Rendahnya literasi digital jadi penyebab penyebaran berita hoax
Merdeka.com - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memandang munculnya fenomena penyebaran berita hoax lantaran masih rendahnya literasi informasi digital masyarakat negeri melalui internet. Maka, kedua asosiasi tersebut bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) untuk melakukan literasi informasi digital bagi masyarakat.
Mastel sendiri, sangat mendukung pengembangan aplikasi yang dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat untuk menguji kesahihan suatu berita. Dukungan ini termasuk dengan pengembangan aplikasi mobile Mastel menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi data.turnbackhoax.id. Selanjutnya, upaya responsif ini perlu diimbangi dengan peningkatan literasi agar hoax tak lagi mendapat tempat di tengah masyarakat.
"Langkah awal turn back hoax sudah bagus, berikutnya perlu menyentuh sumber persoalannya yaitu literasi baca yang rendah sebagai akibat dari edukasi yang rendah, dengan cara memberikan tambahan pengetahuan dan peningkatan pendidikan di Indonesia", jelas Ketua Umum Mastel Kristiono dalam keterangan resminya yang disampaikan di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Senin (10/1).
-
Bagaimana cara Kemkominfo meningkatkan literasi digital? Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI), Samuel Abrijani Pangerapan berharap melalui seminar ini masyarakat lebih cerdas dalam menggunakan internet.
-
Kenapa Kemkominfo menekankan literasi digital? Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dalam menggunakan internet. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih cerdas dan aman menggunakan internet.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Apa yang APJII rilis tentang internet? Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis survei penetrasi internet Indonesia 2024.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa tujuan Kemkominfo dalam literasi digital? Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dalam menggunakan internet. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih cerdas dan aman menggunakan internet.
Sementara, Sekjen APJII Henri Kasyfi Soemartono menyampaikan posisi APJII sebagai asosiasi yang mewadahi seluruh penyelenggara jasa internet yang tersebar di seluruh Indonesia, akan turut ambil bagian dalam berbagai proses yang memastikan bahwa Internet kita adalah Internet yang bersih, selektif dan aman. Salah satunya adalah melalui edukasi kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan anggota APJII di daerah.
"Termasuk salah satunya dengan bantuan dari Duta Internet APJII atau lebih dikenal dengan sebutan Miss Internet", ungkap Henri.
Sebagai penyelenggara Indonesia Internet Exchange di belasan provinsi, APJII juga memiliki kemampuan untuk lebih banyak berkontribusi dengan menyediakan berbagai sistem serta aplikasi untuk terus mengurangi konten negatif Internet di masyarakat. Dalam waktu dekat, APJII akan segera meluncurkan Dashboard Internet BERSAMA (Bersih, Selektif dan Aman) sehingga seluruh elemen pemerintah dan masyarakat dapat memberikan masukan tentang konten negative yang nantinya masukan tersebut akan langsung masuk ke dashboard instansi pemerintah yang berwenang untuk kemudian dilakukan pemblokiran jika diperlukan.
Harapan MASTEL dan APJII, gerakan turn back hoax dapat berjalan secara kontinu dan menjadi inisiatif yang melibatkan seluruh elemen Masyarakat Indonesia, tanpa kecuali.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.
Baca SelengkapnyaModus operandi penipuan terkait keuangan ilegal juga semakin lama semakin canggih meskipun sektor jasa keuangan (SJK) terus melakukan inovasi.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaAdapun puncak dari penghargaan Mafindo Antihoaks Award akan digelar hari ini, Kamis (31/8) di Jakarta.
Baca SelengkapnyaMengajak masyarakat khususnya para pemilih pemula untuk tidak mudah percaya dengan informasi hoaks
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPesatnya teknologi digital saat ini membuat masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas keuangan.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal AMSI, Maryadi mendukung kegiatan koalisi Cekfakta yang sudah terbangun sejak 2018.
Baca SelengkapnyaDi tahun politik, semua pihak diajak untuk lebih bijak dalam menyebarkan informasi terutama melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca Selengkapnya