Dikira Emas oleh Penemunya, Benda Asing ini Ternyata dari Luar Angkasa Berusia 4,6 Miliar Tahun
Pria asal Australia temukan benda asing langka dari luar angkasa berusia 4,6 miliar tahun. Begini kisah selengkapnya.
Pria asal Australia temukan benda asing langka dari luar angkasa berusia 4,6 miliar tahun. Begini kisah selengkapnya.
Dikira Emas oleh Penemunya, Benda Asing ini Ternyata dari Luar Angkasa Berusia 4,6 Miliar Tahun
Melansir dari laman science alert, Jumat (24/11) seorang pria bernama David Hole benar-benar menjadi salah satu orang paling beruntung di dunia ini.
Bagaimana tidak, ia menjadi saksi pertama ditemukannya benda luar angkasa langka berusia miliaran tahun.
Kejadian itu dialaminya pada tahun 2015 lalu saat tengah melakukan pencarian barang logam di Maryborough Regional Park dekat Melbourne, Australia.
Berbekal detektor logam, David berhasil menemukan benda asing yang tidak biasa berupa batu yang sangat berat berwarna kemerahan disekitar tanah liat kuning.
David yang penasaran dengan benda itu akhirnya membawa pulang dan mencoba membukanya sekuat tenaga.
Dirinya yakin bahwa akan menemukan bongkahan emas di dalam batu tersebut.
Terlebih lokasi penemuannya di Maryborough berada di kawasan Goldfields, tempat demam emas Australia mencapai puncaknya pada abad ke-19.
Segala upaya telah dilakukan David Hole untuk membuka benda tersebut, seperti dengan gergaji batu, penggiling sudut, bor, bahkan menyiram benda itu dengan asam.
Upayanya itu sia-sia dan batu berat itu tidak berhasil terbuka atau memberikan celah. Kala itu David belum sadar bahwa benda yang ditemukannya itu adalah meteorit langka.
Karena penasaran dan curiga karena tidak dapat membuka 'batu' tersebut, David akhirnya membawa bongkahan tersebut ke Museum Melbourne untuk diidentifikasi.
Meteorit Langka Berusia 4,6 Miliar Tahun
Seorang geolog Museum Melbourne, Dermot Henry menjabarkan kondisi batu tersebut saat ditemukan.
“Tampilannya seperti terpahat dan berlesung pipit. Itu terbentuk ketika mereka melewati atmosfer, mereka meleleh di bagian luar, dan atmosfer membentuknya,” jelas Dermot Henry, kepada The Sydney Morning Herald pada tahun 2019.
Henry berujar bahwa selama ini banyak orang yang mengaku menemukan meteorit dan membawanya ke Museum. Namun, hanya dua dari dugaan meteorit tersebut yang ternyata meteorit sungguhan dan salah satunya adalah milik David Hole.
“Saya telah melihat banyak batu yang orang-orang anggap sebagai meteorit,” kata Henry.
“Jika Anda melihat batu seperti ini di Bumi, dan Anda memungutnya, batu tersebut seharusnya tidak seberat itu,” ahli geologi Museum Melbourne, Bill Birch, menjelaskan kepada The Sydney Morning Herald.
Para peneliti mencoba meneliti temuan tersebut hingga merilis makalah ilmiah.
Mereka memperkirakan meteorit itu berusia 4,6 miliar tahun, dan memberi nama Maryborough, diambil dari nama kota dekat tempat ditemukannya meteorit tersebut.
Berat meteorit itu mencapai 17 kilogram (37,5 pon), dan setelah menggunakan gergaji berlian untuk memotong sepotong kecil, para peneliti menemukan komposisinya memiliki persentase besi yang tinggi, menjadikannya kondrit biasa H5.
Seusai berhasil terbuka, tampak tetesan kecil mineral logam yang mengkristal di dalamnya, yang disebut chondrules.
“Meteorit menyediakan bentuk eksplorasi ruang angkasa yang paling murah. Mereka membawa kita kembali ke masa lalu, memberikan petunjuk mengenai usia, pembentukan, dan kimiawi Tata Surya kita (termasuk Bumi),” kata Henry.
“Beberapa meteorit memberikan gambaran sekilas tentang bagian dalam planet kita. Pada beberapa meteorit, terdapat ‘debu bintang’ yang bahkan lebih tua dari Tata Surya kita, yang menunjukkan kepada kita bagaimana bintang terbentuk dan berevolusi untuk menciptakan unsur-unsur tabel periodik. Meteorit langka lainnya mengandung molekul organik seperti asam amino; bahan penyusun kehidupan,” tambahnya.
Peneliti Terus Mengkaji Asal Meteorit
Beberapa peneliti belum mengetahui pasti dari mana meteorit itu berasal dan berapa lama keberadaannya di Bumi. Namun ada beberapa dugaan yang mencuat.
Dugaan yang paling mendekati adalah Tata Surya dulunya merupakan tumpukan debu dan batuan kondrit yang berputar-putar.
Akhirnya gravitasi menarik sebagian besar materi ini menjadi planet, namun sisa-sisanya sebagian besar berakhir di sabuk asteroid yang sangat besar.
“Meteorit ini kemungkinan besar keluar dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, dan terdorong keluar dari sana oleh beberapa asteroid yang saling bertabrakan, lalu suatu hari menabrak Bumi,” kata Henry.
Berdasarkan penanggalankarbon menunjukkan meteorit tersebut telah berada di Bumi antara 100 dan 1.000 tahun, dan ada sejumlah penampakan meteor antara tahun 1889 dan 1951 yang mungkin berhubungan dengan kedatangannya di planet kita.
Para peneliti berpendapat bahwa meteorit Maryborough jauh lebih langka daripada emas, sehingga jauh lebih berharga bagi ilmu pengetahuan.
Meteorit ini adalah salah satu dari hanya 17 meteorit yang pernah tercatat di negara bagian Victoria, Australia.
Selain itu penemuan ini merupakan massa kondritik terbesar kedua, setelah spesimen besar seberat 55 kilogram yang diidentifikasi pada tahun 2003.