja, merupakan perbuatan kriminal. Tak terkecuali di Indonesia.

Secara medis, banyak hal yang telah membuktikan bahwa ganja tak membawa pengaruh buruk. Diduga, ganja disebut berbahaya karena merupakan propaganda era 60 dan 70an silam.

Kini, berbagai negara seperti Belanda dan juga beberapa negara bagian di Amerika Serikat telah melegalkan ganja untuk tujuan rekreasional. Banyak negara bagian bahkan telah melegalkan jika dipakai untuk tujuan medis. Tentu dengan tujuan rekreasional, ganja pun digunakan untuk 'mabuk.'

Apa saja berbagai fakta di balik kegiatan menghisap ganja? Benarkah ganja berbahaya? Benarkah mitos-mitos seputar ganja? Berikut ulasan beberapa hal menarik terkait hal ini.

Ganja tak memiliki efek yang lama seperti narkoba lainnya

Ganja memiliki zat aktif bernama THC, yang oleh tubuh akan disimpan di penyimpanan lemak tubuh. Hal ini adalah aspek di mana ganja serupa dengan obat-obatan lainnya, di mana zat aktifnya akan tersimpan dalam tubuh dan memiliki efek berhari-hari. Namun perbedaannya adalah zat psikoaktif ganja tersebut terpakai oleh tubuh dengan sangat cepat, dan yang tersimpan hanyalah residu.

Residu ini sama sekali tak memiliki efek pada seseorang. Berbeda dengan zat aktif lain yang seringkali meninggalkan efek samping, THC sama sekali tak berbahaya bagi lemak, otak, maupun bagian lain dari tubuh.

Ganja tak pengaruhi kinerja jangka panjang dari otak manusia

Dulu ganja sering dikaitkan dengan penurunan kualitas logika bahkan kecerdasan. Hal ini memang benar, namun sebenarnya bukan dalam jangka panjang. Tes di laboratorium menyebutkan bahwa ganja mengurangi kemampuan mengingat jangka pendek, namun hal ini akan terjadi ketika seseorang 'mabuk ganja.'

Seseorang yang sedang mabuk, mereka bisa mengingat berbagai hal yang sebelumnya terjadi, namun akan sedikit kesulitan untuk belajar hal baru.

Namun untuk jangka panjang, sama sekali tak ada bukti ilmiah yang membuktikan ganja bisa menurunkan fungsi otak bahkan menurunkan kecerdasan.

Ganja itu tidak berbahaya, rokoklah yang justru jauh lebih berbahaya

Jika ganja dianggap berbahaya, tentu hal tersebut hanya mitos. Sejak propaganda berbagai bahayanya ganja muncul, berbagai kelebihan dari ganja benar-benar ditutup-tutupi. Seperti salah satu jurnal medis paling top di Inggris yang bernama The Lancet yang bahkan berani menyebut bahwa "merokok ganja, meski dalam jangka waktu panjang, sama sekali tidak berbahaya bagi kesehatan."

Uniknya, rokoklah saat ini yang legal. Padahal kita tahu, secara global, rokok selalu memiliki andil besar dalam kematian di seluruh dunia tiap tahun. Justru merokok ganja tak pernah menimbulkan korban jiwa.

Ganja tak membuat manusia jadi malas

Ganja seringkali dianggap membuat seseorang malas, apatis, dan kurang motivasi hidup. Namun dalam sebah penelitian, hal ini dibuktikan tidak benar. Dosis tinggi ganja dicoba diberikan pada relawan secara reguler dalam beberapa minggu. Terbukti hal ini tak menurunkan motivasi ataupun kemampuan dalam bekerja.

Tentu dengan terlalu banyak mabuk, hal ini bisa mengurangi waktu kerja dan produktivitas. Namun hal ini sama sekali tak ada hubungan dengan kandungan ganja. Hal ini terkait dengan bagaimana seseorang menyalahgunakannya. Sama seperti main game, browsing internet, atau berbagai hal duniawi lainnya, melakukannya dengan terlalu banyak tentu tidak baik.

Ganja tak memicu kriminalitas

Hal ini sama sekali tidak benar. Berbagai riset yang secara serius dilakukan dan telah membantah mitos kalau ganja bisa memicu orang untuk melakukan tindak kriminalitas. Hal ini dikarenakan ketika orang mabuk ganja, efeknya adalah membuat rasa gembira yang berlebihan dan kehilangan konsentrasi berpikir. Di beberapa orang bahkan ada juga yang reaksinya adalah justru keaktifan dan ketajaman dalam berpikir. Jadi, akan sangat mustahil jika ganja akan memicu tindakan kriminal.

Mitos semacam ini muncul karena ganja sendiri masih ilegal di beberapa tempat, jadi untuk mendapatkannya saja sudah jadi tindakan kriminal yang mungkin akan memicu tindakan kriminal lain. Namun untuk tindakan kriminal yang dipicu karena efek ganja, tentu tidak ada.

Ganja tidak merusak sel otak

Ganja tak terbukti merusak sel otak, namun sejujurnya ilmuwan pun bingung akan hal ini. Secara ilmiah terbukti bahwa struktur otak antara orang yang hobi mengisap ganja dan non perokok, jika dibandingkan strukturnya sangat berbeda. Namun secara perilaku kognitif dan emosional, hal tersebut tidak seberapa berpengaruh. Media kesehatan kebanyakan menyebut bahwa ganja hanya 'mereorganisasi otak' namun tidak merusaknya.

Ganja tidak membuka jalan untuk kecanduan narkoba lain

Ganja sudah populer bukan menjadi obat-obatan 'gateway,' yang merupakan istilah yang merujuk ke efek untuk ingin mencoba obat-obatan lainnya.

Jika menilik statistik, pengguna heroin atau kokain memang pernah menggunakan ganja. Namun itu hanyalah statistik di mana jika di balik, pengguna ganja ternyata secara statistik juga tidak menggunakan obat terlarang lain. Hal ini pun tak berhubungan.

Sebenarnya popularitas ganja dipicu oleh kebutuhan masyarakat akan obat yang memproduksi halusinasi pikiran untuk memicu perubahan suasana hati jadi lebih baik. Jadi sebenarnya menghisap ganja kebanyakan berdasar dari hal yang positif. Terlebih lagi menurut data dari AS melalui National Institute on Drug Abuse, setelah di beberapa negara bagian dilegalkan, penggunaan ganja meningkat di remaja dan berbagai narkoba lain seperti heroin, kokain, dan metamfetamin, semuanya menurun.

Ganja tak merusak paru-paru layaknya rokok

Ganja ternyata dianggap sebagai perusak paru-paru oleh masyarakat. Sederhana, karena ganja diperlakukan seperti rokok, dan ganja tak dihisap menggunakan filter.

Namun hal ini ternyata dibantah oleh sebuah studi tahun 2012 tentang efek ganja dan hubungannya dengan paru-paru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah "penggunaan ganja secara tidak berkala dan rendah, ternyata tak berhubungan dengan efek buruk pada fungsi paru-paru."

Hal ini tentu berhubungan dengan kandungannya. Kandungan rokok jauh lebih berbahaya.

Jika menilik bahaya asap secara fisik ke paru-paru, tentu ganja punya beberapa efek. Perbedaannya adalah perokok berat dan pengganja berat menghasilkan jumlah yang sangat jauh berbeda. Karena merokok tak mendapat efek impulsif secara signifikan, perokok berat lebih beresiko merusak paru-parunya ketimbang pengganja.

Dari sini saja sudah memperlihatkan bahwa dengan alasan apapun, pengganja akan berakhir memiliki paru-paru lebih sehat ketimbang perokok. (mdk/idc)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
2 Desember 2020: Penghapusan Ganja dari Daftar Obat Terlarang Oleh WHO
2 Desember 2020: Penghapusan Ganja dari Daftar Obat Terlarang Oleh WHO

Ganja mengalami penurunan klasifikasi dari obat terlarang untuk lebih dimanfaatkan secara medis.

Baca Selengkapnya
60 Siswa SD di Jamaika Dilarikan ke Rumah Sakit Setelah Makan Permen Ganja
60 Siswa SD di Jamaika Dilarikan ke Rumah Sakit Setelah Makan Permen Ganja

Anak-anak ini mengalami muntah dan halusinasi. Penjual permen belum ditangkap.

Baca Selengkapnya
Obat-obatan Terlarang di Masa Kini yang Dahulu Legal dan Biasa Digunakan sebagai Obat di Masa Lalu
Obat-obatan Terlarang di Masa Kini yang Dahulu Legal dan Biasa Digunakan sebagai Obat di Masa Lalu

Sejumlah obat yang pada saat ini dianggap terlarang, pada masa lalu sempat digunakan sebagai obat untuk mengatasi masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya
Ternyata Narkoba Jenis Ini yang Bikin Bule di Bali Ketagihan, Ada Ganja dan Hasis
Ternyata Narkoba Jenis Ini yang Bikin Bule di Bali Ketagihan, Ada Ganja dan Hasis

Sementara, turis asing yang menkonsumsi barang haram tersebut mengaku untuk mencari ketenangan

Baca Selengkapnya
Pengusaha Rokok Elektrik: UU Kesehatan Beri Kepastian untuk Investasi dan Berusaha
Pengusaha Rokok Elektrik: UU Kesehatan Beri Kepastian untuk Investasi dan Berusaha

Dengan disahkannya UU Kesehatan, Indonesia setara dengan negara lain yang juga memiliki payung hukum mengenai vape.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tegas Ulama Aceh Ingatkan Ganja Tanaman Ciptaan Allah yang Subur & Tak Bisa Dilarang
VIDEO: Tegas Ulama Aceh Ingatkan Ganja Tanaman Ciptaan Allah yang Subur & Tak Bisa Dilarang

Ulama Aceh Ingatkan Ganja Tanaman Ciptaan Allah yang Subur dan Tak Bisa Dilarang

Baca Selengkapnya
BNN Jakarta: 63 Persen Laki-Laki Kalau Sudah Merokok, Lari ke Ganja
BNN Jakarta: 63 Persen Laki-Laki Kalau Sudah Merokok, Lari ke Ganja

BNN Jakarta menyebut sebanyak 63,1 persen perokok laki-laki berpotensi memakai narkoba jenis ganja.

Baca Selengkapnya
Peneliti Kaget Ada Kandungan Ganja dalam Fosil Manusia yang Terkubur 300 Tahun
Peneliti Kaget Ada Kandungan Ganja dalam Fosil Manusia yang Terkubur 300 Tahun

Penemuan sebelumnya menemukan kandungan opium dalam tulang tengkorak dan jaringan otak.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Tembakau Jember yang Punya Sejarah Panjang, Membawa Dampak Pertumbuhan Ekonomi yang Pesat
Fakta Unik Tembakau Jember yang Punya Sejarah Panjang, Membawa Dampak Pertumbuhan Ekonomi yang Pesat

Perusahaan tembakau tumbuh sangat pesat karena didukung oleh peraturan yang memberikan kesempatan pengelolaan tanah selama 75 tahun.

Baca Selengkapnya
Amankah Konsumsi Rokok Elektrik? Begini Penjelasan Pelaku Usaha
Amankah Konsumsi Rokok Elektrik? Begini Penjelasan Pelaku Usaha

Kajian ilmiah yang komprehensif dan menyeluruh perlu segera dilakukan oleh pemerintah sebagai dasar pembuatan kebijakan.

Baca Selengkapnya
Polisi Buru Pemasok Rokok Elektrik Ganja ke Selebgram Chandrika Chika
Polisi Buru Pemasok Rokok Elektrik Ganja ke Selebgram Chandrika Chika

Rezka menyebut, modus penggunaan ganja dengan rokok elektrik ini cukup baru, karena biasanya ganja disalahgunakan bukan dengan cara seperti itu.

Baca Selengkapnya
UU Kesehatan Baru Tetapkan Vape Termasuk Zat Adiktif
UU Kesehatan Baru Tetapkan Vape Termasuk Zat Adiktif

Rokok elektrik atau vape ditetapkan termasuk zat adiktif dalam Undang-Undang (UU) Kesehatan terbaru.

Baca Selengkapnya