4 Contoh Puisi Satire Berbagai Tema yang Penuh Pesan
Kumpulan puisi satire berbagia tema yang penuh makna.
Kumpulan puisi satire berbagai tema yang penuh makna.
5 Contoh Puisi Satire Berbagai Tema yang Penuh Pesan
Contoh puisi satire di bawah ini bisa digunakan untuk menyampaikan kritik dengan bahasa yang halus.
Sering kali, puisi jenis satire disampaikan dengan kata-kata yang penuh ironi, sarkasme, dan sedikit parodi di dalamnya.
Berikut contoh puisi satire yang bisa dicontoh dilansir dari berbagai sumber, Selasa (2/7/2024):
-
Puisi apa yang trending? Contoh puisi cinta tanah air di bawah ini bisa dibaca untuk menumbuhkan rasa nasionalisme.
-
Apa itu puisi berantai 4 orang lucu? Puisi berantai didefinisikan sebagai gabungan dari beberapa puisi dan dibacakan orang dengan tema atau peran yang berbeda. Setiap orang akan bergantian membaca puisi berantai tiap satu baitnya.
-
Apa saja tema yang diangkat dalam puisi berantai lucu? Biasanya, puisi berantai lucu memiliki tema yang sederhana dan disampaikan dengan gaya bahasa yang santai. Kadang-kadang, puisi ini juga bisa mengandung unsur parodi atau satire.
-
Kenapa puisi berantai 4 orang lucu bisa jadi hiburan? Meski hanya berbentuk kalimat sederhana, akan tetapi puisi berantai bisa mengundang gelak tawa hingga membuat pikiran menjadi tenang kembali.
-
Bagaimana cara membaca puisi berantai 4 orang lucu? Setiap orang akan bergantian membaca puisi berantai tiap satu baitnya.
-
Siapa saja yang berperan dalam puisi berantai 4 orang lucu? Pujangga cinta : Dikeheningan malam… Terdiam ku sendiri melihat bayanganmu bak sang rembulan yang mengintip malu di balik jendela kamarku. Oh kekasihku dirimu yang cantik manis dan lembut seperti…….Tukang Sate : Kambing yang montok…. berbulu tebal dan gemuk segemuk badak… Kan ku jadikan sate dank u bakar dengan….Panglima Perang : Granat dan bom yang meledak-ledak, ku lihat musuh di balik benteng nan jauh disana. Aku siap, musuh datang dengan membawa…. Bintang Sepak Bola : Bola, dank u tending dengan sekuat tenaga. Ku oper pada kawanku. Bola semakin kencang dan siap ku tendang pada….
Puisi Satire Tema Politik
Di istana berdiri pemimpin “kanan”,
Dengan pidato manis dan wajah berseri.
Namun di belakang layar, rakyat tertawa,
Karena tindakan mereka hanya rekayasa.
Mereka berjanji pembaharuan besar,
Tapi yang terjadi hanya korupsi lebih.
Kantong mereka kian penuh dengan uang,
Sementara rakyat hidup dalam kekurangan.
Mereka berdebat di parlemen besar,
Tapi hukum hanya untuk rakyat kecil.
Pajak kami naik, sementara mereka berfoya-foya,
Mereka tak peduli dengan rakyat kecil.
Mereka berpesta pora di istana mewah,
Sementara rakyat bekerja keras sepanjang hari.
Mereka tak tahu apa itu kepedulian,
Hanya kekuasaan dan uang yang mereka cari.
Jadi mari kita tertawa pada politikus palsu,
Yang janji-janjinya hanya omong kosong.
Hanya pada kekuasaan dan harta yang mereka cengkram.
Politikus, oh politikus, kami tertawa padamu,
Kami tahu siapa kalian sebenarnya.
Kalian bukan pelayan rakyat, tapi pembohong,
Kami berharap kalian segera pergi dan lenyap dari sini.
Puisi Satire Tentang Indonesia
Indonesia negeri yang kaya
Bertumpuk-tumpuk utangnya
Emas minyak dijual
Tapi untungnya entah ke mana
Gunung-gunung dihabiskan
Pasirnya dijual
Ikan di laut dikuras
Tapi untuk orang asing.
Polisi Satire judul 'Otak Sudah ke Dengkul'
Jika tiba-tiba kami melawan
Itu karena lapar telah dibangunkan
Dan perut kami yang lengket
Menagih waktu untuk cerewet
Jika mendadak kami protes
Itu karena minum tinggal setetes
Dan kantong kami yang kempes
Tak kuat lagi membeli segelas es
Jika kami serentak berdemo
Itu karena mata bosan melongo
Dan tampang kami yang bego
Ingin juga berlagak sontoloyo
Jika kami bersegera kumpul
Itu karena otak sudah ke dengkul
Dan logika kami yang tumpul
Tidak mau lagi dipaksa mandul.
Puisi Satire Cinta
Cinta, kau seperti dongeng indah,
Tapi seringkali hanya kepalsuan yang menjelma.
Kau menyulut api dalam hati kita,
Namun juga sering kali hanya permainan busuk.
Kau berbicara tentang cinta sejati,
Tapi seringkali hanya nafsu yang menggoda.
Kau janjikan kebahagiaan abadi,
Namun hanya meninggalkan hati kita hancur.
Cinta, kau seperti pemain sandiwara,
Berubah-ubah seperti musim di pagi dan malam.
Kau menggoda kita dengan kata-kata manis,
Namun sebentar lagi, kau sudah pergi.
Kau membuat orang terbuai,
Tapi juga membuat hati terluka.
Kau tak kenal kasihan,
Seakan hanya mengejar sensasi.
Cinta, kau adalah ironi kehidupan,
Kadang manis, kadang pahit, tak terduga.
Kita terus mencarimu, meski kau sulit dimengerti,
Cinta, kau adalah misteri yang tak terpecahkan.
Puisi Satire Kehidupan
Kehidupan ini adalah sandiwara besar,
Di atas panggung dunia, kita semua berakting.
Tawa palsu dan senyuman dipaksakan,
Di balik layar, kita sebenarnya lelah dan bingung.
Kita mengejar materi dan harta berkilau,
Seakan kebahagiaan bisa dibeli dengan uang.
Tapi di tengah kemewahan dan kemewahan,
Hatiku merasa semakin kosong dan gundah.
Kita berlomba-lomba untuk tampil sempurna.
Namun di dunia maya, kita hanya berakting,
Kehidupan nyata seringkali hancur dan kacau.
Politikus berjanji-janji dan berbicara besar,
Tapi tindakan mereka seringkali bertentangan.
Mereka hanya peduli pada kekuasaan dan keuntungan,
Rakyat hanya boneka dalam sandiwara politik.
Kehidupan ini memang lucu dan aneh,
Kita semua aktor dalam drama ini.
Tapi kadang-kadang, kita perlu berhenti dan merenung,
Apakah kita benar-benar hidup, atau hanya berpura-pura saja?
Puisi Satire Kemerdekaan
Kemerdekaan, suara yang bergema,
Tapi seringkali hanya sebatas retorika semata.
Kita berjuang untuk hak kita yang adil,
Namun apakah itu benar-benar terwujud?
Lambang kemerdekaan berkibar tinggi,
Tapi kebebasan seringkali terasa hampa.
Hukum dan aturan mengikat kita semua,
Kita hanya bebas dalam buku-buku hukum.
Kita merayakan tanggal kemerdekaan,
Tapi seringkali itu hanya seremoni kosong.
Hak asasi manusia sering terinjak-injak,
Dan rakyat kecil tak pernah mendapat panggung.
Para pemimpin berbicara tentang kemerdekaan,
Tapi seringkali mereka hanya mengejar kekuasaan.
Korupsi dan ketidakadilan merajalela,
Rakyat hanya alat untuk memenuhi tujuan.
Kemerdekaan, seharusnya sebuah mimpi indah,
Namun seringkali hanya ilusi semu.
Kita perlu meraihnya dengan tekad dan usaha,
Agar benar-benar merdeka, bukan hanya wacana.