Sains Ungkap Penyebab Fosil Manusia Tak Pernah Ditemukan di Bangkai Kapal Titanic
Ada yang aneh saat bangkai kapal Titanic tak pernah ditemukan kerangka korban manusia.
Lebih dari 112 tahun setelah tenggelamnya kapal Titanic, para ahli dan peneliti masih belum menemukan sisa-sisa kerangka manusia di reruntuhan kapal yang terkenal itu. Meski telah ditemukan berbagai artefak luar biasa dari kapal yang tenggelam di Samudra Atlantik Utara pada 1912, kerangka manusia tetap tidak ditemukan.
Mengutip Indy100, Rabu (24/7), James Cameron, sutradara film Titanic, telah mengunjungi situs kapal karam sebanyak 33 kali. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak pernah melihat sisa-sisa manusia di lokasi tersebut. Meskipun ada pasangan sepatu dan pakaian yang menunjukkan keberadaan tubuh pada suatu waktu, tidak ada kerangka yang terlihat.
-
Dimana lokasi bangkai Titanic? Mengutip CNN, Jumat (6/9), ekspedisi terbaru oleh RMS Titanic Inc., perusahaan Amerika yang memiliki hak penyelamatan terhadap bangkai kapal, mengungkapkan bahwa bagian pagar yang sebelumnya utuh di sekitar dek atas kapal telah runtuh.
-
Apa yang ditemukan di bangkai Titanic? Pada hari terakhir ekspedisi, tim menemukan dan memotret patung perunggu setinggi dua kaki dari Diana, dewi alam dan perburuan Romawi.
-
Bagaimana kondisi bangkai Titanic sekarang? 'Kami sedih atas kerusakan ini dan pelapukan yang tak terhindarkan dari kapal serta puing-puingnya,' kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan di situs webnya.
-
Bagaimana bangkai kapal ditemukan? Para ahli telah menemukan total 10 kerajinan yang tenggelam, berasal dari Perang Dunia II hingga 3000 SM dengan menggunakan puisi tersebut.
-
Di mana fosil manusia ditemukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia. Menurut laporan IFLScience pada Senin (4/12), penelitian awalnya dilakukan untuk mencari tanda-tanda pemberian obat atau ‘tanaman rekreasi’ (narkoba) pada populasi Milan di abad ke-17.
-
Dimana Titanic tenggelam? Bangkai Titanic berada di dasar laut Atlantik Utara, sekitar 644 kilometer dari Newfoundland, Kanada.
Lantas, mengapa demikian?
Sains mencoba mengulasnya. Ada beberapa alasan yang mungkin menjelaskan mengapa tidak ada kerangka yang ditemukan. Pertama, banyak penumpang dan kru yang mengenakan jaket pelampung, yang membuat mereka tetap mengapung setelah tenggelamnya kapal. Ketika badai datang setelah kapal tenggelam, mayat-mayat tersebut kemungkinan terbawa arus laut jauh dari lokasi kecelakaan.
Kedua, kedalaman tempat Titanic berada juga berperan penting. Reruntuhan kapal terletak pada kedalaman sekitar 3.800 meter, di bawah kedalaman kompensasi kalsium karbonat. Pada kedalaman ini, air laut tidak jenuh dengan kalsium karbonat, yang merupakan komponen utama tulang. Akibatnya, begitu jaringan tubuh membusuk dan tulang terkena air laut, tulang tersebut larut.
Selain itu, keberadaan scavengers laut dalam, seperti ikan dan organisme lainnya, juga mempercepat proses pembusukan dan pelarutan tulang. Beberapa orang percaya bahwa mungkin masih ada sisa-sisa tubuh yang terawetkan di bagian-bagian tertutup kapal, seperti ruang mesin, di mana air kaya oksigen yang dibutuhkan oleh scavengers tidak bisa masuk.
Meskipun demikian, lebih dari satu abad sejak tragedi tersebut, pencarian sisa-sisa tubuh kemungkinan besar akan sia-sia. Seiring berjalannya waktu, upaya untuk menemukan dan mengawetkan sisa-sisa Titanic lebih baik difokuskan pada pelestarian artefak dan memori para korban, daripada mencari sisa-sisa yang mungkin sudah lama hilang.