Hati-Hati! Mulut Kering Bisa jadi Tanda Penyakit Serius, Stroke Sampai Diabetes
Mulut kering ternyata bisa menjadi sinyal bahwa ada masalah kesehatan yang lebih besar.
Mulut kering atau juga dikenal sebagai xerostomia, sering kali dianggap remeh dan diabaikan oleh banyak orang. Namun, seorang dokter gigi terkemuka memperingatkan bahwa gejala ini dapat menjadi indikasi adanya penyakit serius yang perlu diwaspadai. Kondisi mulut kering disebabkan oleh penurunan produksi air liur atau bisa muncul akibat berbagai faktor seperti penuaan, kebiasaan mendengkur, penggunaan obat-obatan, merokok, atau konsumsi alkohol yang berlebihan.
Selain itu, kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Dr. Azad Eyrumlu dari Banning Dental Group menjelaskan mulut kering yang berlangsung lama sering kali menandakan adanya masalah kesehatan lainnya.
-
Apa saja yang bisa terjadi kalau mulut kering? Dia menjelaskan bahwa air liur ini berperan penting dalam mencegah mulut mengalami kekeringan, yang dapat menyebabkan masalah seperti bibir kering, pecah-pecah, dan bahkan sariawan yang dapat mengganggu ibadah puasa seseorang.
-
Apa penyebab utama mulut kering? Dehidrasi Saliva sebenarnya terdiri hampir sepenuhnya dari air, dan ketika tubuh kekurangan cairan, produksi saliva juga akan berkurang. Hal ini menjadikan mulut kita terasa kering.
-
Apa tanda mulut kering akibat dehidrasi? Salah satu tanda paling umum dari dehidrasi adalah mulut terasa kering dan rasa lengket pada lidah. Yup, produksi air liur jadi lebih sedikit ketika tubuh mengalami kekurangan cairan, yang menyebabkan sensasi tak nyaman dan gangguan pada proses menelan.
-
Kenapa lidah kebas bisa jadi tanda stroke? Ketika lidah kebas terjadi secara mendadak dan disertai gejala lain seperti kesulitan bicara atau kelumpuhan wajah, segera cari bantuan medis karena ini bisa menjadi tanda serius.
-
Tanda apa yang muncul saat mulut kering karena kurang minum? Ketika Anda tidak banyak minum air, kelenjar ludah tidak memiliki cairan yang cukup untuk menghasilkan air liur sehingga mulut jadi kering. Mulut kering juga bisa menyebabkan bibir pecah-pecah, sensasi terbakar, dan bau mulut.
-
Siapa yang berisiko terkena sudut bibir kering? Gangguan sistem imun, seperti diabetes atau HIV/AIDS, dapat meningkatkan risiko infeksi jamur dan bakteri, yang berkontribusi pada cheilitis angularis.
"Mulut kering dapat menunjukkan adanya gangguan di bagian tubuh lain. Gejala yang menyertainya bisa berupa rasa lengket di mulut, tenggorokan kering atau sakit, kesulitan saat mengunyah atau menelan, bahkan bau mulut," ungkap Dr. Eyrumlu, seperti yang dilansir dari Mirror pada Kamis (17/10.
Menurut Dr. Eyrumlu, beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes, stroke, dan penyakit Alzheimer dapat muncul dengan gejala ini.
"Kondisi tertentu seperti stroke, diabetes, atau penyakit Alzheimer dapat muncul dengan cara ini, sementara gejala ini juga bisa menjadi tanda adanya gangguan autoimun seperti HIV atau sindrom Sjogren," tambahnya.
Dr. Eyrumlu menekankan pentingnya perhatian terhadap kesehatan secara menyeluruh. Ketika mengunjungi dokter gigi, tidak hanya fokus pada kesehatan mulut.
"Kami juga dilatih untuk mendeteksi masalah yang lebih luas terkait kesehatan umum Anda. Sangat penting untuk menjaga kesehatan Anda dan jika Anda mengalami gejala mulut kering yang berkelanjutan, segera sampaikan kepada dokter Anda," katanya.
Penyakit yang Harus Diwaspadai
Mulut kering bukanlah masalah yang sepele. Kondisi ini dapat menjadi tanda adanya penyakit serius, seperti: - Diabetes - Stroke - HIV - Penyakit Alzheimer - Sindrom Sjogren Kelenjar. Air liur yang tidak memproduksi cukup air liur dapat menimbulkan berbagai masalah. Meskipun sering dianggap remeh, air liur memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan mulut. Air liur berfungsi untuk menetralkan asam yang dihasilkan oleh bakteri dan membersihkan sisa makanan, yang sangat penting untuk mencegah kerusakan gigi. Selain itu, air liur mengandung enzim yang membantu proses pencernaan, sehingga tubuh kita dapat menyerap vitamin dan nutrisi yang diperlukan.
Para ahli merekomendasikan agar mengunjungi dokter gigi minimal setiap enam bulan untuk menjaga kebersihan mulut dan mendeteksi masalah yang mungkin muncul. Di samping itu, penting untuk memiliki rutinitas perawatan gigi yang baik, seperti menyikat gigi selama dua menit dengan pasta gigi yang mengandung fluoride dua kali sehari, melakukan flossing secara rutin, dan menggunakan obat kumur.
Kebiasaan yang Dapat Membantu Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Menjaga kesehatan mulut dan gigi sangatlah penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang dapat membantu, seperti yang dilaporkan oleh Bright Side:
1. Gunakan Obat Kumur dan Hindari Makanan Beraroma Tajam
Makanan seperti bawang putih, bawang merah, dan rempah-rempah dapat menyebabkan bau mulut yang menetap. Namun, penyebab utama bau mulut sering kali berasal dari kebersihan gigi yang kurang memadai. Misalnya, sisa makanan tertinggal di mulut dan membusuk, sehingga menghasilkan bau yang tidak sedap. Bakteri yang tinggal di permukaan lidah juga menghasilkan senyawa belerang yang beraroma tidak sedap. Di sinilah penggunaan obat kumur menjadi sangat penting.
Obat kumur tidak hanya membantu menghilangkan bakteri penyebab bau, tetapi juga memberikan kesegaran pada napas. Jika obat kumur yang digunakan mengandung fluoride, manfaatnya akan semakin besar. Selain mengurangi bau mulut, obat kumur tersebut juga dapat mendukung kesehatan gigi dengan menurunkan risiko penyakit periodontal dan gigi berlubang.
Pembersihan Gigi Sekali dalam Setahun
Kebersihan gigi yang kurang baik dapat menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah perubahan warna gigi. Jika Anda tidak rutin menyikat gigi, bakteri, asam, dan plak akan menumpuk, yang dapat menyebabkan pembentukan plak dan karang gigi, sehingga gigi terlihat kuning.
Selain menyikat gigi dua kali sehari, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan dan pembersihan di dokter gigi setidaknya sekali dalam setahun. Pada saat kunjungan ini, dokter gigi akan menghilangkan karang gigi dan plak dari area yang sulit dijangkau dengan menggunakan alat khusus. Proses ini tidak hanya membersihkan penumpukan yang tidak diinginkan, tetapi juga memoles gigi, sehingga gigi Anda kembali berkilau dan mengurangi warna kekuningan.
Hindari Sikat Gigi Terlalu Keras
Gusi yang sehat biasanya memiliki warna merah muda dan tampak kencang. Namun, banyak orang mengalami masalah gusi bengkak yang dapat mengeluarkan darah atau bahkan mengalami penurunan. Jika gusi Anda menyusut, Anda mungkin akan melihat gigi terlihat lebih panjang. Salah satu penyebabnya adalah menyikat gigi dengan terlalu keras menggunakan sikat berbulu kasar. Sebaiknya gunakan sikat gigi berbulu lembut dan lakukan penyikatan dengan gerakan memutar tanpa memberikan tekanan yang berlebihan, agar gigi tetap terlindungi dari keausan.
Menyikat Lidah
Menyikat lidah sering kali diabaikan, padahal bakteri dapat menumpuk di permukaannya, yang dapat menyebabkan bau mulut, mengganggu kemampuan mencicipi makanan, dan berisiko menimbulkan infeksi jamur. Penggunaan pengikis lidah sangat dianjurkan karena lebih nyaman dibandingkan dengan sikat gigi.
Jika Anda memilih menggunakan sikat gigi, sebaiknya berkumur dengan air hangat terlebih dahulu. Mulailah menyikat dari bagian belakang lidah dengan lembut, dan hindari menyentuh gusi atau gigi. Setelah selesai, bilas mulut Anda untuk menghilangkan bakteri yang terlepas. Dengan menerapkan kebiasaan ini, Anda dapat lebih baik menjaga kesehatan mulut dan gigi.