Ketapel Ingin Dipakai Ilmuwan Hadang Asteroid Masuk Bumi
Ide ini tercetus gara-gara melihat rencana Spinlaunch menggunakan energi kinetik untuk mengirim satelit ke luar angkasa.
Ide ini tercetus gara-gara melihat rencana Spinlaunch menggunakan energi kinetik untuk mengirim satelit ke luar angkasa.
Ketapel Ingin Dipakai Ilmuwan Hadang Asteroid Masuk Bumi
Pada Februari 2013, sebuah asteroid berukuran 19 meter menghantam atmosfer Bumi dan pecah di atas kota Chelyabinsk, Rusia.
Ledakan itu begitu keras, meninggalkan garis terang di langit dan memicu gelombang kejut yang kuat. Kaca pecah dan mengakibatkan cedera lebih dari 1.000 orang.
-
Siapa yang mendeteksi asteroid? Berita ini pertama kali diumumkan oleh akun resmi European Space Agency (ESA) melalui sebuah postingan di platform X.
-
Mengapa asteroid penting diteliti? Meskipun jumlahnya tidak banyak, tetapi terdapat segelintir asteroid yang dapat menjadi ancaman bagi kehidupan Bumi.
-
Bagaimana cara mencegah dampak asteroid? Bisa jadi, nuclear explosive decive (NED) atau alat peledak nuklir dilibatkan.
-
Apa yang dilakukan NASA jika asteroid mendekati Bumi? Jika ada asteroid yang datang dalam jarak sekitar 5 juta mil, akan ditandai label bahwa ada asteroid yang berpotensi berbahaya.
-
Dimana asteroid berada? Kebanyakan dari asteroid lain yang diidentifikasi berada di sabuk asteroid utama yang berada di antara orbit Mars dan Jupiter. Terdapat pula benda luar angkasa yang berada di orbit Jupiter (Trojan) dan luar orbit Neptunus (sabuk Kuiper).
-
Bagaimana asteroid dideteksi? Alih-alih menggunakan teleskop untuk memindai langit dalam mencari asteroid, para ilmuwan tersebut menulis algoritma yang bisa memilah-milah foto-foto langit malam yang dahulu telah diambil.
Para ilmuwan menginginkan kejadian tak terulang kembali. Oleh karenanya, sebuah organisasi nirlaba berbasis di California menyatakan kesiapannya. Melawan ancaman asteroid dengan merancang sistem pertahanan agar benda langit berbahaya itu dapat menjauh dari lintasan Bumi.
"Kami sedang melihat ada objek dengan ukuran yang mirip dengan asteroid Chelyabinsk. Dan kami meyakini dapat membelokkan benda itu selama beberapa minggu pengoperasian,"
Nahum Melamed, Pemimpin Proyek dari The Aerospace Corporation.
Lalu dengan cara apa ia ingin lakukan? Ketapel. Ya, ketapel.
Konsep ini ia terinspirasi dari rencana SpinLaunch yang ingin meluncurkan satelit dengan peluncur kinetik raksasa setinggi 50 meter. Alat tersebut kabarnya dapat melontarkan muatan hingga 10.000G ke ketinggian suborbital.
"Bagaimana saya bisa menggunakan sistem ini untuk menghentikan asteroid?"
Kata Nahum Melamed, pemimpin proyek dari The Aerospace Corporation.
Ia yakin dengan cara ini, pelan-pelan akan membuat lintasan asteroid besar yang menuju Bumi dapat dibelokan.
"Dengan mendorongnya menjauh dari asteroid, asteroid akan mundur dan akan dibelokkan sedikit. Jadi seiring waktu, dengan mengulangi prosesnya berulang kali selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan, kita seharusnya dapat membelokkan asteroid,” ujar Nahum.
Dilaporkan Gizmodo, Senin (3/7), menurut catatan The Aerospace Corporation, asteroid yang lebih kecil antara 30 hingga 60 meter dapat dibelokkan dalam hitungan minggu sementara yang memiliki ukuran lebih besar dapat memakan waktu berbulan-bulan.
Di sisi lain, sejumlah peneliti di balik konsep pertahanan planet baru-baru ini berpendapat bahwa dengan menggunakan ‘ketapel’ akan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan sistem yang lebih kompleks, yaitu DART NASA.
Pada 26 September 2022, pesawat ruang angkasa DART menabrak langsung ke asteroid, berhasil mengubah orbitnya selama 32 menit.
"Sayangnya, pendekatan ini seperti meninju asteroid dan dibelokkan dalam satu tembakan. Misinya rumit, butuh banyak waktu untuk mengembangkan pesawat luar angkasa dan membawanya ke luar angkasa dan tidak ada jaminan keberhasilan,"
Ujar Nahum Melamed.