Hasil Survei: 53 Persen Gen Z Stres saat Nonton Sepak Bola, Bisa Cepat Keriput
Reaksi emosional yang berlebihan saat menyaksikan pertandingan sepak bola dapat mengurangi kadar kolagen dan mempercepat munculnya tanda-tanda penuaan.
Menonton pertandingan sepak bola dapat berdampak pada kesehatan kulit kita. Ketika emosi meningkat saat menyaksikan pertandingan, hal ini dapat menyebabkan kecemasan yang berpotensi meningkatkan risiko keriput di wajah.
Menurut laporan dari NY Post, Selasa, 24 Desember 2024, dukungan kepada tim sepak bola favorit dalam situasi menegangkan atau momen sulit bisa membawa dampak buruk bagi kulit. Kerutan yang dihasilkan bisa bertahan lama setelah pertandingan penting seperti final atau Super Bowl.
-
Kenapa kulit cepat keriput? Kulit yang cepat keriput dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:Paparan sinar matahariMerokokKurangnya kadar air dalam tubuhPola makan tidak sehatStresEkspresi wajah yang berulang
-
Kenapa muncul keriput? Keriput wajah sering muncul ketika kulit mulai memasuki fase penuaan. Selain faktor penuaan, paparan sinar matahari berlebihan juga dapat menyebabkan keriput.
-
Apa yang menyebabkan keriput? Selain sinar matahari, keriput dapat disebabkan oleh penurunan produksi kolagen dalam kulit, menurunnya proses regenerasi kulit, faktor genetik, stres, gaya hidup tidak sehat, dan polusi.
-
Bagaimana stres mempengaruhi keringat? Stres bisa menyebabkan keringat berlebih karena tubuh melepaskan hormon adrenalin dan kortisol yang meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh.
-
Mengapa stres bisa memicu penuaan dini? Stres dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi kulit, penurunan kekebalan sel, dan kerusakan kolagen.
-
Apa dampak buruk stres pada kesehatan fisik? Salah satu dampak terbesar dari stres adalah gangguan pada kesehatan fisik. Faktanya, stres kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sakit kepala dan migrain, gangguan pencernaan, hingga peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, adanya stres ini juga mampu memperlambat pemulihan di kala kamu sedang menderita suatu penyakit.
Dr. Muneeb Shah, seorang dokter kulit bersertifikat, mengingatkan tentang risiko dari fenomena yang disebut "wajah cemas". Ia menjelaskan bagaimana cara membangun pertahanan yang efektif terhadap kondisi ini.
Wajah cemas sering kali merupakan efek samping dari menonton olahraga secara umum. Sebuah survei yang dilakukan oleh Neutrogena menunjukkan bahwa 53 persen Gen Z merasa lebih stres saat menonton sepak bola dibandingkan dengan olahraga lainnya.
"Ketika Anda menonton pertandingan di televisi atau langsung dan benar-benar fokus, Anda akan menyipitkan wajah dan menahannya dalam posisi itu," ungkap Shah kepada The Post.
"Saya sering bercanda bahwa ketika ibu Anda berkata, 'Jika Anda terus membuat wajah seperti itu, itu akan menempel seperti itu', ada kebenaran dalam dermatologi," tambahnya.
"Ketika Anda merasa cemas, Anda akan menyipitkan mata atau mengerutkan kening, sehingga membentuk garis-garis di wajah. Jika dilakukan cukup sering, hal ini dapat menjadi permanen," kata Shah.
Stres saat Menstruasi juga Berdampak pada Kondisi Kulit
Selama menstruasi, emosi yang meningkat dapat menyebabkan kadar kortisol dalam tubuh menjadi lebih tinggi. Hormon stres ini berpotensi mengurangi kolagen, yang pada gilirannya dapat memicu munculnya jerawat.
"Hal itu dapat memperparah jerawat Anda dengan memengaruhi kelenjar sebasea Anda untuk meningkatkan produksi minyak. Hal itu dapat memperparah jerawat, tetapi juga dapat merusak atau mengurangi produksi kolagen Anda," ungkap Shah.
"Jadi, ada dua hal yang terjadi saat stres. Anda menyipitkan wajah, sehingga akan muncul garis-garis tegas, tetapi Anda juga kehilangan dukungan kolagen dan dukungan elastin yang memungkinkan kulit Anda pulih setelah Anda menyipitkan wajah. Jadi, ada dua efek," tambahnya.
Namun, bagaimana cara untuk mengatasi masalah ini? Bagi para penggemar sepak bola, sekadar berusaha untuk "tenang" sering kali tidak cukup untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Jika Anda tidak memilih untuk mendapatkan suntikan, terdapat alternatif lain yang dapat membantu mengatasi efek jangka panjang dari "fanxiety" (perasaan cemas) pada kulit wajah Anda, seperti penggunaan retinoid, pelembap, dan tabir surya.
"Perlindungan matahari sangat penting untuk melindungi kolagen dan elastin Anda," kata Shah.
Tidur dengan Posisi Miring Dapat Menyebabkan Keriput
Dikutip dari kanal Citizen Liputan6.com pada Selasa, 24 Januari 2024, posisi tidur miring memang terasa nyaman bagi banyak orang. Namun, perlu diwaspadai bahwa kebiasaan ini dapat menyebabkan munculnya kerutan pada kulit. Ketika seseorang tidur miring, kulit akan membentuk lipatan-lipatan kecil yang seiring waktu dapat berkontribusi terhadap timbulnya kerutan.
Sebuah survei yang dilakukan oleh UK Sleep Assessment and Advisory Service menunjukkan bahwa 41 persen dari 1.000 peserta mengaku tidur dalam posisi miring. Sejumlah ahli menemukan bahwa tidur miring dapat meningkatkan risiko kerutan, khususnya yang dikenal dengan istilah "garis tidur".
"Garis-garis ini sering muncul secara paralel di sepanjang pelipis, di sekitar mata, area pipi samping, dan di sekitar mulut. Orang-orang yang telah tidur di sisi yang sama selama bertahun-tahun sering kali memiliki lebih banyak 'garis tidur'," kata dokter kulit Kachiu Lee,
Oleh karena itu, disarankan untuk tidur dalam posisi telentang sebagai cara terbaik untuk menjaga kulit tetap halus dan bebas dari kerutan, serta mencegah kerusakan lebih lanjut pada kulit sepanjang malam.
Apakah Menggunakan Sedotan saat Minum Dapat Menyebabkan Keriput?
Bayangkan para perokok yang telah lama merokok dan mengalami banyak kerutan di sekitar area mulut mereka saat menua. Gerakan yang dilakukan saat meminum menggunakan sedotan mirip dengan gerakan merokok, sehingga peminum juga dapat mengalami kerutan yang serupa.
"Ya, minum dari sedotan berulang kali menyebabkan orang mengerutkan bibir dan dapat membuat kerutan dari gerakan otot yang berulang. Sama seperti mengerutkan kening menyebabkan kerutan di wajah bagian atas," kata Dokter kulit, Rebecca Baxt, menjelaskan.
Selain itu, dokter kulit Heather Woolery-Lloyd juga sependapat dan menambahkan, "Secara umum, minum melalui sedotan seharusnya tidak menyebabkan keriput. Namun, setiap gerakan berulang dapat meningkatkan risiko keriput."
Meski demikian, ia juga menjelaskan bahwa kebiasaan minum dengan sedotan tidak dapat disamakan dengan merokok. Penggunaan sedotan tidak menyebabkan kerusakan radikal bebas pada tubuh seperti yang dialami oleh perokok. Baxt pun setuju dengan pernyataan ini dan menambahkan,
"(Tidak) berpikir seminggu sekali atau kurang akan bermasalah, tetapi pada orang yang rentan terhadap kerutan bibir dan mulut, saya memberitahu mereka untuk menghindari sedotan sama sekali," katanya.
Dengan demikian, penting untuk mempertimbangkan dampak dari kebiasaan ini, terutama bagi mereka yang memiliki kecenderungan untuk mengalami kerutan.