Cekcok Gara-gara Rumah, Atlet Olimpiade Tewas Dibakar Pacar di Depan Anaknya
Cheptegei menderita luka bakar di tiga perempat tubuhnya. Polisi telah mengidentifikasi pelaku yang tak lain adalah kekasihnya.
Atlet Olimpiade asal Uganda, Rebecca Cheptegei meninggal dunia setelah dibakar sang pacar di rumahnya di Kenya. Pelari maraton berusia 33 tahun itu meninggal setelah menderita luka bakar 80 persen akibat tubuhnya dibakar sang pacar dengan menggunakan bensin.
"Kami telah mendengar tentang meninggalnya atlet Olimpiade kami Rebecca Cheptegei setelah serangan kejam oleh pacarnya," kata Presiden Komite Olimpiade Uganda (UOC) Donald Rukare dalam sebuah posting di X, Kamis Waktu setempat.
Tragedi tersebut menjadikan Rebecca Cheptegei atlet wanita ketiga yang tewas di negara itu sejak Oktober 2021.
Menteri Negara Bidang Pendidikan dan Olahraga Uganda, Peter Ogwang menyatakan kematian Rebecca Cheptegei begitu tragis. Dia juga mengungkap, pihak berwenang Kenya sedang menyelidiki latar belakang sang atlet dibakar oleh kekasihnya itu.
"Kematiannya dan laporan serta program yang lebih rinci akan diberikan pada waktunya,” katanya dikutip dari Aljazeera, Jumat (6/9/2024).
Eldoret, Penjabat kepala MTRH di kota Rift Valley tempat mendiang dirawat mengatakan, Cheptegei menderita luka bakar di tiga perempat tubuhnya.
Polisi telah mengidentifikasi pelaku yakni tak lain adalah kekasihnya, Dickson Ndiema Marangach. Tersangka menyiram Cheptegei dengan bensin dan membakarnya pada hari Minggu di rumahnya di Endebess di wilayah barat Trans-Nzoia.
Insiden itu terjadi hanya beberapa minggu setelah Cheptegei berpartisipasi dalam maraton wanita di Olimpiade Paris, di mana ia finis di urutan ke-44.
"Kami mendesak aparat penegak hukum terkait untuk segera mengambil tindakan tegas dan cepat untuk menyeret pelaku ke pengadilan atas tindakan pengecut dan tercela ini," desak Komite Olimpiade Uganda.
Cheptegei memulai kariernya pada tahun 2010 dan mewakili Uganda dalam berbagai lomba lari jarak jauh. Dia tampil pertama kali di Olimpiade di Paris.
Orangtua Cheptegei melakukan perjalanan ke Trans-Nzoia dan mengatakan kepada media lokal bahwa putri mereka telah membeli tanah di daerah Kenya dan membangun rumah tempatnya tinggal untuk pelatihan.
Cekcok karena Rumah & Dibakar di Depan Sang Putri
Menurut laporan di surat kabar The Standard, Cheptegei bertemu Ndiema di Trans-Nzoia dan serangan itu bermula dari perselisihan mengenai rumah yang dimilikinya.
Media Kenya melaporkan bahwa salah satu putri Cheptegei menyaksikan penyerangan di rumah ibunya itu.
"Dia menendang saya saat saya mencoba lari untuk menyelamatkan ibu saya," The Standard mengutip pernyataannya.
"Saya langsung berteriak minta tolong, dan tetangga pun berusaha memadamkan api dengan air, tapi tidak berhasil," tutur gadis yang tidak disebutkan namanya itu.
Marangach juga terluka dalam insiden itu, mengalami luka bakar 30 persen di sekujur tubuhnya.