Perintah khusus Presiden Obama terkait ancaman badai matahari
Merdeka.com - Barack Obama terkenal sebagai presiden yang peduli dengan lingkungan, salah satunya isu pemanasan global. Terbaru, Presiden Amerika Serikat (AS) ini melontarkan perhatiannya pada ancaman bencana alam dari luar angkasa.
Pasca membeberkan rencana AS mengirimkan manusia ke planet Mars di tahun 2030an, Obama memerintahkan bawahannya untuk membuat rencana menangkal bencana badai matahari. Harapannya, rencana tadi dapat membantu Amerika bertahan dari hantaman badai matahari ekstrem.
"Fenomena cuara luar angkasa ekstrem dapat memutuskan jaringan listrik yang berdampak pada layanan penting seperti suplai air, layanan kesehatan, dan transportasi," ujar Obama, seperti yang dikutip Engadget (17/10).
-
Bagaimana SWPC NOAA mengantisipasi dampak Badai Matahari? Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (SWPC) NOAA telah mengeluarkan Pengawasan Badai Geomagnetik Parah (G4) untuk mengantisipasi dampak dari badai matahari ini.
-
Bagaimana cara NASA dan NOAA memantau aktivitas matahari? NASA dan NOAA terus memantau bintik matahari untuk menentukan serta memprediksi kemajuan siklus.
-
Siapa yang memperingatkan NASA untuk berhati-hati? 'Kita perlu bertindak sekarang demi masa depan,' ujar ilmuwan astronomi. NASA sedang bersiap untuk meningkatkan upaya eksplorasi bulan dengan peluncuran misi komersial Peregrine minggu ini, namun organisasi tersebut telah diperingatkan bahwa sumber daya Bulan berada dalam bahaya.
-
Mengapa badai matahari berbahaya? Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Frontiers in Astronomy and Space Sciences mengungkapkan, badai matahari yang berpotensi merusak dapat menimbulkan malapetaka pada infrastruktur penghantar listrik, seperti jaringan pipa.
-
Mengapa badai matahari berdampak pada Bumi? Dampak Bagi Bumi Dikutip dari laman Space pada Senin (21/10), aktivitas Matahari memiliki dampak signifikan terhadap cuaca luar angkasa. Pengaruh ini dapat berimbas pada satelit serta astronaut yang berada di luar angkasa. Selain itu, kondisi ini juga dapat memengaruhi sistem komunikasi dan navigasi seperti radio dan GPS, serta jaringan listrik di Bumi.
Perintah eksekutif tertulis yang dirilis oleh Gedung Putih itu akan dilaksanakan oleh setidaknya tiga lembaga utama, yakni NASA, Departemen Perdagangan, dan Departemen Energy dan Keamanan Dalam Negeri. Ketiga lembaga tadi diharapkan mencari solusi untuk memprediksi kapan terjadinya badai matahari dan cara menangani dampak negatifnya.
Meski Presiden Obama sudah menyampaikan perhatian khususnya soal bencana akibat badai matahari, sejarah menunjukkan bila umat manusia terbilang beruntung. Bencana badai matahari terparah terjadi pada tahun 1859 dan dikenal sebagai peristiwa 'Carrington'.
Ketika itu matahari menyemburkan plasma besar yang mengakibatkan terjadinya badai magnetik raksasa. Badai matahari ini dilaporkan merusak sistem kabel telegram secara global. Bahkan kertas-kertas telegram disebut banyak yang terbakar meski mesin utamanya dalam posisi mati.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satgas ini akan dipimpin oleh Prof. Dr. Laode Kamaluddin selaku Tim Ekonomi Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ishak.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Hadi Tjahjanto blak-blakan soal ancaman el nino atau kekeringan masih terjadi.
Baca SelengkapnyaPeringatan dini akan disampaikan NASA bila ada asteroid berpotensi masuk Bumi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi juga memerintahkan agar TNI bekerja sama dengan Kementerian PUPR untuk mengatasi masalah kekeringan di wilayah rawan kekeringan
Baca SelengkapnyaJokowi juga mengingatkan agar penyaluran bansos dipantau ketat supaya tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaSesuai jadwal yang disusun, operasi rekayasa cuaca tersebut akan berakhir pada Rabu 29 Mei.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta pemerintah daerah untuk waspada terhadap ancaman 'neraka' iklim.
Baca SelengkapnyaKementerian dan dinas lingkungan hidup sudah ada, sehingga butuh badan yang memonitoring.
Baca SelengkapnyaTNI ikut berkomitmen membantu pemerintah menjaga kawasan hutan Indonesia yang luasnya mencapai 125 juta hektare.
Baca SelengkapnyaJika tidak diantisipasi, tren gelombang panas ini dapat mendorong inflasi. Ini karena kelangkaan bahan pangan akibat turunnya produksi.
Baca SelengkapnyaIlmuwan memperingatkan kembali fenomena badai matahari yang akan terjadi.
Baca SelengkapnyaPimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan adanya potensi bahaya bencana banjir lahar dingin Gunung Ibu di Halmahera Barat.
Baca Selengkapnya