Menilik Kehidupan Suku Bajo Buton, Pengembara yang Tinggal di Laut
Merdeka.com - Suku Bajo terkenal sebagai pelaut ulung. Mereka menguasai wilayah pesisir di sejumlah daerah di Indonesia. Salah satunya di Desa Bajo Bahari, Buton, Sulawesi Tenggara. Kehebatannya mengelana di laut lepas pun tak perlu diragukan lagi. Pelaut dari Tanah Sulawesi ini mampu bertahan di tengah laut dalam waktu lama dengan hanya menggunakan perahu kayu serta mengandalkan rasi bintang sebagai pengganti kompas.
Perahu dengan sampan tak pernah lepas dari gengamannya. Mereka sang pengelana bertahan hidup dari laut. Mencari penghasilan dari kekayaan laut, ikan, bintang laut, gurita atau kerang laut. Penghasilan dari menjadi sumber kehidupan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Suku Bajo atau juga dikenal sebagai "Orang Laut" atau "Sea Gipsy" ini bak menyatu dengan laut. Mereka memilih tinggal di pesisir laut. Jauh dari kemewahan, rumah mereka nampak sederhana. Beberapa rumah di Desa Bajo Bahari Buton bahkan masih terbuat dari kayu, berlantai bambu dan beratap seng dan rumbia. Mengapung di atas air laut dengan tiang-tiang kayu yang tertancap di laut.
-
Kenapa Suku Bajo bisa menyelam dalam? Ciri Fisik Berbeda Penelitian ilmiah mengungkap ada perbedaan fisik pada organ internal Suku Bajo. Mereka memiliki limpa lebih besar 50% dari manusia pada umumnya. Hal inilah yang membuat Suku Bajo bisa menyelami laut hingga kedalaman 70 meter dengan satu tarikan napas.
-
Apa ciri khas Suku Orang Laut? Kehidupan mereka memang sangat berbeda dengan suku-suku lainnya yang mayoritas tinggal dan hidup di daratan. Namun, gaya hidup mereka sangatlah sederhana, mereka pun hidup dari lingkungan sekitar, yaitu mencari ikan dengan peralatan tradisional.
-
Di mana Suku Orang Laut tinggal? Suku ini telah mendiami wilayah perairan Sumatra Timur tepatnya di Kepulauan Riau.
-
Apa keahlian Suku Bajo? Keistimewaan Suku Bajo dikenal sebagai penjelajah lautan yang terampil.
-
Dimana para bajak laut bermukim? Mereka banyak bermukim di perairan dekat Gorontalo.
-
Di mana Suku Bajo banyak tinggal? Salah satu daerah di Indonesia yang banyak dihuni Suku Bajo adalah kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean.
'Byuur' seorang anak kecil melompat bebas ke laut.Tak butuh pelampung, gesit berenang ke sana kemari. Gerakannya cepat seolah sedang berjalan di daratan. Beberapa kali menyelam menyusuri kedalaman. Kemudian sambil tersenyum menampakkan kepalanya muncul di permukaan.
Pemandangan anak laki-laki bertelanjang dada bermain di laut ini sudah menjadi hal biasa dijumpai. Laut memang menjadi arena bermain anak Suku Bajo. Tidak begitu mengenal gawai, anak-anak Suku Bajo lebih memilih bermain dengan teman sebaya.
Berlarian kesana-kemari, berenang dan mendayung sampan. Sesama Suku Bajo yang hidup di laut, anak-anak Suku Bajo saling sangat dekat satu sama lain. Ikatan kekeluargaan mereka sangat kental meski tak memiliki ikatan darah.
©2021 Merdeka.com/Andry DenisahSejak bayi anak-anak Suku Bajo sudah akrab dengan laut. Di sini bayi yang baru lahir dibawa ke laut dan didoakan agar menjadi pelaut tangguh. Bayi juga sering diayun-ayun, agar terbiasa dengan ombak.
Laut seolah menyatu di diri setiap orang Suku Bajo. Suara deburan ombak, angin yang bertiup kencang, udara panas yang menyelimuti adalah kehidupan mereka. Keberadaanya pun diakui dunia internasional sebagai bagian tak terpisahkan dari kelestarian laut.
©2021 Merdeka.com/Andry DenisahSebagai penggembara laut, mereka menggantungkan hidupnya di laut. Mencari ikan, gurita, kerang laut dan hewan laut lainnya untuk sesuap nasi. Mereka pergi melaut tak menentu, mengikuti cuaca kala itu.
Jika mereka tidak melaut, maka tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beberapa orang memilih budidaya agar-agar rumput laut untuk tambahan penghasilan.
©2021 Merdeka.com/Andry DenisahPemandangan dari perkampungan suku Bajo. Rumah mereka nampak seperti mengapung di lautan. Membangun rumah di atas karang, bertonggak pada kayu-kayu yang ditancapakn di laut. Rumah mereka terlihat berdekatan satu sama lain. Bahkan bersambung hanya diantai oleh jembatan yang terbuat dari kayu.
Kampung Bajo di Buton sendiri telah jadi destinasi wisata budaya. Area ini berada tak jauh dari daratan. Suasana yang syahdu membuat kawasan ini jadi spot favorit melihat matahari terbenam karena langsung menghadap batas cakrawala.
(mdk/Tys)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulu nenek moyang mereka hidup nomaden di atas perahu.
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaBanyak yang mengira Banyuwangi adalah titik paling ujung di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPara bajak laut menempati kedudukan penting dalam kegiatan penyelundupan perdagangan gelap.
Baca SelengkapnyaSalah satu penduduk asli yang mendiami Provinsi Riau yang memiliki bahasa melayu Riau yang unik, namun bahasa tersebut terancam hilang.
Baca SelengkapnyaSalah satu suku tua di Indonesia ini hidup sangat dekat dengan alam dan sangat menghormati laut. Mayoritas dari mereka bekerja sebagai seorang nelayan.
Baca SelengkapnyaRumah di kampung miliader yang ada di Jawa Tengah ini tampak mewah.
Baca SelengkapnyaSecara tradisional, mereka tinggal di sebuah rumah kayu yang bentuknya memanjang.
Baca SelengkapnyaAda banyak hal menarik yang bisa dijumpai di Desa Muara Enggelam, mulai dari gerbang raksasa warna-warni, pembangkit listrik tenaga surya sampai sawah terapung
Baca SelengkapnyaLabuan Bajo memang destinasi yang sempurna bagi para petualang, pencinta alam, dan siapa saja yang mencari ketenangan jauh dari hiruk-pikuk kota.
Baca SelengkapnyaBanyak warga pulau ini merantau ke kota-kota besar demi mendapatkan penghidupan lebih layak.
Baca SelengkapnyaNenek moyang suku Jawa ini punya kehidupan unik di tengah hutan Bojonegoro. Mereka ahli dalam berbagai hal, mulai kerajinan kayu hingga menambang minyak.
Baca Selengkapnya