Para tunanetra dilatih agar dapat 'melek' internet
Merdeka.com - Tidak ada yang tidak mungkin apabila manusia masih memiliki kemampuan dan terus berusaha. Mungkin hal itu dapat disematkan kepada para penggagas 'me-melek-kan' internet bagi para tunanetra.
Para tuna netra anggota Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kota Malang, Jawa Timur, dilatih penggunaan komputer yang nantinya para tuna netra tersebut diharapkan 'melek' internet.
Wakil Kepala Proyek Pelatihan Komputer bagi tuna netra, Yanto Pranoto di Malang, mengatakan pelatihan komputer itu diikuti oleh 26 orang tuna netra anggota Pertuni Kota Malang dengan tujuan agar tuna netra itu nantinya 'melek' internet, sehingga tidak tertinggal dalam hal teknologi informasi.
-
Bagaimana cara meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Kita tidak hanya bicara teknologi 5G, tapi juga kita bisa multi teknologi gitu ya. Jadi mungkin untuk aksesnya yang seluler bisa 5G, bisa juga kita menggunakan kabel serat optik, fiber to the home. Termasuk memanfaatkan layanan satelit, jadi memang bisa dilakukan dengan multi teknologi.
-
Bagaimana Kemenkominfo menghilangkan kesenjangan digital? 'Saya kira semua berkomitmen menghilangkan yang namanya digital devide sehingga tidak ada yang tertinggal, no one left behind,' tandasnya.
-
Bagaimana caranya mengatasi keterbatasan fisik? Dengan semangat, tekad, dan dukungan dari orang-orang sekitar, kita semua dapat mengatasi tantangan dan mencapai kesuksesan dalam hidup.
-
Kenapa internet penting? Tidak diragukan bahwa internet adalah salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah teknologi.
-
Mengapa Kemenkominfo ingin cegah stunting? Hal ini dikarenakan stunting tidak hanya membuat anak bertubuh pendek, tetapi juga menurunkan tingkat produktivitas, serta saat dewasa rentan terkena penyakit komorbid.
-
Dimana internet mati berdampak pada masyarakat? 1 tahunSetelah satu tahun, adaptasi besar-besaran akan dilakukan oleh seluruh masyarakat. Di antara negara-negara berkembang, banyak negara yang telah membangun kembali jaringan telepon tetap/landline.
"Keinginan kami, keterbatasan dan penyandang disabilitas ini tidak sampai ketinggalan informasi, meski kondisinya seperti ini dan jangan sampai kekurangan fisik ini menjadi penghambat untuk maju dan berkembang sesuai minat dan kemampuan masing-masing," katanya disela-sela pelatihan komputer tersebut di Balai Diklat UPT Pelaksana Teknis Kesejahteraan Sosial (PTKS) Pemprov Jatim di Malang, seperti dikutip dari Antara (11/11).
Yanto berharap dengan adanya pelatihan tersebut, tuna netra yang bersangkutan menjadi terbiasa menggunakan komputer seperti orang normal lainnya. Hanya saja, programnya yang perlu diinstall ulang, yakni menggunakan Job Access for Windows Speech.
Program tersebut mengubah tulisan dan gambar menjadi suara, sehingga memudahkan para penyandang tuna netra dalam menggunakan program di komputer, seperti mengetik di microsoft word, bahkan browsing internet.
"Kami berharap penyandang tuna netra bisa membuat email dan mampu browsing internet," katanya.
Ia mengakui selama ini tuna netra identik dengan tukang pijat, namun setelah adanya pelatihan komputer tersebut, tuna netra bisa memiliki profesi lain seperti komposer musik, bahkan beberapa anggota Pertuni sudah ada yang berprofesi sebagai konsultan, penasihan perusahaan, dan profesi lainnya.
Selain di Malang, pelatihan serupa juga akan diadakan di sejumlah daerah di Indonesia, antara lain NTT, Jambi, Bali dan beberapa daerah lainnya. Instruktur atau pelatihnya pun adalah tuna netra dengan keahlian komputer profesional.
"Saat ini, di Indonesia sudah ada 100 orang instruktur komputer tuna netra yang telah membagikan ilmunya pada penyandang tuna netra lainnya," katanya.
Sementara itu komputer yang digunakan oleh tuna netra ditambahkan perangkat lunak pembaca layar, sehingga tuna netra dapat mengaksesnya secara mandiri melalui pendengaran. Dengan dibimbing oleh para instruktur yang juga merupakan tuna netra, materi pelatihan sekitar 25 persen teori dan 75 persen praktik.
Kegiatan ini merupakan rangkaian pelatihan komputer yang diinisiasi oleh DPP Pertuni dengan dukungan Yayasan Damandiri. Sebelumnya, pada tanggal 4-8 November, kegiatan serupa juga diselenggarakan di Kulon Progo, Yogyakarta. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelatihan ini dilakukan di 16 titik lokasi di seluruh Indonesia dan diikuti oleh 356 peserta penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaBali Manifesto, kesepakatan internasional hadapi tantangan pekerja di masa depan.
Baca SelengkapnyaPengetahuan literasi digital menjadi sangat penting bagi semua pengguna internet, utamanya kepada para prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaTelkom beri bantuan ke 50 SLB di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan
Baca SelengkapnyaPada era digital ini, anak perlu dilindungi dari permasalahan digital yang muncul akibat gawai.
Baca SelengkapnyaBeberapa fasilitas yang seharusnya ada di desa, seperti internet dan pelatihan.
Baca SelengkapnyaPelatihan literasi itu menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan internet yang lebih positif dan bertanggung jawab di Kabupaten Kediri.
Baca Selengkapnya