Kisah Eksil '65 Ogah Kutuk Bung Karno, Akhirnya Hidup di Rusia Sampai Punya Cucu
Merdeka.com - Seorang eksil mendapatkan kesempatan untuk bercerita dengan Presiden Joko Widodo tentang peristiwa yang dialami saat dirinya masih menjadi seorang mahasiswa pada tahun 65.
Pria tersebut bernama Sudaryanto, dahulu merupakan warga negara Indonesia yang pasportnya dicabut oleh pemerintah karena tidak berkenan mengutuk Bung Karno.
Sudaryanto akhirnya menjalani hidupnya di Rusia, menikah dengan orang Rusia dan mempunyai cucu di sana. Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Di mana Soekarno bersekolah di Mojokerto? Presiden Pertama RI, Soekarno menghabiskan masa SD hingga SMP di Mojokerto, Jawa Timur. Bangunan sekolahnya masih kokoh hingga sekarang dan kini dikenal sebagai SDN Purwotengah dan SMPN 2 Kota Mojokerto.
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Apa kegiatan Jokowi di UKM saat kuliah? Di sampingnya, Iriana tampak mendampinginya sejak dulu. Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
-
Apa yang dilakukan Soekarno saat proklamasi? Bung Karno menggambarkan upacara itu sangat sederhana. Bendera pertama yang dikibarkan adalah jahitan tangan Ibu Fatmawati. Tiangnya dari batang bambu yang ditancapkan beberapa saat sebelumnya ke tanah. Tidak ada musik, tidak ada orkestra, hanya lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama. “Alhamdulillah, Bendera Republik Sekarang Telah Berkibar.“ “Kalau pun ia diturunkan lagi, itu harus melalui mayat dari 72 juta bangsaku. Kami tak akan melupakan semboyan revolusi: Sekali Merdeka tetap Merdeka!“ tegas Bung Karno.
-
Kenapa Soekarno bisa belajar di ELS? Meskipun bukan dari kalangan elite, Soekarno dapat bersekolah di sana karena ia sosok cerdas dan statusnya sebagai anak pegawai pemerintah kolonial.
Eksil 65 Ogah Kutuk Bung Karno
Dalam acara Peluncuran Program Pelaksanaan Rekomendasi Penyelesaian Non Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Berat di Indonesia, Presiden Joko Widodo berkesempatan berbincang dengan dua eksil yang menjadi korban pelanggaran HAM.
Salah satunya adalah Sudaryanto, eks warga negara Indonesia yang pada tahun 65 menempuh pendidikan tinggi di Rusia. Pada tahun tersebut, terjadi kerusuhan di Indonesia dan memaksa dirinya harus mengutuk Bung Karno.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/Sekretariat Presiden
Namun, Sudaryanto mengatakan bahwa ia menolak melakukan kutukan terhadap Presiden Indonesia saat itu. Namun, penolakan itu berujung pada keputusan negara yang merugikannya.
“Setelah terjadi peristiwa 65 karena saya tidak memenuhi syarat screening karena di sana ada poin harus mengutuk Bung Karno. Ini langsung tidak saya terima,” ucap Sudaryanto.
Passport Dicabut Pemerintah
Poin kutukan terhadap Bung Karno yang ditolak mentah-mentah oleh Sudaryanto membuatnya harus menanggung risiko dari Pemerintah Indonesia. Ia langsung kehilangan kewarganegaraannya.
“Dan akhirnya dalam seminggu sesudahnya saya memperoleh surat pemberitahuan bahwa paspor saya sudah dicabut dan saya kehilangan kewarganegaraan,” lanjut Sudaryanto.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/Sekretariat Presiden
Setelah passportnya dicabut oleh Pemerintah Indonesia, Sudaryanto kemudian mendapatkan jaminan dari Pemerintah Uni Soviet pada waktu itu untuk lanjut belajar dan bekerja.
“Sesudah itu saya mendapat jaminan dari Pemerintah Uni SOviet untuk tetap belajar dan menyelesaikan pelajaran di sana kemudian dikasih pekerjaan sampai sekarang,” terang Sudaryanto.
Sempat menjadi Dekan di Rusia
Sudaryanto mengaku selama berkarier di Rusia ia pernah menjadi seorang dosen di Universitas Koperasi Rusia dan menduduki jabatan sebagai dekan.
Meskipun bekerja di Rusia, Sudaryanto masih memiliki hubungan yang baik dengan Indonesia. Ia beberapa kali melakukan kunjungan ke beberapa universitas Indonesia dan menjalin komunikasi yang intens.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/Sekretariat Presiden
“Saya sempat menjadi dosen di Universitas Koperasi Rusia, menjadi dekan dan telah mengadakan kunjungan ke Indonesia. Mengadakan beberapa pembicaraan dengan beberapa universitas-universitas Indonesia, membaca sedikit informasi,” ucap Sudaryanto.
“Jadi hubungan dengan Indonesia setelah tahun 2000 kembali normal. Kemudian pemerintah Indonesia memberikan kesempatan untuk bisa mengunjungi Indonesia di mana diperlukan.” pungkasnya.
Ingin Kembali ke Indonesia
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi juga menawarkan kepada Sudaryanto untuk kembali menjadi warga Indonesia.
Tawaran Presiden Jokowi itu pun disambut baik oleh Sudaryanto. Meskipun di Rusia ia sudah memiliki istri dan 3 cucu, Sudaryanto akan meyakinkan istrinya untuk tinggal dan menjadi warga negara Indonesia.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/Sekretariat Presiden
“Pak Sudaryanto sama Pak Suryo ingin jadi warga negara Indonesia lagi nggak?” tanya Jokowi.
“Sudah direncanakan, pak. Soalnya saya tidak sendirian, sudah punya 3 cucu. Istri dari Rusia,” jawab Sudaryanto.
“Dibawa ke Indonesia kan belum tentu mau gitu, ya?” ucap Jokowi.
“Yaaa, belum tentu, tapi kalau diyakinkan saya kira bisa,” pungkas Sudaryanto. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tahun 1950-an hingga 1960-an, Presiden Soekarno sedang gencar memberikan beasiswa kepada para mahasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri.
Baca SelengkapnyaSoeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaDelapan tahun bekerja mendampingi Presiden memberikan banyak pengalaman dan pelajaran berharga bagi Kompol Syarif
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengungkapkan refleksi selama hidupnya.
Baca SelengkapnyaKepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menceritakan cerita masa kecilnya yang tak mampu beli beras hingga harus ke sawah setiap pagi.
Baca SelengkapnyaPerayaan ulang tahun ke-66 itu dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat secara sederhana di salah satu ruangan di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan Mayjen Kunto Arief Wibowo yang sedang mengenang masa lalu bernostalgia ke rumah dinasnya saat masih berpangkat Letda.
Baca SelengkapnyaDulu ia ingin jadi dokter demi mengobati ibunya yang sakit-sakitan, kini ia menjadi profesor.
Baca SelengkapnyaKaesang bercerita tentang sang ayah Presiden Joko Widodo yang menjadi panutannya.
Baca SelengkapnyaCerita itu disampaikan Guntur Soekarnoputra dalam buku berjudul 'Sang Saka Melilit Perut Megawati, Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme'.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menghadiri acara wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Kamis 29 Februari siang.
Baca Selengkapnya