XL mulai minta jatah dari OTT
Merdeka.com - Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mensinyalir penyebab turunnya performa kinerja operator adalah karena mereka tidak memiliki strategi penarifan terhadap derasnya aplikasi over the top (OTT) yang melewati jaringannya.
XL, termasuk operator yang terkena imbas pertumbuhan layanan data yang naik signifikan dengan mencatat penurunan laba bersih pada kinerja 2013. Namun, anak usaha Axiata Bhd itu ternyata sudah mulai melakukan langkah ke depan, berupa monetisasi sejumlah OTT yang melewati jaringannya.
Menurut Revie Sylviana Andriana Dewi, Senior GM Digital Entertainment, mengatakan monetisasi artinya XL mulai minta jatah kepada OTT atau aplikasi asing yang melewati jaringannya.
-
Siapa yang menurut XL Axiata harus mengatur OTT? Regulasi diperlukan bukan untuk memberikan keistimewaan ke operator, tapi justru agar tercipta kompetisi yang fair. Karena operator diharuskan membayar PNBP, spektrum, dan USO, serta selalu berinvestasi untuk memastikan layanan kepada pelanggan.
-
Apa layanan baru yang ditawarkan XL Axiata? Layanan Fixed Mobile Convergence (FMC) diharapkan jadi ladang pendapatan baru XL Axiata.
-
Bagaimana XL Axiata meningkatkan penetrasi FMC? XL Axiata dengan Link Net diharapkan akan mampu meningkatkan penetrasi layanan konvergensi di Indonesia.
-
Apa dampak OTT terhadap pendapatan operator seluler? 'Apa sih dampaknya? Kalau kita lihat dalam 5-7 tahun terakhir penurunan dari pendapatan sms. Kalo kita lihat secara global ancaman terhadap operator ini juga terjadi di seluruh dunia,' Sigit juga menambahkan terdapat setidaknya beberapa dampak yang akan dipengaruhi oleh ketidakadaan regulasi yang mengatur operasional OTT di Indonesia.
-
Apa yang XL Axiata perluas di Sulawesi? PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus memperluas jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) di Sulawesi.
-
Bagaimana OTT mempengaruhi pendapatan operator seluler? Efek Gunting kehadiran OTT ini pada satu sisi menaikan traffic penggunaan pada penyedia layanan seluler di Indonesia. Akan tetapi, pada sisi lainnya meskipun traffic dari pengguna akan naik, pendapatan yang dihasilkan akan datar dan sama saja. Sebab, nilai yang masuk itu diterima oleh OTT, bukan penyedia layanan seluler.
"XL mulai minta kepada OTT untuk men-sharing cost untuk infrastruktur, dan OTT bersedia membayarnya, di antaranya berupa cost notifikasi ke pelanggan," katanya, Kamis (13/3).
Monetisasi juga bisa berupa jatah penjualan stiker, ada juga berupa sejumlah OTT mulai menyediakan ruang di platform-nya untuk keperluan marketing XL. Revie mengatakan jatah dari OTT juga bisa didapat dari volume penggunaannya.
VP Digital Services Delivery XL Yessie D Yosetya mengatakan nilai bisnis konten seluler pada tahun ini secara global akan mencapai USD 575 miliar, sedangkan khusus di Indonesia, nilainya tahun ini akan menyentuh Rp 10 triliun.
"Tren digital naik karena adanya emerging market. XL merupakan operator pertama di Asia Tenggara yang mengenalkan pembelian konten lewat berbagai cara. XL merupakan operator pertama yang merilis e-M2M, launch mobile money interoperability dengan Telkomsel dan Indosat, serta mengenalkan pembelian konten lewat ritel modern seperti Carrefour dan Alfamart," tuturnya.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Layanan Over The Top (OTT) seperti Google dan Meta, masih menjadi permasalahan hingga hari ini.
Baca SelengkapnyaKondisi operator seluler di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaLayanan Fixed Mobile Convergence (FMC) diharapkan jadi ladang pendapatan baru XL Axiata.
Baca SelengkapnyaProgram ini memungkinkan setiap pelanggan XL Prabayar yang melakukan transaksi, baik melalui aplikasi myXL.
Baca SelengkapnyaFMC digadang-gadang menjadi opsi baru menggenjot pendapatan operator seluler.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus bersikap adil jika Starlink benar-benar masuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaMelalui kemitraan ini, XL Axiata telah berhasil mencapai AOMM Level 3.0.
Baca SelengkapnyaBergabungnya salah satu penyedia layanan internet kabel terbesar di Indonesia tersebut sebagai bagian dari tindak lanjut bergabungnya Link Net dengan XL Axiata.
Baca SelengkapnyaVidio merupakan platform OTT lokal nomor 1 di Indonesia, mengalahkan Netflix, Viu dan Disney+Hotstar.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan pelanggan akan banyak berkirim konten video atau foto, serta akses streaming baik video, musik, serta gim.
Baca SelengkapnyaIndosat resmi mengakuisisi pelanggan MNC Play dalam ekosistem digitalnya. Berikut penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaPada periode ini, pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 23,38 triliun, atau sekitar 92 persen dari total pendapatan.
Baca Selengkapnya