Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PANDI dan Pegiat Aksara Nusantara Respons Pernyataan AM Hendropriyono tentang Aksara

PANDI dan Pegiat Aksara Nusantara Respons Pernyataan AM Hendropriyono tentang Aksara Program digitalisasi aksara nusantara oleh PANDI.. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dan Komunitas Pegiat Aksara Nusantara menyambut positif pernyataan AM Hendropriyono soal perlunya aksara nusantara bagi bangsa Indonesia.

Heru Nugroho, Wakil Ketua Bidang Pemasaran, Pengembangan Usaha dan Kerjasama PANDI, mengatakan selama ini Komunitas Aksara Nusantara sangat aktif membantu PANDI menjalankan program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN.

Program ini fokus dengan aktivitas digitalisasi aksara nusantara sejak akhir 2019 silam. Dan kini PANDI berfokus pada pengajuan Internationalize Domain Name (IDN) berekstensi Jawa dan Bali.

Orang lain juga bertanya?

“Upaya pelestarian dan pengenalan aksara nusantara sudah sering dilakukan oleh komunitas pegiat Aksara Nusantara sejak lama. Hingga pada akhirnya ikut membantu dalam program MIMDAN hingga saat ini. Bahkan sudah ada yang mendirikan yayasan untuk meneruskan digitalisasi aksara tersebut,” ujar Heru dalam rilisnya, Rabu (22/3).

Sebelumnya dalam diskusi di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), AM Hendropriyono menyatakan penting bagi Indonesia memiliki aksara Nusantara.

Menurut guru besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara ini, sebagai bangsa, Indonesia perlu memiliki aksara nusantara agar lebih dapat memahami dan mendalami karakter Indonesia. Dia membandingkan Indonesia dengan negara-negara lain yang memiliki aksaranya tersendiri, seperti Cina, Korea, Bulgaria, Thailand, dan Rusia.

“Kalau kita punya aksara tersendiri, baru kita bisa berdiri sama tinggi dan sama rendah dengan bangsa lain. Selain itu, Indonesia akan maju dan menggali kemandirian serta kesejatianya,” kata Hendropriyono.

Pegiat aksara Jawa, Setya Amrih Prasaja, mengaku apa yang disampaikan AM Hendropriyono merupakan terobosan. Ini momentum untuk dijadikan tonggak kesadaran peradaban bangsa Indonesia.

“Ini sangat baik, sehingga menjadi momentum kita mengenal nenek moyang bangsa ini bukanlah orang-orang buta aksara. Harapannya, siapa pun nanti diamanati untuk mengerjakan isu aksara ini benar-benar bisa membuat kajian yang mendalam sehingga bangsa ini memiliki aksara nusantara, aksara yang hadir sebagai aksara penyatu, bukan aksara yang hanya terkesan dibuat tambal sulam,” kata Setya yang juga Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Hal serupa juga diungkapkan Amelya, Ketua Yayasan Budaya Nusantara Digital (YBND).

"Saya bahagia mendengar aksara nusantara disinggung di ranah pemerintahan, semoga ini bisa menjadi jalan agar bisa mengenalkan Aksara Nusantara ke masyarakat luas melalui digitalisasi. Semoga ini bukan hanya sekedar retorika saja, melainkan ada tindak lanjut ke depannya dari stakeholder terkait,” imbuhnya.

Jadi Aksara Pemersatu

pandi meluncurkan program merajut indonesia melalui digitalisasi aksara nusantara 2020

©2020 Merdeka.com

Perwakilan pegiat Aksara Bali, Dewa Ayu Carma Citrawati mengungkapkan, sangat penting bagi sebuah negara seperti Indonesia yang memiliki warisan aksara di setiap daerah memiliki aksara pemersatu.

"Ini akan memberikan angin segar kepada para pegiat aksara, generasi muda untuk lebih 'urati' terhadap aksara," katanya.

Kepala Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nommensen Medan, Manguji Nababan menyambut postif dan mendukung pernyataan AM Hendropriono tentang pentingnya Indonesia memiliki aksara nusantara.

"Bentuk fon aksaranya bisa diformulasi dari aksara-aksara etnik yang sudah ada. Dengan memiliki aksara tersendiri, Bangsa Indonesia akan semakin bermartabat di hadapan bangsa lain," kata pegiat Aksara Batak tersebut.

Perwakilan dari pegiat Aksara Sunda, Salsa Valentina mengatakan pernyataan AM Hendropriyono itu sangat beralasan. Menilik sejarah aksara di nusantara sudah ada sejak abad 4 seiring dengan ditemukannya prasasti dan naskah kuno peninggalan kejayaan kerajaan masa lalu.

"Bukan tidak mungkin jika masyarakat pengguna aksara nusantara yang sudah terstandar unicode, bisa dijadikan aksara nusantara, salah satunya bisa dipilih menjadi aksara persatuan. Saya akan mendukung sepenuhnya jika ada aksara persatuan Indonesia," pungkasnya. (mdk/sya)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hari Sumpah Pemuda, Mendikdasmen Abdul Mu'ti Minta Pemuda Pakai Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Hari Sumpah Pemuda, Mendikdasmen Abdul Mu'ti Minta Pemuda Pakai Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Abdul Mu'ti meminta para pemuda agar disiplin menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam berkomunikasi.

Baca Selengkapnya
Hasto Tantang Mahasiswa Bikin Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika
Hasto Tantang Mahasiswa Bikin Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika

Hasto menantang mahasiswa untuk menggelar konfrensi Mahasiswa Asia-Afrika.

Baca Selengkapnya
Hendropriyono Minta Masyarakat Tolak Rasisme
Hendropriyono Minta Masyarakat Tolak Rasisme

Hendropriyono mengingatkan, rasialisme bisa muncul dengan sendirinya di masyarakat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Fungsi Bahasa Indonesia bagi Masyarakat, Wajib Dipahami
Mengenal Fungsi Bahasa Indonesia bagi Masyarakat, Wajib Dipahami

Sebagai alat komunikasi, Bahasa Indonesia menjadi sarana utama dalam berinteraksi dan berkomunikasi antar daerah di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya
Singgung Investasi Kebudayaan, Anies Beberkan Makanan Indonesia yang Mendunia
Singgung Investasi Kebudayaan, Anies Beberkan Makanan Indonesia yang Mendunia

Dia pun memberikan salah satu contoh negara yakni Korea Selatan yang melakukan investasi terhadap kebudayaan.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ada Suku di Indonesia Sehari-hari Menulis Pakai Aksara Korea
Ternyata Ada Suku di Indonesia Sehari-hari Menulis Pakai Aksara Korea

Di Indonesia, ada suku yang menggunakan aksara Korea (Hangeul) dalam penulisannya, yakni suku Cia-cia.

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP Nilai Pembangunan Indonesia Harus Kembali ke Konsep Maritim, Ini Alasannya
Hasto PDIP Nilai Pembangunan Indonesia Harus Kembali ke Konsep Maritim, Ini Alasannya

Hasto Kristiyanto PDIP menyampaikan pentingnya Indonesia mewujudkan konsep Berdikari Bung Karno

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Masyarakat Fasih Minimal Satu Bahasa Daerah, Ini Alasannya
Jokowi Minta Masyarakat Fasih Minimal Satu Bahasa Daerah, Ini Alasannya

Indonesia negara besar dengan total 17.000 pulau dengan keberagaman budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.

Baca Selengkapnya
Sebutkan Ciri Khas Rakyat Indonesia, Majemuk dan Kaya Tradisi
Sebutkan Ciri Khas Rakyat Indonesia, Majemuk dan Kaya Tradisi

Indonesia adalah negara dengan keragaman yang majemuk.

Baca Selengkapnya
Sosok Adolf Bastian, Antropolog Jerman yang Populerkan Istilah “Indonesia”
Sosok Adolf Bastian, Antropolog Jerman yang Populerkan Istilah “Indonesia”

Tokoh berkebangsaan Jerman ini pernah melakukan perjalanan ke Asia Tenggara dengan karyanya yang berjudul The People of East.

Baca Selengkapnya
Bahasa Indonesia Wajib Digunakan di Ruang Publik IKN Nusantara
Bahasa Indonesia Wajib Digunakan di Ruang Publik IKN Nusantara

Semakin masifnya pembangunan di IKN, masih banyak papan informasi maupun tulisan di ruang publik yang lebih menonjolkan bahasa asing.

Baca Selengkapnya
Makna Jargon HUT ke-79 RI, Berikut Penjelasannya
Makna Jargon HUT ke-79 RI, Berikut Penjelasannya

Jargon ini menggarisbawahi aspirasi bangsa untuk memasuki era baru dengan semangat pembaruan dan kemajuan.

Baca Selengkapnya