Mengikuti Labuhan Hondodento Bulan Suro di Pantai Parangkusumo
Merdeka.com - Tahun baru kalender Jawa bertepatan dengan Bulan Suro atau dalam Islam disebut dengan Bulan Muharam. Kedua kebudayaan menganggapnya bulan ini istimewa. Aneka perayaan, taradisi, ritual diselenggarakan. Salah satunya tradisi yang rutin digelar di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta. Tidak lain ialah Labuhan Hondodento yang diikuti oleh ratusan warga dari Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Merekalah anak cucu dari Trah Hondodento yang tersebar di 3 Provinsi yang menjadi peserta utama dalam tradisi. Namun berkat keunikannya, Labuhan Hondodento selalu ramai diikuti oleh ratusan warga sekitar pantai hingga wisatawan. Labuhan Hondodento ini diprakarsai oleh Yayasan Hondodento yang berada di Yogyakarta. Asal usulnya tidak lepas dari campur tangan Ki Wiryodikarso pendiri awal Yayasan Hondodento.
Ki Wiryodikarso lebih dikenal dengan nama Mbah Pleret. Dulunya ia merupakan salah satu pejuang Nasional. Mempunyai tempat tinggal di Dusun Tegal, Kelurahan Jambidan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Kini rumahnya dijadikan sebuah museum bernama Museum Padepokan Sumber Karahayon. Para anggota dan penerusnya mengadakan Labuhan Hondodento.
-
Apa yang dilakukan di Tradisi Labuhan? Tradisi Labuhan adalah ritual yang dilakukan di Pantai Parangtritis setiap 8 tahun sekali untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengkubuwono dan masyarakat sekitar. Dalam tradisi ini, sesaji berupa makanan, minuman, kain, dan bunga ditampilkan dan diarak ke tengah laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, sang Ratu Laut.
-
Siapa yang dihormati di Tradisi Labuhan? Dalam tradisi ini, sesaji berupa makanan, minuman, kain, dan bunga ditampilkan dan diarak ke tengah laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, sang Ratu Laut.
-
Mengapa festival layang-layang di Pantai Parangkusumo menarik perhatian? Tak hanya dari Indonesia, peserta festival ini juga datang dari luar negeri.
-
Dimana Labuhan Lawu digelar? Pada Senin (12/2), digelar Hajad Dalem Labuhan Lawu di Petilasan Hargo Dalem, Gunung Lawu.
-
Mengapa Ritual Laluhan diadakan? Damang Kepala Adat Kecamatan Selat, Manli, mengatakan bahwa acara itu menggambarkan kegigihan masyarakat adat Dayak dalam mempertahankan wilayah dari gangguan musuh. Lemparan tombak juga diartikan sebagai menombak segala macam kesialan dan hal yang tidak baik lainnya.
-
Tradisi apa yang unik di Selatpanjang? Tradisi ini hanya satu-satunya di Indonesia. Bahkan etnis Tionghoa di daerah lain tidak ada pelaksanaan tradisi yang serupa.
©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini
Payung kebesaran yang terdiri dari 3 lapis menjadi ciri khas Labuhan Hondodento. Terik mentari seolah tersamarkan dengan hembusan angin dan deburan ombak Pantai Parangkusumo. Sang juru kunci dan perwakilan trah memulai ritual pembacaan doa. Pengharapan agar mendapatkan rahmat dan kesejahteraan lahir dan batin.
Labuhan Hondodento rutin digelar setiap tanggal 15 Sura, kalender Jawa. Pagi pukul 08.00 hingga menjelang siang hari, menjadi agenda para trah Hondodento dan wisatawan yang ingin mengikuti Labuhan Hondodento.
©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini
Sebelumnya, Labuhan Hondodento dimulai dengan berkumpulnya anggota trah di Pendopo Cepuri Parangkusumo. Sebuah bangunan yang diyakini sebagai petilasan bertemunya Nyi Roro Kidul dengan Panembahan Senopati. Di kompleks petilasan inilah biasanya digelar pertunjukan wayang kulit sebagai hiburan bagi wisatawan dalam ritual Labuhan Hondodento. Selepasnya, arak-arakan digelar untuk memeriahkan acara sebagaimana prosesi labuhan menuju tepi Pantai Parangkusumo.
Prosesi labuhan kemudian dilanjutkan dengan kirab, mengarak sesaji dan ubo rampe dari Cepuri menuju Pantai Parangkusumo. Pasukan Bregodo Paksi Katon menjadi barisan terdepan. Di belakangnya para wanita pembawa sesaji yang dinaungi dengan payung kebesaran. Begitupula para wisatawan yang mengikuti arak-arakan hingga berada di tepian pantai.
©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini
Deburan ombak pantai selatan memang terkenal dengan keganasannya. Pantai Parangkusumo berada persis di sebelah barat Pantai Parangtritis. Selain berkat daya tarik alamnya, Labuhan Hondodento juga selalu menyedot animo masyarakat. Berjajar rapi membentang duduk bersila menghadap ke laut. Para peserta labuhan dengan khidmat mengikuti jalannya ritual dan doa. Para peserta inti merupakan perwakilan anggota Trah Hondodento yang berasal dari tiap kota Yogyakarta, Solo, Madiun, Kediri, Ponorogo, Bantul, dan kota lainnya
Pembacaan doa kemudian diringi dengan ritual caos dhahar kepada penguasa laut selatan. Barisan pembawa sesaji ialah para perempuan yang memakai kebaya berwarna biru muda. Bersiap membawa sesaji untuk dihanyutkan ke Samudera Hindia. Melarung sesaji, tabur bunga, dan ubo rampe ke laut menjadi puncak acara Labuhan Hondodento.
©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini
Selepas dilarung, ratusan pengunjung kemudian berebut sesaji dan ubo rampe yang hanyut. Berdesak-desakan, hingga ombak pantai selatan yang besar tak menyurutkan nyali para pengunjung. Untung saja, dalam setiap Labuhan Hondodento tim SAR setempat selalu turun tangan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Kini Labuhan Hondodento menjadi agenda pariwisata tahunan di Bantul yang selalu menyedot perhatian. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan masyarakat datang memenuhi pelabuhan demi merasakan sensasi naik perahu bersama-sama.
Baca SelengkapnyaPerjalanan menuju puncak Gunung Lawu membutuhkan waktu 9-10 jam.
Baca SelengkapnyaTradisi Petik Laut di Probolinggo berlangsung meriah. Ribuan orang hadir menyaksikan.
Baca SelengkapnyaSebuah ritual pembersihan laut oleh masyarakat pesisir ini hampir serupa dengan yang ada di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaTradisi nyumbun dari Suku Duano Jambi ini mengandung makna mendalam.
Baca SelengkapnyaPesta Nelayan Cisolok menjadi event tahunan di Sukabumi yang sayang untuk dilewatkan.
Baca SelengkapnyaWalaupun pesisir Demak diterjang banjir rob sekalipun, tradisi itu tetap digelar
Baca SelengkapnyaTradisi petik laut Lampon sudah dilakukan sejak tahun 1927 atau 96 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaTradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.
Baca SelengkapnyaSuasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.
Baca SelengkapnyaAda banyak fakta unik dan menarik seputar Tanah Lot Bali yang jarang diketahui banyak orang.
Baca SelengkapnyaTradisi tersebut telah diwariskan secara turun-temurun selama puluhan tahun.
Baca Selengkapnya