Dulu Kerja di BUMN, Pria Ini Sukses Ternak Bebek Petelur Berkat Doa Orangtua
Berikut cerita eks pegawai BUMN yang kini sukses ternak bebek petelur.
Setiap orang memiliki jalan ceritanya masing-masing. Entah itu berkaitan soal asmara, kehidupan hingga kesuksesan. Seperti kisah pria satu ini.
Ia dulunya sempat bekerja di BUMN. Akan tetapi, kini Ia tengah menjalani bisnisnya. Siapa sangka, bisnis ternak bebek petelur yang dijalankannya ini mampu membawanya menuju gerbang keberhasilan.
Apalagi diiringi dengan doa dari orangtuanya. Lantas bagaimana cerita eks pegawai BUMN yang kini sukses ternak bebek petelur?
Melansir dari akun YouTube PecahTelur, Rabu (8/1), simak ulasan informasinya berikut ini.
Berkat Restu Orangtua
Rahmad Hidayat membagikan cerita perjalanannya dalam menjalani sebuah usaha. Berbeda dari kebanyakan orang, Rahmad memilih untuk bisnis ternak bebek petelur.
Bisnis yang dijalankannya ini siapa sangka mampu membawanya menuju kesuksesan. Selain kerja kerasnya, kesuksesan bisnisnya ini juga berkat kedua orangtuanya.
"Orangtua itu menurut saya pribadi itu adalah kunci kesuksesan saya di kehidupan. Ketika kita minta restu orangtua, kunci rezeki terbuka lebar menurut saya," ujar Rahmad.
"Semua pasti berkaitan dengan orangtua," tambahnya.
Pernah Kerja di BUMN
Menariknya, ini bukanlah pekerjaan pertama Rahmad. Sebelumnya, Ia telah terlebih dahulu bekerja di salah satu perbankan BUMN. Rahmad memutuskan untuk meninggalkan kariernya tersebut dan beralih menjadi peternak bebek telur.
"Waktu saya masih bekerja di salah satu perusahaan, yang saya anggap waktu itu perusahaan yang bonafit. Saya kerja di BUMN dengan berdasi, dengan bersepatu," papar Rahmad.
"Ketika tidak ada restu orangtua, akhirnya saya jatuh," lanjutnya.
"Jadi keyakinan bahwa restu orangtua itu adalah kunci utama dari kehidupan saya, ya itu memang. Jadi saya tidak pernah menempatkan orangtua di nomor dua. Orangtua tetap nomor satu," jelasnya.
Awal Mula Beternak Bebek
Siapa sangka, ini juga bukan menjadi usaha atau bisnis pertama Rahmad. Ia mengatakan bahwa usaha bebek petelur ini sebenarnya adalah bisnis sampingan.
Ia sendiri dulunya memiliki bisnis utama di bidang percetakan. Karena bangkrut, Ia pun memutuskan untuk tetap meneruskan bisnis bebek petelur ini.
"Awal mula saya beternak itu ada ajakan dari salah satu sahabat saya, ingin mencoba bebek bertelur itu seperti apa. Jadi saya punya usaha utama sebetulnya, usaha bebek ini adalah usaha sampingan," ungkapnya.
"Ketika di 2019 saya terkena Covid, usaha utama saya jatuh gagal. Saya punya usaha percetakan di situ. Saya juga ngembangkan lagi di usaha bebek petelur yang saya anggap ini sebagai usaha sampingan, ternyata yang membawa hoki ini malah," sambung Rahmad.
Dari 300 Ekor Sampai Ribuan
Diungkapkan, Rahmad awalnya memulai usaha ini hanya dengan 300 ekor saja. Namun seiring berjalannya wkatu, usahanya berkembang pesat.
Saat ini, Ia pun pun memiliki setidaknya 27 ribu ekor bebek yang diternak. Apabila digabung dengan mitra, Rahmad saat ini mengelola 80-85 ekor bebek.
"Saya sama teman saya itu hanya mencoba 300 ekor, itu yang saya geluti. Pelajari perlahan, saya dalami, saya studi banding ke mana-mana. 300 ekor dulu kurang lebih saya mungkin Rp50 juta," paparnya.
"Apa yang ada di percetakan, saya jual. Jadi hasil yang kita jual dari percetakan ini ketika saya bangkrut, itu yang saya alihkan ke bebek ini," ujar Rahmad.
"Pertumbuhan yang punya saya sendiri untuk saat ini kurang lebih 27 ribu ekor. Kalau sama mitra total di tiga kabupaten meliputi Bondowoso, Situbondo dan Jember kurang lebih ada 80-85 ribu ekor yang kita kelola," lanjutnya.
Hasilkan Telur Puluhan Ribu Tiap Hari
Sementara itu untuk perputaran telur, Rahmad mampu menghasilkan sekitar lebih dari 45 ribu butir setiap harinya. Sedangkan, perputaran telur miliknya sendiri mencapai sekitar 23-24 ribu butir.
Telur-telur yang dihasilkannya ini kemudian didistribusikan ke berbagai daerah. Selain itu, juga didistribusikan dengan perusahaan-perusahaan besar yang sudah menjalin kontrak kerja dengannya.
"Untuk perputaran telur per hari dengan seluruh kelompok yang saya pegang itu kurang lebih 45 ribu butir per hari. Punya saya sendiri kurang lebih 23-24 ribu," tutup Rahmad.