Kisah Santri yang Berguru ke Syekh, Belajar Agama Tanpa Berbicara
Merdeka.com - Setiap orang memiliki level keimanan dan keIslaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu hubungan antara orang yang memiliki level keimanan yang tinggi kerap berbeda dengan orang yang masih beriman dalam taraf permukaan.
Hal itulah yang disampaikan oleh K.H. Buya Syakur Yasin dengan menceritakan kisah seorang santri yang diminta oleh sang guru untuk menimba ilmu kepada seorang syekh yang ada di Syria.
Di sana, santri tersebut justru terkejut karena model pembelajaran yang syekh di Syria itu tanpa berbicara satu kata pun. Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Bagaimana cara mengikuti pengajian KH Buya Syakur? Pengajiannya kerap diikuti masyarakat lintas kalangan, baik secara tatap muka langsung di pesantren asuhannya maupun secara online di kanal YouTube-nya.
-
Bagaimana Syekh Bayang belajar Islam? Di masa kecil, Syekh Bayang mendapatkan ajaran agama Islam langsung dari sang ayah. Singkat cerita, sang ayah pun meninggal dunia saat Syekh Bayang sedang menginjak usia remaja. Mau tidak mau, ia berjuang mencari guru dan menimba ilmu sendirian.
-
Siapa KH Buya Syakur? Pada Rabu (17/1) dini hari pukul 02.00, KH Syakur Yasin atau akrab disapa Buya Yasin wafat di usia 75 tahun. Almarhum merupakan pimpinan Pondok Pesantren Candanginggan Indramayu.
-
Mengapa Syarif mengajar ngaji? Meski berada dalam keterbatasan, semangatnya berbagi ilmu agama kepada anak-anak benar-benar menginspirasi. Syarif, menjadi contoh sosok yang kuat menjalani kehidupan meski fisiknya berbeda dari kebanyakan.
-
Bagaimana Syarif mengajarkan ngaji? Cara Syarif mengajar benar-benar sabar. Anak-anak yang sudah meluangkan waktu diharapkan bisa menghafal huruf demi huruf, sehingga saat dewasa sudah bisa membacanya dengan lancar.
-
Apa yang dilakukan guru ini? Pada 2 November 2023, dalam video tersebut, sang guru musik menggambarkan perbedaan drastis antara murid-muridnya yang dapat bersekolah dengan bahagia dan anak-anak Palestina yang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.Gedung sekolah di Palestina telah dihancurkan, guru-serta teman mereka hilang, bahkan keluarga mereka juga tidak selamat dari serangan.
Santri Berguru ke Syria
Sebuah video ceramah yang diunggah di channel Youtube KH Buya Syakur Yasin MA mengisahkan seorang santri dari Baghdad yang ingin meningkatkan ilmu agamanya.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/KH Buya Syakur MA
Sang guru mengatakan bahwa dirinya sudah tidak bisa lagi mengajarkan ilmu yang lebih tinggi dan meminta santrinya untuk menimba ilmu ke seorang syekh yang ada di Syam atau Syria.
“Tuan guru, ada lagi nggak ilmu yang lebih tinggi lagi dari yang Anda miliki? Kata gurunya, sudah kemampuan saya sudah sampai sini kalau kamu ingin yang lebih lagi silakan ke Syam. Di sana ada syekh yang hebat. Silakan kau berguru ke sana,” terang Buya Syakur.
Belajar Tanpa Berbicara
Setelah itu santri tersebut pergi ke Syam dan izin kepada sang mursyid untuk ikut ngaji atau menimba ilmu kepadanya. Sang mursyid mempersilakan. Santri tersebut selalu sholat berjamaah dan setiap usai sholat ia menjumpai semua santri berzikir masing-masing tidak ada percakapan sama sekali.
Situasi itu terjadi berhari-hari, sehingga santri tersebut bertanya kepada mursyid, kapan ia akan memulai belajar agama. Sang mursyid menjawab bahwa setiap hari ia sudah mengaji bersama dengan murid-muridnya. Tapi santri tersebut tak bisa mengikuti.
“Wong tiap hari ngaji. Habis sholat itu ngaji. Akhirnya si guru tadi bertanya kepada muridnya, tadi siang ngaji apa? Ngaji balaghah. Apa yang diterangkan? Bab isti’arah,” jawab Buya Syakur.
Level Percakapan yang di Luar Nalar
Dari kisah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seorang yang memiliki maqam tinggi dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus mengeluarkan suara.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/KH Buya Syakur MA
Buya Syakur mengatakan bahwa seseorang yang sudah mencapai level maqam tertentu sudah tidak perlu lagi menggunakan bahasa formal dan hanya berkomunikasi dengan menggunakan bahasa gelombang.
“Artinya bahwa percakapan antar mereka sudah maqamul buhud itu sudah tidak menggunakan bahasa formal lagi. Sudah bahasanya bahasa gelombang,” lanjut Buya Syakur. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kitab Ha'ula Masyayikhuna sebagian besar menceritakan kisah-kisah para ulama Nusantara.
Baca SelengkapnyaTengah mengikuti aktivitas seperti biasa, dia mendapat kejutan didatangi ibu.
Baca SelengkapnyaKisah Syekh Mutawalli & Caranya Berbakti pada Orang Tua Demi Meraih Surga
Baca SelengkapnyaDalam kegiatan yang dilaksanakan selama Ramadan, para santri difabel tunarungu itu belajar mengaji dengan menggunakan bahasa isyarat.
Baca SelengkapnyaSosoknya benar-benar sabar menjalani kehidupan. Syarif pun tetap semangat mengajar ngaji anak-anak di kampungnya, meski kondisi tubuhnya kekurangan.
Baca SelengkapnyaPengajiannya diikuti berbagai kalangan dan mudah diakses siapapun di kanal YouTube-nya
Baca SelengkapnyaSetelah banyak belajar, Mbah Wahab menjadi salah satu ulama besar yang ikut mendirikan Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaSelain mengajarkan pendidikan Islam, ustaz Yahya juga membagikan sejumlah cerita kisah Nabi dan Rasul kepada anak-anak.
Baca SelengkapnyaDi tengah momen itu, tiba-tiba ada seorang siswa yang justru menghampiri gurunya sambil berkata "orang tua saya tidak ada Bu,".
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan hanya berparas menawan. Namun, santri tersebut nampak fasih saat mengucap hafalan.
Baca Selengkapnya