Khusyuknya Berziarah di Tengah Makam Tambaklorok yang Tenggelam
Merdeka.com - Semarang merupakan kota dengan aktivitas terpadat di Jawa Tengah. Letaknya di pesisir Laut Jawa, menjadikannya lokasi strategis hilir mudik transportasi Internasional. Lain halnya mobilitas, Semarang populer dalam sebuah potongan lirik, “Semarang Kaline Banjir” dalam lagu Jangkrik Genggong karya Waldjinah. Lagu tahun 90an tersebut memang menggambarkan Kota Semarang. Lebih tepatnya banjir rob. Pesisir kotanya berdampak, tak terkecuali area pemakaman di TPU Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah.
Lantunan doa dipanjatkan diiringi deburan angin laut. Duduk beralaskan batu nisan nyata memberikan kenyaman saat berziarah. Para peziarah tak lupa membawa bunga tabur untuk makam keluarga mereka. Beberapa makam masih terlihat samar tertutupi air laut. Selebihnya, sudah tenggelam dan tak kasat mata. Sudah lebih dari tiga tahun mereka berziarah di makam yang tenggelam. Namun, kekhusyukan tetap bisa didapat sekalipun dengan pakaian yang basah.
-
Kenapa warga Kampung Teko tetap tinggal di kampung yang tenggelam? Masyarakat di kampung apung disebut tak ingin meninggalkan daerah tersebut karena merupakan tanah kelahiran. Selain itu, alasan lainnya adalah daerah tersebut merupakan tempat mencari nafkah sehingga sulit jika harus pindah ke tempat baru.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
-
Kenapa warga Kampung Bergota mengandalkan Makam Bergota? 'Sebagai contoh, gali kubur, pembuatan batu nisan di tempat, pembersihan makam, tempat jual bunga, dan orang yang mendoakan,' kata Kartiko.
-
Apa yang menyebabkan kampung di Jakarta Barat ini tenggelam? Ditambahkan Ji’I, jika salah satu pemicu daerah tersebut tergenang adalah masifnya pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Diceritakan jika tahun 1988 sebuah kompleks pergudangan dibangun hingga mengorban resapan air. Akibatnya air saat hujan jatuh dan menggenangi kampung tersebut sehingga terkumpul.
-
Bagaimana orang-orang di makam itu meninggal? Mereka ditemukan di bagian kota yang tidak memiliki karakteristik umum dari sebuah pemakaman, menunjukkan tanda-tanda kematian yang kejam.
©2021 Merdeka.com/Ahmad Samsudin
Dari kejauhan, berbondong-bondong warga berangkat menunaikan ziarah. Mencari jalan setapak tak terendam air, mereka semangat melangkah. Saat itu bertepatan dengan surutnya air laut pada sore hari. Mereka menggunakan momen air surut untuk berziarah. Berpakaian rapi, mereka mendekatkan diri. Saat sudah tidak ada jalan kering, mereka terpaksa menyeburkan kaki ke laut. Tak peduli pakaian rapi, berbasah-basahan menjadi risiko berziarah di TPU Tambaklorok.
Tingginya air pasang tak menyurutkan langkah mereka. Bahkan saat pasang, area makam seluruhnya tenggelam. Sejauh mata memandang hanyalah hamparan lautan. Terpaksa mereka menumpangi perahu untuk mendekati TPU. Berdoa di atas perahu mendoakan keluarga yang tenggelam di bawah makam. Bunga tabur mereka tak melekat pada nisan, namun hanyut ke tengah lautan.
©2021 Merdeka.com/Ahmad Samsudin
Saat surut mereka kadang menancapkan bambu panjang. Tepat di atas makam, mereka memberi nama almarhum di ujung bambu. Menjulang ke atas ujung bambu akan terlihat saat TPU Tambaklorok sepenuhnya tenggelam. Mereka bisa mengenali makam dengan melihat nama yang tertera pada bambu. Namun, kerasnya ombak bahkan merobohkan bambu yang mereka pasang.
Makam yang sebagian besar memiliki batu nisan masih kelihatan. Berbeda dengan makam yang tak bernisan bahkan tanahnya sudah rata. Hanya menyisakan patok yang masih tertancap. Menurut cerita, nelayan bahkan tak sengaja kedapatan menjaring tengkorak. Lantas menceburkannya kembali ke dalam lautan.
©2021 Merdeka.com/Ahmad Samsudin
Berbagai upaya telah dilakukan warga kampung nelayan Tambaklorok. Mereka sempat membuat talud dengan tumpukan pasir. Namun sayang, air laut yang selalu meninggi membuat tanggul sederhana mereka jebol. Makin tingginya air laut juga menyebabkan tanah di pesisir utara semarang ini terkena abrasi.
Tak hanya makam, banyak rumah warga turut tenggelam oleh banjir. Banyak rumah yang rusak akibat terjangan air laut. Dinding yang roboh hingga bangunan ambruk, menjadi pemandangan yang mudah ditemui di Tambaklorok. Beberapa tumbuhan bakau nampaknya belum bisa menahan terjangan ombak. Kondisinya semakin parah, karena tingginya air laut semakin lama semakin bertambah.
©2021 Merdeka.com/Ahmad Samsudin
Sejak tahun 2014, TPU Tambaklorok tak lagi dipergunakan untuk tempat pemakaman. Beberapa musim pernah surut tak menyisakan air laut, namun selang beberapa saat air meninggi kembali. Saat surut, beberapa warga warga berinisiatif memindahkan makam jauh dari banjir. Namun, saat ini hampir mustahil dilakukan, mengingat saat ini sepanjang tahun laut air menggenangi area TPU.
Rusaknya iklim menjadi faktor utama fenomena meningginya air laut. Dampaknya adalah lingkungan di daerah pesisir. Mereka harus menanggung risiko tergenang air laut. Bahkan makam sekalipun, sebagai tempat peristirahatan terakhir mereka. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengeringnya wilayah Kampung Apung turut memunculkan kembali makam-makam tua yang telah lama tenggelam.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga menyeberangi sungai membawa jenazah yang akan dimakamkan di pemakaman itu viral di media sosial
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaDulunya kampung ini indah banyak pohon buah dan bioskop. Namun sekarang hampir tenggelam.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaSepekang menjelang bulan suci Ramadan, TPU Karet Bivak mulai ramai dengan peziarah.
Baca SelengkapnyaBelasan makam di pesisir Pantai Muara Sikabaluan, Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, terseret ke laut akibat diterjang ombak dan abrasi.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan 14 jenazah di Kota Padang keluar dari kubur karena terbawa oleh tanah longsor yang menerjang area pemakaman tersebut.
Baca SelengkapnyaWarga di kampung itu harus direlokasi setelah terjadi peristiwa longsor.
Baca SelengkapnyaBangunan masjid masih tampak utuh walau sudah empat tahun terendam air
Baca Selengkapnya