Tikus dan Manusia Ternyata Punya Kesamaan Perilaku, Ini Faktanya
Penelitian yang dilakukan ilmuwan Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta baru dari tikus dan manusia.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta baru dari tikus dan manusia.
Tikus dan Manusia Ternyata Punya Kesamaan Perilaku, Ini Faktanya
Imajinasi merupakan salah satu fungsi dari aktivitas otak manusia.
Tetapi, siapa sangka ternyata bukan hanya manusia saja yang dapat berimajinasi atau berfantasi dengan menggunakan otak.
-
Apa yang dilakukan Tikus tanah untuk bertahan hidup? Tikus tanah menghabiskan waktunya di bawah tanah dengan memburu serangga seperti belatung, larva kumbang, dan cacing tanah.
-
Di mana tikus ditemukan? Penemuan mencengangkan telah ditemukan di Puna de Atacama, sebuah wilayah tandus yang melintang di antara Chili dan Argentina.
-
Bagaimana tikus punya kaki tambahan? Para peneliti membandingkan embrio tikus yang berusia 10 sampai 17 hari dengan dan tanpa versi gen yang berfungsi, yaitu Tgfbr1, yang mengodekan protein reseptor Tgfbr1.
-
Mengapa kodok ini terlihat seperti tikus tanah? Kodok ini hanya diketahui hidup hanya dalam tiga aliran musiman di pegunungan Western Ghats yang menakjubkan yang ditemukan di sepanjang pantai barat India. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya tinggal di bawah tanah di liang kecil yang dangkal, itulah kemungkinan mengapa ia terlihat seperti tikus tanah.
-
Kenapa tikus punya kaki tambahan? Para peneliti menduga bahwa perbedaan ini terjadi karena sel-sel yang seharusnya berkembang menjadi bagian tubuh tertentu, seperti kaki, menerima sinyal yang salah, menyebabkan perkembangan yang tidak normal.
-
Apa kesamaan semua mamalia? Jika Anda melihat cakar kucing, anjing, atau bahkan kanguru, Anda akan melihat bahwa ketiganya memiliki kesamaan dengan tangan kita.
Menurut penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Janelia Research Campus, Howard Hughes Medical Institute, Amerika Serikat (AS), mengungkapkan bahwa tikus kecil memiliki kapasitas untuk membayangkan atau menghayal perjalanan dan lokasi yang ada di dalam pikiran mereka.
Hal tersebut terjadi lantaran binatang pengerat ini memiliki neuron yang dikenal sebagai place cell di wilayah otak hipokampus.
Wilayah ini merupakan pusat memori dan imajinasi yang aktif ketika hewan pengerat bergerak. Sehingga sel tersebut hidup dan akan selalu berubah sesuai dengan dimana lingkungan mereka berada.
Selain itu, ada penelitian yang memecahkan mengenai kemampuan tikus dalam menciptakan peta kognitif secara alami.
Dalam hal ini peneliti menggunakan mesin otak (BMI) yang dapat memecahkan kode pola pada sel hipokampus hewan.
Rangkaian Uji Coba
Untuk lebih lanjut, penelitian ini juga dibantu dengan treadmill berbentuk bola yang dapat menerjemahkan gerakan mereka ke dalam lingkungan dengan realitas virtual 360 derajat dalam layar.
Saat tikus tengah berlari dalam treadmill tersebut untuk mencari jalan keluar, decoder berhasil membaca bagaimana pola hipokampus tikus.
Setelah dilakukan dengan cara treadmill, kemudian tikus-tikus yang ada dalam penelitian tersebut dicoba untuk dilepas untuk mencari atau memindahkan suatu objek melalui cara normal.
Hasil yang didapatkan menyatakan bahwa tikus-tikus tersebut tidak mengalami kesulitan untuk
"Tikus berhasil melakukan navigasi dengan mengendalikan hipokampusnya, dan menghasilkan jalur yang sejalan untuk mencapai tujuannya,"
tulis para peneliti dikutip dari IFLScience, Jumat, (3/11).
Serupa Penelitian Terdahulu
Kesimpulan ini kemudian mendukung pernyataan seorang peneliti yang bernama Chongxi Lai yang menjelaskan bahwa tikus memang memiliki kemampuan untuk merepresentasikan suatu tempat tanpa harus pergi ke tujuannya.
Berdasarkan penelitian terbaru yang digabung dengan penelitian terdahulu ternyata menyimpulkan bahwa tikus terlihat memiliki kontrol yang sama seperti manusia terhadap aktivitas hipokampusnya.Selain itu, hewan pengerat ini juga memiliki kemampuan pola aktivitas saraf tertentu selama beberapa detik untuk memikirkan lokasi dan jangka waktu yang ditentukan secara realistis.
“Salah satu hal yang luar biasa dan mengejutkan adalah bahwa sesuatu yang biasa dilakukan manusia ternyata dapat juga dilakukan oleh hewan dengan cara yang sama,” jelas salah satu peneliti, Albert Lee.