Menkominfo menyetujui merger XL Axiata-Axis
Merdeka.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyetujui rencana PT XL Axiata dan PT Axis Telecom yang ingin merger menjadi satu perusahaan.
"Kita sangat mendukung, bahkan kita dorong agar industri berkonsolidasi mengingat jumlah operator di Indonesia saat ini sangat banyak," ujar Tifatul di sela-sela buka puasa bersama di rumah dinasnya, Senin (15/7).
Menurut dia, tiga besar operator telekomunikasi meliputi Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata menguasai 92 persen pasar, dan sisanya delapan persen dibagi rata pada tujuh operator lainnya sehingga tentu saja menjadi tidak sehat.
-
Siapa saja yang sudah menyetujui merger XL Axiata-Smartfren? Saat ini, rencana tersebut telah memperoleh persetujuan dari dewan direksi XL Axiata, Smartfren, dan SmartTel.
-
Bagaimana XL Axiata dan Smartfren mengurus proses merger? Selanjutnya, pada tanggal 11 Desember 2024, dokumen kesepakatan mengenai merger operator seluler tersebut telah diserahkan kepada OJK serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
-
Bagaimana proses merger XL Axiata dan Smartfren berjalan? Menurut Dian Siswarini, CEO dan Presiden Direktur XL Axiata, tahap due diligence antara kedua perusahaan kini sudah berada di penghujung. 'Sekarang hilal sudah kelihatan sedikit, jadi proses due diligence-nya sudah memasuki tahap akhir. Jadi, diharapkan kita bisa memasuki proses selanjutnya,' ungkap Dian Siswarini dalam acara Media Gathering XL Axiata di Yogyakarta pada Rabu, (23/10), dikutip dari Liputan6.
-
Apa yang didukung oleh Menkominfo terkait XL Axiata dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Apa yang terjadi dengan XL Axiata? Kabar pengunduran Dian ini cukup mengejutkan. Pasalnya XL Axiata saat ini sedang menjajaki merger dengan Smartfren.
-
Kenapa XL Axiata dan Smartfren butuh persetujuan pemegang saham? Setelah semua persetujuan didapat, kami berencana untuk membentuk entitas baru yang akan dikenal dengan nama XLSmart, yang ditargetkan untuk mulai beroperasi pada hari pertama merger, yang dijadwalkan berlangsung dalam semester pertama tahun 2025.
Seperti diketahui, XL dan Axis mengajukan surat permohonan saling berkonsolidasi kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika selaku regulator di bidang telekomunikasi. Pelaporan kepada Kominfo penting, terutama untuk menentukan alokasi frekuensi pada perusahaan hasil merger nantinya.
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Muhammad Budi Setiawan mengatakan Kominfo sudah setuju, dan tinggal disahkan lewat surat keputusan menteri.
"Prinsipnya kita sudah setuju, tapi kan ada administrasi berupa surat keputusan. Tinggal menunggu tandatangan menteri," katanya.
Budi juga menuturkan dalam surat tersebut nantinya pemerintah akan memberikan opsi pengambilan blok frekuensi sebesar 5 MHz di pita 2,1 GHz dan frekuensi yang dikembalikan tersebut akan dilelang kembali oleh pemerintah.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah dirumorkan merger, kini Axiata dan SinarMas saling mulai menjajaki.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait rencana merger XL dan Smartfren.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaProses merger antara XL dan Smartfren semakin mendekati tahap akhir.
Baca SelengkapnyaBergabungnya salah satu penyedia layanan internet kabel terbesar di Indonesia tersebut sebagai bagian dari tindak lanjut bergabungnya Link Net dengan XL Axiata.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mengkaji langkah strategis agar X membuka kantor di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerikut kolaborasi yang dihasilkan oleh kedua perusahaan tersebut.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan CIMB Niaga menjalin kerja sama strategis untuk mensinergikan layanan perbankan dan telekomunikasi.
Baca SelengkapnyaSelain membagi dividen, rapat pemegang saham memutuskan melakukan perubahan jajaran manajemen.
Baca SelengkapnyaImplementasi IoT dalam skala besar sering dianggap kompleks untuk dikelola, tidak hanya karena banyaknya jenis perangkat dan kompleksitas teknologinya.
Baca SelengkapnyaPada periode ini, pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 23,38 triliun, atau sekitar 92 persen dari total pendapatan.
Baca SelengkapnyaSelain penambahan BTS serta peningkatan bandwidth, pihaknya juga melakukan monitoring secara intensif selama pelaksanaan Pilkada 2024.
Baca Selengkapnya