Pria Berjuluk Godfather AI Ini Menyesal Hingga Keluar dari Google Karena Penemuannya
Merdeka.com - Geoffrey Hinton, pria berjuluk 'Godfather AI' ini merasa menyesal. Penyesalannya disebabkan makin berkembangnya Artificial Intelligence (AI) yang ternyata mampu mengancam umat manusia.
Boleh dibilang, dia adalah ilmuwan komputer peletak dasar teknologi kecerdasan buatan. Karena jasanya, AI saat ini bisa tumbuh dan berkembang lebih cepat daripada perkiraan ilmuwan.
Kecepatan pengembangan AI ini tak pernah ada dalam pikirannya. Ia merasa teknologi terbaru ini akan berkembang lama hingga puluhan tahun. Tapi, ternyata tidak.
-
Mengapa Geoffrey Hinton khawatir tentang AI? Meskipun Hinton telah berkontribusi besar dalam memajukan teknologi AI, dia juga menyadari risiko yang terkait dengannya. Bahkan, Hinton telah menyuarakan keprihatinannya tentang bahaya AI dan menandatangani pernyataan yang meminta jeda enam bulan dalam pengembangan teknologi ini.
-
Apa dampak buruk AI? Kehadiran hantu AI mungkin mengganggu proses berduka alami, sehingga berpotensi berdampak pada kesehatan mental masyarakat.
-
Bagaimana Stephen Hawking pandang bahaya AI? Sebagian dari kita mungkin meremehkan gagasan tentang mesin yang sangat cerdas sebagai sesuatu yang hanya ada dalam fiksi ilmiah, namun bagi Hawking, mengabaikan potensi ancaman ini adalah kesalahan besar.
-
Kenapa Stephen Hawking takut AI bahaya? Dalam sebuah wawancara dengan BBC di 2014, Hawking dengan tegas menyatakan, 'Perkembangan kecerdasan buatan secara penuh dapat berarti akhir dari umat manusia.' Dengan visi futuristiknya, ia mencoba menjelaskan bagaimana teknologi ini dapat berkembang dengan cepat dan mengubah paradigma kehidupan manusia, terutama jika melebihi kecerdasan manusia itu sendiri. Hal tersebut menurutnya dapat menyebabkan manusia tergantikan oleh kecerdasan buatan, karena manusia memiliki keterbatasan evolusi biologis yang lambat.
-
Apa potensi dampak negatif AI? Potensi terjadinya masalah sangat besar, yang dapat menyebabkan kehancuran peradaban biologis dan AI sebelum mereka berkesempatan menjadi multiplanet.
-
Siapa yang mengembangkan AI yang berbahaya? Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat peperangan. Pemerintah AS mengumumkan pada 22 November bahwa 47 negara bagian telah mendukung deklarasi tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer – yang pertama kali diluncurkan di Den Haag pada bulan Februari.
"Saya pikir itu akan jauh. 30 hingga 50 tahun atau bahkan lebih lama lagi," kata Hinton seperti dikutip NYPost, Jumat (2/6).
Dengan demikian, wajar bila Hinton khawatir ciptaannya itu akan membawa dampak buruk di masa depan. Bahkan mungkin saja berpotensi untuk melakukan kejahatan yang sulit dicegah.
Dia juga menyatakan keprihatinannya tentang kecerdasan buatan yang mulai melampaui pikiran manusia dalam beberapa aspek.
"Lihat bagaimana itu lima tahun yang lalu dan bagaimana sekarang. Bandingkan perbedaannya dan prediksi untuk masa depan, itu menakutkan," ujar dia.
Oleh sebab itu ia memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai ilmuwan AI di Google.
Perlu diketahui bahwa saat ini, AI sendiri sudah mulai menggantikan beberapa peran umat manusia. Seperti profesi penulis, reporter, akuntan, hingga arsitek yang mulai dipercayakan pada AI.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Geoffrey Hinton, pemenang Nobel Fisika 2024, menyatakan kebanggaannya karena mantan muridnya pernah pecat Sam Altman.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah 3 ilmuwan yang malah nyesel mendapatkan Nobel Prize.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah ilmuwan yang khawatir terhadap dampak buruk AI.
Baca SelengkapnyaGeoffrey Hinton dan John Hopfield menerima Nobel Fisika 2023 atas kontribusi mereka dalam pembelajaran mesin dan neural networks.
Baca SelengkapnyaSalah satu pendiri Google ini sampai turun tangan agar perusahaannya tak ketinggalan soal AI.
Baca SelengkapnyaApa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Baca SelengkapnyaSinopsis Oppenheimar dan peringatan Nolan terkait perkembangan AI
Baca SelengkapnyaPenasaran apa saja hal-hal kontroversial dari Stephen Hawking?
Baca SelengkapnyaAda alasan di balik pendiri Microsoft mengatakan hal itu.
Baca SelengkapnyaGoogle mengetahui keinginan pengguna, sehingga menyajikan informasi yang diperlukan bagi pengguna.
Baca SelengkapnyaGoogle menghabiskan Rp 40 miliar untuk merayu Noam Shazeer yang dianggap penting bagi mereka. Terutama untuk pengembangan AI.
Baca SelengkapnyaIa menerima bayaran bagi para pedofil yang ingin menggunakan jasanya mengedit foto anak-anak.
Baca Selengkapnya