Profesor Ini Senang Bukan Kepalang Bisa Sentuh Benda dari Luar Tata Surya yang Dicari-cari
Benda itu akan diteliti lebih lanjut lagi tentang struktur materinya. Banyak kemungkinan yang bisa dipelajari manusia.
Benda itu akan diteliti lebih lanjut lagi tentang struktur materinya. Banyak kemungkinan yang bisa dipelajari manusia.
Profesor Ini Senang Bukan Kepalang Bisa Sentuh Benda dari Luar Tata Surya yang Dicari-cari
Pada Januari 2014, sebuah meteor jatuh di Bumi. Tepatnya berada di dasar Samudra Pasifik.
Seorang Astrofisikawan Avi Loeb dan sekelompok penyelam berusaha mencari benda langit itu. Benda itu, kata Loeb, sungguh berarti untuk upaya penelitian lebih lanjut. Kenapa berarti?
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Baru-baru ini, tim astronom internasional berhasil menangkap salah satu peristiwa paling langka di alam semesta, yaitu Luminous Fast Blue Optical Transient (LFBOTs).
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Apa yang dicari para ilmuwan di atmosfer planet lain? Para astronom sekarang dapat menganalisis atmosfer planet yang mengorbit bintang jauh, mencari bahan kimia yang hanya dapat dihasilkan oleh organisme hidup, seperti yang terjadi di Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius.
-
Siapa yang meneliti objek di Bulan? Dalam jurnal yang dibuat sekelompok peneliti dari Arizona University, yang terbit The Planetary Science Journal sempat melacak daerah di sekitar objek tersebut selama 7 tahun.
-
Dimana astronot melakukan penelitian? Seringkali astronot melakukan eksperimen untuk mengetahui karakteristik atau potensi gayaberat mikro, untuk mengetahui organisme biologis, hingga fenomena yang terjadi di luar angkasa.
Profesor sains asal Universitas Harvard itu percaya bahwa meteor seukuran bola basket yang jatuh di lepas pantai Papua Nugini berasal dari luar tata surya.
Keyakinannya itu membawanya mendapatkan pendanaan dari pemerintah Amerika Serikat USD 1,5 juta untuk jelajahi dasar laut demi menemukan benda itu. Misinya pun tercapai.
“Kami mendapatkannya. Materi serpihan dari meteor antarbintang pertama yang dikenali. Ini pertama kalinya manusia menyentuh benda dari luar tata surya kita,” ujar dia seperti dilaporkan Indy100, Rabu (5/7).
Kata Loeb, penemuan pertama di dunia ini berpotensi menjadi salah satu penemuan paling signifikan dan menarik yang pernah ditemukan. Ia pun menyebut akan segera melakukan analisis tentang materi meteor dari luar tata surya itu.
"Kami akan menganalisisnya, mencari tahu terbuat dari apa dan menentukan apakah itu alami, atau peninggalan dari pesawat ruang angkasa,"
Kata Avi Loeb.
Jika itu materi alami, Loeb bersama timnya akan mempelajari sesuatu yang baru tentang lingkungan di luar tata surya.
Namun bila sebaliknya, bukan berarti tidak ada dampaknya bagi umat manusia.
“Justru dampak terhadap kemanusiaan akan jauh lebih besar,” katanya.
Loeb mengatakan secara total, para penyelam menemukan 50 serpihan kecil yang berukuran sekitar setengah milimeter. Karena serpihannya kecil, dia berjuang untuk mengambilnya bahkan dengan pinset.
Ketika benda itu di bawah mikroskop, tampak begitu indah. Salah satunya tampak seperti Bumi, banyak di antaranya terlihat seperti emas.
“Putri saya bertanya apakah dia bisa memilikinya untuk dijadikan kalung. Dan saya mengatakan bahwa mereka terlalu kecil untuk dilewati,” ujar dia.
Loeb yang kini berusia 61 tahun merupakan salah satu pakar dunia yang paling terkenal dan terkadang kontroversial dalam pencarian kehidupan di luar Bumi. Ia ikut menulis makalah pada 2019 yang mengemukakan bahwa meteor (bernama IM1) tidak mungkin berasal dari tata surya Bima Sakti. Hal ini karena dapat diketahui berdasarkan data dari lintasan dan kecepatannya.